Foto: Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan - AL-KAFI
Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh izin bertanya yai, semisal imam Jum at melakukan kesalahan ( seperti lupa berniat menjadi imam) apakah sholat Jum at tersebut di ulang kembali , Karena waktunya masih luang( longgar) atau di ganti dg sholat Dzuhur??🙏
[Zahwa Zahwa]
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
Apabila Imam shalat Jum'at lupa berniat menjadi imam maka yang tidak sah hanya shalat dirinya sendiri; sedangkan para makmum, bila jama'ah lebih 40 orang termasuk imam tadi maka shalat si makmum sah ketika mereka tidak tahu. Akan tetapi, bila jamaahnya kurang 40 orang atau mereka tahu imamnya tidak berniat menjadi imam maka shalat Jum'at mereka pun tidak sah.
Nah! Ketika shalat Jum'at para Makmum terhitung sah maka tidak ada kewajiban mengulangi dan cukup imam saja iaadah dzuhur, tapi bila shalat Jum'at para makmum terhitung tidak sah sesuai tafsilan diatas maka wajib iaadah Jum'at bila waktu masih cukup melakukan shalat Jum'at dan jika tidak wajib I'adah dzuhur karena statusnya mereka sama saja tidak Jum'at karena Jum'at mereka tidak sah.
جماعة مصحوبة بنية الإمام الإمامة، لأن نية الإمامة في الجمعة واجبة على الإمام لتحصل له الجماعة، فإن لم ينوها بطلت جمعته، وكذا تبطل جمعة المأمومين خلفه إن لم يكن الإمام زائدا على الأربعين، لعدم تمام العدد ببطلان صلاته، فإن كان زائدا على الأربعين لم تبطل جمعتهم، كما لو بان أنه لم ينو أصلا، وأنه محدث، كما مر التنبيه عليه في مبحث القدوة.
“Jamaah disertai dengan niat Imam sebagai imam karena niat sebagai imam wajib pada shalat Jum'at untuk memperoleh berjamaah. Karena itulah bila imam tidak berniat menjadi imam shalat Jum'at nya batal demikian pula shalat Jum'at para makmum dibelakangnya jika diri imam tidak lebih dari 40 orang jama'ah yang ada karena ketiadaan sempurna jumlah jama'ah dengan shalatnya batal. Lain halnya, jika bila jama'ah lebih 40 orang tidak batal shalat Jum'at mereka sebagaimana kasus keliru tidak berniat sama sekali dan dia dalam keadaan hadats Sebagaimana diperingatkan pada pembahasan QUDWAH”
[Hasyiyah I'aanah At Thaalibiin II/55]
وَمِنْ فَوَائِدِ الْوَجْهَيْنِ أَنَّهُ إذَا لَمْ يَنْوِ الْإِمَامَةَ فِي صَلَاةِ الْجُمُعَةِ هَلْ تَصِحُّ جُمُعَتُهُ؟ وَالْأَصَحُّ لَا تَصِحُّ وَبِهِ قَالَ الْقَاضِي حُسَيْنٌ
____________
قَوْلُهُ: (وَالْأَصَحُّ) لَا تَصِحُّ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ أَيْ لَا تَصِحُّ جُمُعَةُ الْإِمَامِ بِغَيْرِ نِيَّةِ الْإِمَامِ. وَكَذَا الْقَوْمُ إنْ عَلِمُوا بِهِ وَإِلَّا فَكَمَا لَوْ بَانَ مُحْدِثًا.
____________
قَوْلُهُ: (وَالْأَصَحُّ لَا تَصِحُّ) أَيْ وَلَكِنْ إذَا كَانَ زَائِدًا عَلَى الْأَرْبَعِينَ وَجَهِلُوا فَجُمُعَتُهُمْ صَحِيحَةٌ. كَمَا لَوْ بَانَ مُحْدِثًا.
“Termasuk faidah dua pendapat tersebut andai tidak berniat sebagai imam pada shalat Jum'at apakah sah Jum'at nya? Berpijak pada pendapat yang paling Shahih tidak sah , ini juga menurut Al Qaadhiy Husain.
________________
(Komentar Syeikh Al Qulyubi) :
Keterangan Pengarang ("Berpijak pada pendapat yang paling Shahih") tidak sah dan itu adalah pendapat yang Mu'tamad, yakni; Tidak sah Jum'at si Imam tanpa berniat sebagai imam, demikian pula Kaum (alias para jama'ah) jika mereka mengetahui keadaan imam dan jika tidak maka seperti keliru imam berhadats
____________
(Komentar Syeikh 'Umairah) :
Keterangan Pengarang ("Berpijak pada pendapat yang paling Shahih tidak sah") yakni: Dan akan tetapi bila lebih dari 40 orang dan mereka tidak tahu keadaan imam maka shalat Jum'at mereka sah sebagaimana kasus keliru Imam berhadats”
[Hasyiyah Al Qulyubi Wa 'Umairah I/282]
Wallahu A'lamu Bis Shawaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)
Link Diskusi:
