1757. SHALAT JAMA'AH BAGI WANITA



Pertanyaan:
Assalamu'alaikum.. maaf yai mau tanya apakah lebih utama jamaah di masjid atau sholat di rumah sendiri.. bagi wanita yg sudah tua...?
[Embun Kinara Asyafa]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Shalat jama'ah bagi wanita lebih utama di rumah karena dengan datangnya di masjid akan menimbulkan fitnah. Dimakruhkan bagi wanita yang masih menimbulkan pesona syahwat menghadiri shalat Jama'ah di masjid meskipun memakai pakaian sehari-hari, demikian pula wanita yang tidak lagi menimbulkan pesona syahwat seperti sudah tua tetapi memakai wewangian. Ini hukumnya makruh dan akan berubah menjadi haram tanpa izin suami atau majikan disertai timbulnya fitnah baik kepadanya atau darinya.

Karena itu, bagi perempuan yang sudah tua boleh menghadiri jama'ah dengan kaum laki-laki dan tidak makruh asal tidak berdandan dan memakai wewangian meskipun yang afdhol shalat perempuan memang dirumahnya. Berbeda dengan yang Masih menimbulkan pesona syahwat seperti masih seger maka dimakruhkan walaupun memakai pakaian sehari-hari.

وخرج بالذكر المرأة فإن الجماعة لها في البيت أفضل منها في المسجد لخبر لا تمنعوا نساءكم المسجد وبيوتهن خير لهن نعم يكره لذوات الهيئات حضور المسجد مع الرجال لما في الصحيحين عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت لو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى ما أحدث النساء لمنعهن المسجد كما منعت نساء بني إسرائيل ولما في ذلك من خوف الفتنة وعبارة شرح م ر ويكره لها أي للمرأة حضور جماعة المسجد إن كانت مشتهاة ولو في ثياب بذلة أو غير مشتهاة وبها شيء من الزينة أو الريح الطيب وللإمام أو نائبه منعهن حينئذ كما له منع من تناول ذا ريح كريه من دخول المسجد ويحرم عليهن بغير إذن ولي أو حليل أو سيد أوهما في أمة متزوجة ومع خشية فتنة منها أو عليها اه
Dikecualikan dari orang lelaki adalah wanita sesungguhnya jamaah baginya dirumah lebih utama ketimbang jamaahnya dimasjid berdasarkan hadits “Janganlah kalian cegah wanita-wanitamu ke masjid namun rumah-rumah mereka lebih utama bagi mereka”.

Namun dimakruhkan bagi wanita yang memiliki ‘tingkah’ menghadiri masjid bersama lelaki berdasarkan hadits dalam shahih bukhori muslim dari ‘Aisyah ra ia berkata “Seandainya Rasulullah SAW melihat yang terjadi pada perkembangan para wanita niscaya beliau mencegah mereka kemasjid sebagaimana dicegahnya wanita-wanita kaum bani Israel karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah didalamnya”.

Dalam redaksi pada kitab Syarh ar-Romli dituturkan “Dan makruh bagi wanita menghadiri jamaah dimasjid bila ia termasuk wanita yang menimbulkan pesona syahwat meskipun dengan memakai pakaian sehari-hari, atau bila ia wanita yang tidak menimbulkan pesona syahwat namun dia berhias atau aroma wewangian dan bagi seorang Imam atau naib (penggantinya) harus bertindak dengan mencegah mereka saat dalam kondisi demikian, sebagaimana baginya melarang masuknya aroma tidak sedap yang memasuki masjid.

Dan haram bagi wanita melakukaanya bila tanpa seizin wali, suami atau majikannya atau seizin suami dan majikannya bila ia sahaya yang telah dinikahkan dan disertai timbulnya fitnah darinya atau kepadanya. 
[Hasyiyah I'aanah at Thoolibiin II/5, Cet. Nurul Ilmi Surabaya]

نعم يكره لذوات الهيئات حضور المسجد مع الرجال لما في الصحيحين عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت لو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى ما أحدث النساء لمنعهن المسجد كما منعت نساء بني إسرائيل ولما في ذلك من خوف الفتنة فصلاة المرأة في بيتها افضل منها في المسجد
Memang benar lah demikian, dimakruhkan bagi perempuan yang masih menawan hadir ke masjid beserta kaum laki-laki berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah Radhiallahu Anha ia berkata “Seandainya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam melihat yang terjadi pada perkembangan para wanita niscaya beliau mencegah mereka kemasjid sebagaimana dicegahnya wanita-wanita kaum bani Israel karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah didalamnya”. Oleh karena itu, Shalat perempuan lebih utama di rumah ketimbang di masjid.
[Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibn Qosim I/193, Cet. Nurul Ilmi Surabaya]

أما الْمَرْأَة أَو الْخُنْثَى فجماعتهما فِي الْبَيْت وَإِن قلت أفضل مِنْهَا فِي الْمَسْجِد وَإِن كثرت بل يكره حُضُور الْمَسَاجِد لذوات الهيئات إِذا خرجن بِإِذن الزَّوْج وَلم تكن فتْنَة وَإِلَّا حرم
Adapun wanita atau banci maka jama'ah keduanya dirumah afdhol meskipun sedikit jamaahnya ketimbang di masjid meskipun banyak jamaahnya bahkan dimakruhkan mereka hadir ke masjid bila mana mereka termasuk mempunyai rupa menawan. Itu semua jika mereka keluar dengan izin suami dan tidak terjadi fitnah dan jika tidak, diharamkan.
[Nihaayah Az Zain Halaman 121, Cet. Pustaka As Salaam Surabaya]

وَالْجَمَاعَة فِي الْمَسْجِد لغير الْمَرْأَة وَمثلهَا الْخُنْثَى أفضل مِنْهَا فِي غير الْمَسْجِد كالبيت وَجَمَاعَة الْمَرْأَة وَالْخُنْثَى فِي الْبَيْت أفضل مِنْهَا فِي الْمَسْجِد لخَبر الصَّحِيحَيْنِ صلوا أَيهَا النَّاس فِي بُيُوتكُمْ فَإِن أفضل الصَّلَاة صَلَاة الْمَرْء فِي بَيته إِلَّا الْمَكْتُوبَة أَي فَهِيَ فِي الْمَسْجِد أفضل لِأَن الْمَسْجِد مُشْتَمل على الشّرف وَإِظْهَار الشعائر وَكَثْرَة الْجَمَاعَة وَيكرهُ لذوات الهيئات حُضُور الْمَسْجِد مَعَ الرِّجَال لما فِي الصَّحِيحَيْنِ عَن عَائِشَة رَضِي الله تَعَالَى عَنْهَا أَنَّهَا قَالَت لَو أَن رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم رأى مَا أحدث النِّسَاء لمنعهن الْمَسْجِد كَمَا منعن نسَاء بني إِسْرَائِيل ولخوف الْفِتْنَة 
أما غَيْرهنَّ فَلَا يكره لَهُنَّ ذَلِك
[Al Iqnaa' Li As Syarbini I/164, Cet. Al Maktabah As Syamilah Apk]

Wallahu A'lamu Bis Shawaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama