Sumber gambar: ebook anak
Pertanyaan:
Proses kejadian Sorang insan terjadi karna hubungn intim 2 insan yg menghasilkan sperma ..dr situlah awal terbntuknya manusia.
Jika ad yg bertanya ..gmn dg kejadian nabi Isa yg terlahir tanpa ad nya Sorang ayah..gmn cara jwb yg bnr .🙏
[ _Eva Lathifah_ ]
Jawaban:
Proses penciptaan Nabi Isa Alaihissalam jangan kita samakan dengan penciptaan manusia pada umumnya yang berasal dari percampuran mani karena kalau kita ilhakkan dengan ini maka tidak ditemukan titik tekannya. Penciptaan Nabi Isa Alaihissalam yang terlahir tanpa ayah tanpa percampuran sel telur itu merupakan maha kuasa Allah yang menunjukkan kebesarannya, karena kalau Allah menghendaki dengan mudah Allah memperbuat. Hal ini sebenarnya sudah dikatakan oleh Ibunda Nabi Isa Alaihissalam sebagaimana disinyalir Dalam firman Allah:
Allah SWT berfirman:
قَالَتْ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ وَلَدٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ ؕ قَالَ كَذٰلِكِ اللّٰهُ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ؕ اِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
"Dia (Maryam) berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?" Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 47)
Coba cermati Betul ayat diatas bahwa ibunda nabi Isa Alaihissalam tidak yakin ia bisa mengandung karena secara akal tidak mungkin terjadi karena tidak ada lelaki yang menyentuhnya. Lalu Allah menjelaskan bahwa dalam hal penciptaan kalau Allah menghendaki Allah hanya Berkata "Terjadilah maka terjadilah ia". Atas dasar ini, meskipun secara akal dan teori tidak mungkin terjadi terjadi pembuahan tanpa laki-laki tetapi jika Allah menghendaki tidak ada yang tidak mungkin.
Adapun kaitannya dengan pertanyaan diatas maka bila ada yang bertanya bagaimana mungkin terjadi pembuahan atas kehamilan ibunda nabi Isa Alaihissalam tanpa ayah maka jawablah: Penciptaan Nabi Isa Alaihissalam tanpa ayah Sebagaimana penciptaan Nabi Adam tanpa ayah dan ibu, Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah demikian pula Nabi Isa, lalu dengan tanah itu Allah meniupkan ruh dan dalam proses penciptaan itu Allah cukup berkata:
كن فيكون.
"Jadilah maka terjadilah ia". Hal ini sebagaimana Allah tegaskan Dalam firman-nya:
Allah SWT berfirman:
اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ؕ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
"Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) 'Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 59)
Dengan demikian, proses penciptaan Isa Alaihissalam sebagaimana penciptaan Nabi Adam Alaihissalam tanpa hasil pembuahan tapi dari tanah dan dari tanah itu Allah jadikan seorang anak yang dinamakan janin. Memang secara teori tidak akan diterima Akal penciptaan Nabi Isa Alaihissalam tanpa ayah demikian pula penciptaan Nabi Adam, tetapi Allah ingin menampakkan kekuasaannya dengan menciptakan Nabi Adam tanpa ayah dan ibu, Hawa sama halnya dengan Nabi Adam, dan Nabi Isa Alaihissalam tanpa ayah .
يقول جلا وعلا: إِنَّ مَثَلَ عِيسى عِنْدَ اللَّهِ فِي قُدْرَةِ الله حَيْثُ خَلَقَهُ مِنْ غَيْرِ أَبٍ كَمَثَلِ آدَمَ حيث خَلَقَهُ مِنْ غَيْرِ أَبٍ وَلَا أُمٍّ بَلْ خَلَقَهُ مِنْ تُرابٍ ثُمَّ قالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ فالذي خلق آدم من غير أب، قادر على أن يخلق عِيسَى بِطَرِيقِ الْأَوْلَى وَالْأَحْرَى، وَإِنْ جَازَ ادِّعَاءُ النبوة في عيسى لكونه مَخْلُوقًا مِنْ غَيْرِ أَبٍ، فَجَوَازُ ذَلِكَ فِي آدَمَ بِالطَّرِيقِ الْأَوْلَى، وَمَعْلُومٌ بِالِاتِّفَاقِ أَنَّ ذَلِكَ باطل، فدعواه فِي عِيسَى أَشَدُّ بُطْلَانًا وَأَظْهَرُ فَسَادًا، وَلَكِنَّ الرب جل جلاله أَرَادَ أَنْ يُظْهِرَ قُدْرَتَهُ لِخَلْقِهِ حِينَ خَلَقَ آدَمَ لَا مِنْ ذَكَرٍ وَلَا مِنْ أُنْثَى، وَخَلَقَ حَوَّاءَ مِنْ ذَكَرٍ بِلَا أُنْثَى، وَخَلَقَ عيسى من أثنى بِلَا ذَكَرٍ، كَمَا خَلَقَ بَقِيَّةَ الْبَرِيَّةَ مَنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى، وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى فِي سُورَةِ مَرْيَمَ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ [مَرْيَمَ: 21] وَقَالَ هَاهُنَا: الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ أي هذا هو القول الْحَقُّ فِي عِيسَى الَّذِي لَا مَحِيدَ عَنْهُ وَلَا صَحِيحَ سِوَاهُ، وَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ. ثُمَّ قَالَ تَعَالَى آمِرًا رَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنْ يُبَاهِلَ مَنْ عَانَدَ الْحَقَّ فِي أَمْرِ عِيسَى بَعْدَ ظُهُورِ الْبَيَانِ فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعالَوْا نَدْعُ أَبْناءَنا وَأَبْناءَكُمْ وَنِساءَنا وَنِساءَكُمْ وَأَنْفُسَنا وَأَنْفُسَكُمْ أَيْ نَحْضُرُهُمْ فِي حال المباهلة ثُمَّ نَبْتَهِلْ أي نلتعن فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكاذِبِينَ أَيْ مِنَّا أَوْ مِنْكُمْ.
Allah yang menciptakan Adam tanpa melalui ayah dan ibu, jelas lebih mampu menciptakan Isa. Jika ada jalan untuk mendakwakan Isa sebagai anak Tuhan, mengingat ia diciptakan tanpa melalui seorang ayah, maka terlebih lagi terhadap Adam. Akan tetapi, telah dimaklumi secara sepakat bahwa anggapan seperti itu batil; terlebih lagi jika ditujukan kepada Isa a.s., maka lebih batil dan lebih jelas rusaknya.
Allah Swt. sengaja melakukan demikian dengan maksud untuk menampakkan kekuasaan-Nya kepada makhluk-Nya dengan menciptakan Adam tanpa kedua orang tua, dan menciptakan Hawa dari laki-laki tanpa wanita, serta menciptakan Isa dari wanita tanpa laki-laki, sebagaimana dia menciptakan makhluk lainnya dari jenis jantan dan jenis betina (melalui perkawinan keduanya). Karena itulah dalam surat Maryam Allah Swt. berfirman: "dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia. Sedangkan dalam surat ini Allah Swt. berfirman "Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu. Karena itu, janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Ali Imran: 60)
Yakni inilah pendapat (kisah) yang benar mengenai Isa yang tidak diragukan lagi, sedangkan yang lainnya tidak benar, dan tiada sesudah perkara yang benar melainkan hanya kesesatan belaka.
Selanjutnya Allah Swt. berfirman seraya memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk melakukan mubahalah terhadap orang yang ingkar kepada kebenaran tentang Isa sesudah adanya keterangan, yaitu: "Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, istri-istri kami dan istri-istri kalian, diri kami dan diri kalian. (Ali Imran: 61)
Maksudnya, kita hadirkan mereka semua untuk mubahalah. kemudian marilah kita bermubahalah (Ali Imran: 61)
Yakni berbalas laknat.
supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (Ali Imran: 61)
Yaitu antara kami dan kalian, siapakah yang berhak dilaknat.
[Tafsir Ibnu Katsir II/42]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: