1734. DOA BISA MERUBAH TAKDIR?

Foto: Facebook


Pertanyaan:
Mau tanya para guru
Apakah doa bisa merubah takdir smntara takdir seseorang sudah di tulis 50 ribu tahun sebelum di ciptakan bumi
[Renaldi]

Jawaban:
Budayakan Ucapkan/tuliskan salam sebelum tulis postingan demi menjunjung tinggi nilai norma agama kecuali balasan komentar seseorang.!

Kita tentu sering mendengar baik dari guru, ustad, penceramah dan lain sebagainya bahwa sebelum kita dilahirkan ke muka bumi ini takdir kita sudah ditentukan seperti pada umur berapa seseorang itu meninggal, demikian juga dengan rezeki dan kesudahan kita baik menjadi orang yang celaka ataupun bahagia, sehingga tidak seorang pun dapat merubah itu karena sudah Allah tetapkan di Lauhul Mahfudz.

Kendatipun demikian tak dapat dipungkiri adanya hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yang menyebutkan:

وَعَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: " «لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ» " (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ) . 
Artinya: Dari Salman Al Farisi ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: "Tidak ada yang bisa merubah qodho' (ketetapan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan" (HR. Tirmidzi)

Sudah disinggung di atas bahwa semacam umur sudah Allah tentukan gimana mungkin hadits tersebut menyatakan doa bisa merubah takdir dan amal kebajikan menambah umur padahal umur sudah Allah tentukan?

Syekh Al Mubarak Furi menyebutkan bahwa hadits itu ditakwil bukan dari dzohir, yakni jika yang dikehendaki dengan qodho' adalah apa yang di khawatirkan oleh seorang hamba, yaitu dari turunnya hal yang tidak disukai dan meminta perlindungan darinya, maka ketika bertepatan dengan doa, Allah akan menolak hal yang tidak disukai tersebu darinya.
Maka itu disebut qodho' hanya sebagai majaz berdasarkan apa yang diyakini oleh orang yang meminta perlindungan.
Penjelasannya ada pada sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam dalam masalah ruqiyah : " ruqiyah termasuk ketetapan Allah "
Rasululloh telah memerintahkan untuk berobat dan berdo’a, padahal hal yang telah ditentukan atas manusia telah ada, baik terwujud maupun tidak terwujud.
Ketika sayyidina Umar sampai ke negeri syam, dan dikatakan kepada beliau bahwa di syam terdapat wabah tho'un maka beliau kembali.
Abu Ubaidah berkata : " apakah engkau lari dari qodho' Allah wahai amirul mukmini ?"
Umar : " andai saja yang berkata selainmu wahai Abu Ubaidah ! benar, kita berlari dari qodho' Allah menuju ke qodho' Allah yang lainnya ."
Atau jikalau yang dikehendaki dengan menolak qodho' adalah secara hakekatnya, maka maksudnya adalah ringan dan mudahnya urusan seolah-olah tidak terjadi, dalil penguatnya adalah hadits riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Umar : " sesungguhnya doa bermanfa'at untuk hal yang terjadi maupun yang tidak terjadi ".
waqila : " doa bagaikan tameng, bala' bagaikan anak panah sedangkan qodho' adalah urusan yang samar yang telah ditentukan sejak azali ".

Adapun sabda Nabi "Tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan", maknanya perbuatan baik dan ketaatan, menurut sebagian pendapat memang bertambah secara hakikat berdasarkan firman Allah:

 وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُّعَمَّرٍ وَّلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهٖۤ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ

".... Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah."
(QS. Fatir 35: Ayat 11)

يَمْحُوْا اللّٰهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۚ وَعِنْدَهٗۤ اُمُّ الْكِتٰبِ
yam-hullohu maa yasyaaa-u wa yusbit, wa 'ingdahuuu ummul-kitaab

"Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuz)."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 39)

Penulis Kitab Al Kasyaaf mengungkapkan bahwa umur manusia tidak bisa diperpanjang dan tidak juga diperpendek melainkan memang sudah tertulis pada Lauhul Mahfudz. Dikatakan maknanya bahwa amal kebajikan merupakan sebab dipanjangkan umur sebagaimana doa merupakan sebab menolak bala' (bencana). Tetapi penambahan umur disitu sebagai bentuk majaz (kiasan) karena mustahil ajal bisa bertambah sebagai hakikat.

Di akhir penjabaran beliau, beliau menyebutkan bahwa qodho' mu'alaq bisa dirubah sedangkan qodho' mubram tidak bisa dirubah. Habis keterangannya.

Hematnya doa bisa merubah takdir dan amal kebajikan bisa menambah umur masih bisa dipahami secara dzohir kalau yang dimaksud takdir belum Allah tuliskan di Lauhul Mahfudz tapi masih ada ditangan malaikat atau sudah Allah tuliskan di Lauhul Mahfudz semacam umur sudah Allah tetapkan bisa berubah sesuai apa yang Allah kehendaki. Namun, kalau takdir mubram yaitu takdir memang sudah Allah tentukan di Lauhul Mahfudz sama sekali tidak bisa dirubah meskipun dengan doa atau amal kebajikan.

Wallahu A'lam

Ibarot :

مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح ج ٤ ص ١٥٢٨ المكتبة الشاملة

٢٢٣٣ - (وَعَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ) : بِكَسْرِ الرَّاءِ وَتُسَكَّنُ (قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: " «لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ» ": الْقَضَاءُ: هُوَ الْأَمْرُ الْمُقَدَّرُ، وَتَأْوِيلُ الْحَدِيثِ أَنَّهُ أَرَادَ بِالْقَضَاءِ مَا يَخَافُهُ الْعَبْدُ مِنْ نُزُولِ الْمَكْرُوهِ بِهِ وَيَتَوَقَّاهُ، فَإِذَا وُفِّقَ لِلدُّعَاءِ دَفَعَهُ اللَّهُ عَنْهُ، فَتَسْمِيَتُهُ قَضَاءً مَجَازٌ عَلَى حَسَبِ مَا يَعْتَقِدُهُ الْمُتَوَقِّي عَنْهُ، يُوَضِّحُهُ قَوْلُهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِي الرَّقْيِ: هُوَ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ، وَقَدْ أَمَرَ بِالتَّدَاوِي وَالدُّعَاءِ مَعَ أَنَّ الْمَقْدُورَ كَائِنٌ لِخَفَائِهِ عَلَى النَّاسِ وُجُودًا وَعَدَمًا، وَلَمَّا بَلَغَ عُمَرُ الشَّامَ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ بِهَا طَاعُونًا رَجَعَ، فَقَالَ أَبُو عُبَيْدَةَ أَتَفِرُّ مِنَ الْقَضَاءِ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ! فَقَالَ: لَوْ غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا عُبَيْدَةَ، نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَضَاءِ اللَّهِ إِلَى قَضَاءِ اللَّهِ، أَوْ أَرَادَ بِرَدِّ الْقَضَاءِ إِنْ كَانَ الْمُرَادُ حَقِيقَتَهُ تَهْوِينَهُ وَتَيْسِيرَ الْأَمْرِ، حَتَّى كَأَنَّهُ لَمْ يَنْزِلْ. يُؤَيِّدُهُ قَوْلُهُ فِي الْحَدِيثِ الْآتِي: «الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ» ، وَقِيلَ: الدُّعَاءُ كَالتُّرْسِ، وَالْبَلَاءُ كَالسَّهْمِ، وَالْقَضَاءُ أَمْرٌ مُبْهَمٌ مُقَدَّرٌ فِي الْأَزَلِ " وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ ": بِضَمِّ الْمِيمِ وَتُسَكَّنُ " إِلَّا الْبِرُّ ": بِكَسْرِ الْبَاءِ وَهُوَ الْإِحْسَانُ وَالطَّاعَةُ. قِيلَ: يُزَادُ حَقِيقَةً. قَالَ تَعَالَى: {وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ} [فاطر: ١١] وَقَالَ: {يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ} [الرعد: ٣٩] . 
وَذَكَرَ فِي الْكَشَّافِ أَنَّهُ لَا يَطُولُ عُمْرُ إِنْسَانٍ وَلَا يَقْصُرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ. وَصُورَتُهُ: أَنْ يَكْتُبَ فِي اللَّوْحِ إِنْ لَمْ يَحُجَّ فُلَانٌ أَوْ يَغْزُ فَعُمْرُهُ أَرْبَعُونَ سَنَةً، وَإِنْ حَجَّ وَغَزَا فَعُمْرُهُ سِتُّونَ سَنَةً، فَإِذَا جَمَعَ بَيْنَهُمَا فَبَلَغَ السِتِّينَ فَقَدْ عُمِّرَ، وَإِذَا أَفْرَدَ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يَتَجَاوَزْ بِهِ الْأَرْبَعِينَ فَقَدْ نَقَصَ مِنْ عُمُرِهِ الَّذِي هُوَ الْغَايَةُ وَهُوَ السِتُّونَ، وَذَكَرَ نَحْوَهُ فِي مَعَالِمِ التَّنْزِيلِ، وَقِيلَ: مَعْنَاهُ أَنَّهُ إِذَا بَرَّ لَا يَضِيعُ عُمْرُهُ فَكَأَنَّهُ زَادَ، وَقِيلَ: قَدَّرَ أَعْمَالَ الْبِرِّ سَبَبًا لِطُولِ الْعُمْرِ، كَمَا قَدَّرَ الدُّعَاءَ سَبَبًا لِرَدِّ الْبَلَاءِ، فَالدُّعَاءُ لِلْوَالِدَيْنِ وَبَقِيَّةِ الْأَرْحَامِ يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ، إِمَّا بِمَعْنَى أَنَّهُ يُبَارِكُ لَهُ فِي عُمْرِهِ فَيُيَسِّرُ لَهُ فِي الزَّمَنِ الْقَلِيلِ مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ مَا لَا يَتَيَسَّرُ لِغَيْرِهِ مِنَ الْعَمَلِ الْكَثِيرِ، فَالزِّيَادَةُ مَجَازِيَّةٌ؛ لِأَنَّهُ يَسْتَحِيلُ فِي الْآجَالِ الزِّيَادَةُ الْحَقِيقِيَّةُ. 
قَالَ الطِّيبِيُّ: اعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى إِذَا عَلِمَ أَنَّ زَيْدًا يَمُوتُ سَنَةَ خَمْسِمِائَةٍ اسْتَحَالَ أَنْ يَمُوتَ قَبْلَهَا أَوْ بَعْدَهَا، فَاسْتَحَالَ أَنْ تَكُونَ الْآجَالُ الَّتِي عَلَيْهَا عِلْمُ اللَّهِ تَزِيدُ أَوْ تَنْقُصُ، فَتَعَيَّنَ تَأْوِيلُ الزِّيَادَةِ أَنَّهَا بِالنِّسْبَةِ إِلَى مَلَكِ الْمَوْتِ أَوْ غَيْرِهِ مِمَّنْ وُكِّلَ بِقَبْضِ الْأَرْوَاحِ، وَأَمَرَهُ بِالْقَبْضِ بَعْدَ آجَالٍ مَحْدُودَةٍ، فَإِنَّهُ تَعَالَى بَعْدَ أَنْ يَأْمُرَهُ بِذَلِكَ أَوْ يُثْبِتَ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ يَنْقُصُ مِنْهُ أَوْ يَزِيدُ عَلَى مَا سَبَقَ عِلْمُهُ فِي كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ بِمَعْنَى قَوْلِهِ تَعَالَى: {يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ} [الرعد: ٣٩] وَعَلَى مَا ذُكِرَ يُحْمَلُ قَوْلُهُ - عَزَّ وَجَلَّ -: {ثُمَّ قَضَى أَجَلًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ} [الأنعام: ٢] فَالْإِشَارَةُ بِالْأَجَلِ الْأَوَّلِ إِلَى مَا فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ، وَمَا عِنْدَ مَلَكِ الْمَوْتِ وَأَعْوَانِهِ، وَبِالْأَجَلِ الثَّانِي إِلَى مَا فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ} [الرعد: ٣٩] وَقَوْلُهُ تَعَالَى: {إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ} [يونس: ٤٩] وَالْحَاصِلُ أَنَّ الْقَضَاءَ الْمُعَلَّقَ يَتَغَيَّرُ، وَأَمَّا الْقَضَاءُ الْمُبْرَمُ فَلَا يُبَدَّلُ وَلَا يُغَيَّرُ. 

Baca juga artikel terkait ini pada link dibawah 👇



(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama