1694. HUKUM MEMULAI SHALAT JAMA'AH TANPA IZIN IMAM RATIB

Sumber gambar: gambarpng.com



Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh izin bertanya lagi yai, tentang imam rawatib, disaat jama'ah dzuhur biasanya imam rowatib 15 menit setelah adzan sudah datang, tp ini sudah 30 menit lebih,si imam rowatib nya belum hadir, Krn sudah lama menunggu, si Muadzin segera qomat, dan kemudian salah satu jamaah( yg di tuakan disana) maju menjadi imam, setelah dapat 1 rokaat si imam rowatib nya datang,? Pertanyaan nya bgaimana hukum sholat berjamaah tsbt, *sah apa tidak* apakah imam pengganti tsbt tidak termasuk mengambil Haq orang, trimakasih🙏🙏
[Aba Zahwa]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada dasarnya memulai shalat jama'ah yang mana pada Masjid tersebut ada imam Ratibnya dan dilakukan selain imam Ratibnya hukumnya Makruh bila ia ada ditempat pelaksanaan shalat jama'ah. Selagi Masjid tersebut bukan masjid Mathruq (masjid bukan mathruq ialah masjid yang dilakukan shalat jama'ah hanya satu kali setiap waktunya kemudian pintunya dikunci). Namun, bila imam Ratibnya tidak hadir pada awal waktu dan dikhawatirkan kehilangan Fadhilah awal Waktu dan tidak dikhawatirkan terjadi fitnah bila digantikan oleh orang lain. Misalnya terjadi perkelahian dan sebagainya dan tidak pula menyakiti perasaan si imam Ratibnya jika ada yang menggantikannya memimpin shalat jama'ah maka disunahkan. Bila tidak demikian maka sunah mengutus seseorang untuk menjemput imam Ratibnya atau mendapatkan izin ia, kecuali ada perasangka ridhonya. Itu semua kalau waktu shalat masih lapang, bila sudah sempit maka harus ada seseorang yang maju sebagai imam dan tidak lagi Dimakruhkan. Sekiranya takut terjadi fitnah dengan diganti orang lain maka hendaknya mereka shalat secara sendiri.

Ketentuan itu menunjukkan bahwa tidak boleh menggantikan kedudukan atau pangkat seseorang dan jangan sampai mengambil hak orang lain. Meskipun dilarang maka shalat jamaahnya sah selagi sesuai ketentuan dan syarat yang berlaku didalam shalat.

Dengan demikian, bila pada Masjid ada imam Ratibnya maka ia paling berhak memimpin shalat jama'ah, bila ia tidak hadir dan para makmum tidak dapat izinnya dan mereka mau mengambil Fadhilah awal Waktu maka tidak mengapa yang lain jadi imam, bila tidak demikian, seperti akan terjadi fitnah maka disunahkan ditunggu sampai ia hadir, selagi Waktu shalat masih lama, kalau sudah sedikit maka tidak dilarang. Sekiranya kalau digantikan akan menimbulkan fitnah semacam permusuhan hendaknya mereka shalat secara sendiri demi menepis fitnah tersebut. Meskipun dilakukan selain imam Ratibnya maka shalat jama'ah sah kalau sesuai syarat dan ketentuan dalam shalat.

Wallahu A'lam 

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Ibarot :

- Kitab Busyrol Kariim Halaman 359, Cet. Al Maktabah As Syamilah Apk :

(والإمام الراتب) بمحل جماعة (أحق من غير الوالي) الذي ولاه.
وإن اختص الغير بنحو فقه وورع .. (فيتقدم أو يقدم) أهلاً للإمامة، ولو لم يحضر الراتب أو لم يأذن ولم يظن رضاه .. سن الإرسال إليه ليحضر، أو يأذن، فإن خيف فوت أول الوقت ولا فتنة ولا تأذ .. أمَّ القوم أحدهم، فإن ضاق الوقت .. جمعوا مطلقاً، وهذا في مسجد غير مطروق، وإلا .. فلا تكره فيه الجماعة مطلقاً

- Kitab Busyrol Kariim Halaman 364, Cet. Al Maktabah As Syamilah Apk :

(وكذا تكره الجماعة) أي: إقامتها (في مسجد له إمام راتب) قبله أو معه أو بعده (وهو غير مطروق)؛ لأن ذلك يورث الطعن في إمامته، ويفرق الناس عليه (إلا إذا) غاب الراتب أول الوقت، و (خُشِيَ) بالبناء للمفعول (فوات فضيلة أول الوقت، ولم يُخش) بالبناء للمفعول (فتنة) ولا تأذى الراتب لو تقدم غيره .. فيسن، كما مر أول الفصل الذي قبل هذا.

- Kitab Tuhfah Al Muhtaaj Juz 2 Halaman 253, Cet. Al Maktabah As Syamilah Apk :

(تَنْبِيهٌ) تُكْرَهُ إقَامَةُ جَمَاعَةٍ بِمَسْجِدٍ غَيْرِ مَطْرُوقٍ لَهُ إمَامٌ رَاتِبٌ بِغَيْرِ إذْنِهِ قَبْلَهُ أَوْ مَعَهُ أَوْ بَعْدَهُ، وَلَوْ غَابَ الرَّاتِبُ اُنْتُظِرَ نَدْبًا ثُمَّ إنْ أَرَادُوا فَضْلَ أَوَّلِ الْوَقْتِ أَمَّ غَيْرُهُ، وَإِنْ لَمْ يُرِيدُوا ذَلِكَ لَمْ يَؤُمَّ غَيْرُهُ إلَّا إنْ خَافُوا فَوْتَ الْوَقْتِ كُلِّهِ وَمَحَلُّ ذَلِكَ حَيْثُ لَا فِتْنَةَ وَإِلَّا صَلَّوْا فُرَادَى مُطْلَقًا.

- Kitab Nihaayah Al Muhtaaj Juz 2 Halaman 141, Cet. Al Maktabah As Syamilah Apk :

وَتُكْرَهُ إقَامَةُ جَمَاعَةٍ بِمَسْجِدٍ غَيْرِ مَطْرُوقٍ لَهُ إمَامٌ رَاتِبٌ مِنْ غَيْرِ إذْنِهِ قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ أَوْ مَعَهُ، فَإِنْ غَابَ الرَّاتِبُ سُنَّ انْتِظَارُهُ، ثُمَّ إنْ أَرَادُوا فَضْلَ أَوَّلِ الْوَقْتِ أَمَّ غَيْرُهُ، وَإِلَّا فَلَا إلَّا إنْ خَافُوا فَوْتَ كُلِّ الْوَقْتِ، وَمَحَلُّ ذَلِكَ حَيْثُ لَا فِتْنَةَ، وَإِلَّا صَلُّوا فُرَادَى مُطْلَقًا

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama