Foto: Suara Jogja
Oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi
KAJIAN RAMADHAN (4) : SHALAT TARAWIH SUPER CEPAT BAK PETIR MENYAMBAR
وأما التخفيف المفرط في صلاة التراويح فمن البدع الفاشية لجهل الأئمة وتكاسلهم ، ومقتضى عبارة التحفة أن الانفراد في هذه الحالة أفضل من الجماعة إن علم المأموم أو ظن أن الإمام لا يتم بعض الأركان لم يصح الاقتداء به أصلاً
“Adapun mempercepat shalat Tarawih secara berlebihan, maka itu termasuk bid'ah yang tersebar karena kebodohan imam-imam dan kemalasan mereka.
Dalam kitab At-Tuhfah disebutkan bahwa jika dalam keadaan seperti ini, melakukan shalat sendirian (munfarid) lebih baik daripada mengikuti shalat berjamaah. Jika makmum (orang yang mengikuti shalat) mengetahui atau menduga bahwa imam tidak menyempurnakan beberapa rukun shalat, maka mengikuti shalat dengan imam tersebut tidak sah sama sekali”
[Bughyah Al Mustarsyidiin Halaman 61]
(قوله: كانوا يستريحون لطول قيامهم) يؤخذ من التعليل المذكور أنه ينبغي طول القيام بالقراءة مع الحضور والخشوع، خلافا لما يعتاده كثيرون في زماننا من تخفيفها ويتفاخرون بذلك، قال قطب الإرشاد سيدنا عبد الله بن علوي الحداد في النصائح: وليحذر من التخفيف المفرط الذي يعتاده كثير من الجهلة في صلاتهم للتراويح، حتى ربما يقعون بسببه في الإخلال بشئ من الواجبات مثل ترك الطمأنينة في الركوع والسجود، وترك قراءة الفاتحة على الوجه الذي لا بد منه بسبب العجلة، فيصير أحدهم عند الله لا هو صلى ففاز بالثواب ولا هو ترك فاعترف بالتقصير وسلم من الإعجاب. وهذه وما أشبهها من أعظم مكايد الشيطان لأهل الإيمان، يبطل عمل العامل منهم عمله مع فعله للعمل، فاحذروا من ذلك وتنبهوا له معاشر الإخوان. وإذا صليتم التروايح وغيرها من الصلوات فأتموا القيام والقراءة والركوع والسجود والخشوع والحضور وسائر الأركان والآداب، ولا تجعلوا للشيطان عليكم سلطانا فإنه ليس له سلطان على الذين آمنوا وعلى ربهم يتوكلون فكونوا منهم، إنما سلطانه على الذين يتولونه والذين هم به مشركون فلا تكونوا منهم.اهـ
“(Keterangan Pengarang "Mereka beristirahat karena lama berdiri mereka") Dari alasan tersebut seyogyanya memperlama berdiri sewaktu qiraah (membaca Al Qur'an) beserta hadir (hati) dan khusyu', berbeda dengan kebiasaan yang sudah terjadi zaman kita ini orang-orang pada mempercepat pelaksanaan shalat tarawih dan mereka berbangga mengenai itu. (Sehubungan dengan ini) , Quthbu al-Irsyad sayyidina Abdullah bin Alwi mengatakan di dalam kitab al-Nashaa’ih: ‘Hendaknya seseorang berhati hati dari perilaku meringankan yang melewati batas -yang menjadi kebiasaan kebanyakan orang jahil- dalam melakukan shalat tarawih, sehingga dengan sebab itu mereka seringkali meninggalkan perkara perkara wajib seperti tuma'ninah dalam ruku' dan sujud serta tidak membaca fatihah sebagaimana mestinya dikarenakan cepatnya bacaan. Oleh karenanya, dalam pandangan Allah, mereka belum melakukan shalat sehingga berhak meraih kemenangan dengan pahala dan mereka bukan juga orang yang meninggalkan shalat, sehingga mengakui kekurangannya dan selamat dari 'ujub. (Mereka sudah ditimpa kesialan bertubi tubi, yakni pahala shalat tak diraih, kecerobohan tidak mereka akui, dosa 'ujubpun tak selamat). Perilaku ini dan yang sejenisnya merupakan sebagian dari tipuan tipuan syaithan yang terbesar terhadap ahli iman. Ia membatalkan amalan orang orang yang beramal dari para ahli iman, padahal mereka telah melakukan amal (dengan susah payah). Berhati hatilah kalian dari hal itu dan ingatlah selalu wahai saudara sekalian. Jika kalian shalat tarawih dan shalat shalat lainnya, maka sempurnakanlah berdiri, bacaan, ruku', sujud, khusyu', hudhur, segala rukun dan adab adabnyaDan janganlah kalian menjadikan syaithan sebagai penguasa di atasmu. Sesungguhnya syaithan tidak memiliki kekuasaan diatas orang orang yang beriman dan orang-orang yang bertawakkal kepada Tuhannya. Jadilah kalian termasuk ke dalam golongan mereka. Sesungguhnya kekuasaan syaithan hanyalah di atas orang orang yang menjadikannya berkuasa dan orang orang yang bersekutu dengannya. Janganlah kalian termasuk ke dalam golongan mereka’, habis”
[Hasyiyah I'aanah At Thaalibiin I/265-266]
Berdasarkan keterangan tersebut diatas maka apa yang viral shalat tarawih 20 menit dengan 20/23 raka'at termasuk daripada apa yang keterangan dari Ulama kecam terlebih tidak menyempurnakan rukun shalat seperti tuma'ninah, hendaknya kalau terjadi makmum harus bijak sedikit agar shalat tarawih tersebut sah dan sebaiknya pula kalau tarawih cepat sederhana saja jangan terlalu sampai rukun shalat tidak sempurna karena itu menyebabkan membatalkan shalat. Hanya menyampaikan, jadikan pengajaran, pengetahuan dan perbandingan bukan pertikaian 👏
Wallahu A'lamu Bis Shawaab
Link Asal: