Foto: Pngtree
Pertanyaan:
Rabu, 26 Nov 2025
===============
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Apakah menggerakan lidah 👅 membatalkan shalat?
Terimakasih
[+62 823-1713-7563]
Jawaban:
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Lidah termasuk anggota badan yang ringan sebagaimana pelupuk mata, pipi, dzakar dan jemari, anggota tersebut ketika bergerak atau digerakkan walaupun berulang tidak menyebabkan membatalkan shalat hanya saja hukumnya makruh selagi tidak bertujuan main-main dan jika bertujuan main-main shalatnya batal.
لا ) تبطل ( بحركات خفيفة ) وإن كثرت وتوالت بل تكره ( كتحريك ) أصبع أو ( أصابع ) في حك أو سبحة مع قرار كفه ( أو جفن ) أو شفة أو ذكر أو لسان لأنها تابعة لمحالها المستقرة كالأصابع
“Dan tidak batal shalat akibat gerakan-gerakan ringan meskipun banyak dan berulang-ulang namun hukumnya makruh seperti gerakan jari atau jemari saat bertasbih menggunakan alat tasbih dengan syarat telapak tangannya tetap (tidak ikut bergerak) atau gerakan pelupuk mata, bibir, zakar atau lisannya karena kesemuanya masih mengikuti (menempel dengan tidak bergerak) pada tempat pokoknya yang diam dan kokoh seperti halnya jari-jemari”
[Hamisy I'aanah At Thaalibiin I/215-216]
ومحل البطلان بالعمل الكثير إن كان بعضو ثقيل إن كان بعضو خفيف فلابطلان كما لو حرك أصابعه من غير تحريك كفه فى سبحة او حل او عقد أو حرلسانه أو أجفانه أو شفته أو ذكره ولو مرارا متعددة متوالية إذ لا يخل ذلك بهيئة الخشوع والتعظيم، فأشبه الفعل القليل
“Letak membatalkan shalat dengan perbuatan yang banyak adalah jika dilakukan dengan anggota tubuh yang berat. Jika dengan anggota tubuh yang ringan, maka tidak membatalkan shalat seperti jika seseorang menggerakkan jari-jarinya tanpa menggerakkan telapak tangan ketika bertasbih - menggunakan biji tasbih - membuka atau mengikat (sesuatu), atau menggerakkan lidah, kelopak mata, bibir, atau kemaluan — meskipun dilakukan berulang kali secara terus‑menerus, karena hal itu tidak merusak bentuk kekhusyukan dan pengagungan dalam shalat. Maka hal ini serupa dengan perbuatan yang sedikit”
[Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibnu Qasiim I/178]
أو كان خفيفاً كتحريك أصابعه في سبحة أو حل أو عقد مع قرار كفه لا يبطل الصلاة إذا كان بلا قصد لعب، وكتحريك أصابعه تحريك أجفانه أو أذنه أو ذكره أو أخرج لسانه
“Atau Jika (gerakan itu) ringan seperti menggerakkan jari pada tasbih, membuka atau mengikat (sesuatu) sambil telapak tangan tetap diam maka tidak membatalkan shalat jika tidak dimaksudkan sebagai main-main. Begitu pula menggerakkan jari, menggerakkan kelopak mata, telinga, atau kemaluan, atau menjulurkan lidah”
[Kaasyifah As Sajaa Fii Syarh Safiinah An Najaa Halaman 80-81]
NB
Khusus lidah ada pendapat yang mengatakan batal shalat dengan menggerak-gerakkannya bila berpindah dari tempatnya Yaitu seperti sampai keluar dari mulut bila sampai bergerak tiga kali secara berturut-turut. Pendapat ini dianggap Rajih oleh Syeikh Ibnu Hajar Al Haitami dalam kitab Tuhfah, pernyataan ini berbeda pendapat yang beliau tetapkan dalam kitab Syarh Bafadhal (Al Minhaaj Al Qawiim) dan Fathul Jawaad yang menetapkan tidak batal menggerakkan lidah. Syeikh Amin Al Kurdi mengatakan bahwa Yang dzahir keterangan tersebut menunjukkan tidak ada bedanya antara keluar dari mulut atau menggerakkan didalam mulut. Pendapat ini pula dipegangi oleh Imam Ramli dan ayahnya meskipun bergerak yang banyak berbeda menurut Syeikh Al Bulqini. Syeikh Amin Al Kurdi menambahkan bahwa kemungkinan ada perbedaan antara adanya pergerakan dan keluar dari mulut. Kalau adanya gerakan tidak membatalkan shalat secara mutlak , sedangkan bila sudah keluar dari mulut dan pergerakan tiga kali membatalkan, inilah kemungkinan arah pernyataan Syeikh Bulqini.
Karena itulah, Dengan dikaitkan dengan pertanyaan yang diajukan maka disarankan kalau diperlukan menggerakkan lidah ketika shalat jangan sampai lidah itu sampai keluar dari mulut demi menyalahi khilaf Ulama yang mengatakan batal seperti pendapat yang dianggap kuat oleh Syeikh Ibnu Hajar Al Haitami dalam kitab Tuhfah dan Syeikh Al Bulqini dan sekiranya tidak perlu tidak usah melakukannya.
ولذلك بحث أن حركة اللسان إن كانت مع تحويله عن محله أبطل ثلاث منها. قال شيخنا: وهو محتمل.
(قوله: ولذلك بحث) أي ولكون العلة في عدم البطلان بتحريك المذكورات تبعيتها لمحالها المستقرة، بحث بعضهم أنه لو حرك لسانه مع تحويله عن محله ثلاث مرات بطلت صلاته، وذلك لعدم تبعيته حينئذ لمحله.
وقوله: إن كانت أي حركة اللسان.
وقوله: مع تحويله عن محله أي إخراجه عن محله الذي هو الفم.
وقوله: أبطل ثلاث منها أي من الحركات.
(قوله: قال شيخنا) أي في التحفة.
وأما في شرح بأفضل وفتح الجواد فأطلق عدم البطلان.
قال الكردي: وظاهر إطلاقه أنه لا فرق بين أن يخرجه إلى خارج الفم أو يحركه داخله. واعتمده الشهاب الرملي وولده.
قال: وإن كثر، خلافا للبلقيني في الإيعاب للشارح.
يمكن الجمع بالفرق بين مجرد التحريك فلا بطلان به مطلقا، وهو ما قالوه.
وبين إخراجه إلى خارج الفم فتبطل بإخراجه إلى خارج الفم وتحركه ثلاث حركات لفحش حركته حينئذ وعليه يحمل كلام البلقيني.
اه ملخصا بمعناه.
انتهى.
وقوله: وهو أي البحث المذكور، محتمل.
“Berdasarkan hal itu telah dibahas bahwa pergerakan lisan jika beserta berpindah dari tempatnya membatalkan shalat jika tiga kali gerakan. Guru kami berkata: 'Itu adalah yang diandalkan'
(Keterangan Pengarang "Berdasarkan hal itu") Yakni keberadaan alasan tentang ketiadaan batal shalat sebab pergerakan yang disebutkan sebelumnya tetap pada tempatnya. Sebagian Ulama membahas bahwa jika menggerakkan lidahnya beserta berpindah dari tempatnya tiga kali shalatnya batal karena ketiadaan mengikuti tetap pada tempatnya ketika itu.
(Dan Keterangan beliau "Jika ada") Yakni pergerakan lidah.
(Dan keterangan beliau "Beserta berpindah dari tempatnya") Yakni mengeluarkan lidah dari tempatnya Yaitu mulut.
(Dan Keterangan beliau "Membatalkan tiga darinya") Yakni dari tiga gerakan.
(Keterangan Pengarang "Guru kami berkata") yakni dalam kitab Tuhfah, sedangkan dalam kitab Syarh Bafadhal dan Fathul Jawaad maka beliau menunjukkan tidak batal. Al Kurdiy berkata: 'Dzahir ditunjukkan beliau tidak ada perbedaan antara mengeluarkannya dari keluar mulut atau menggerak-gerakkannya dalam mulut, ini juga dipegangi oleh Syihaab Ar Ramli dan anaknya'. Beliau berkata: 'Meskipun banyak berbeda menurut Al Bulqini dalam kitab Al Ii'aab milik Pensyarh. Kemungkinan diambil jalan kompromi dengan perbedaan antara adanya pergerakan maka tidak batal secara mutlak dan itu yang beliau nyatakan dan antara mengeluarkannya lewat keluar mulut maka membatalkan shalat dengan mengeluarkannya lewat keluar mulut dan menggerakkan tiga gerakan karena gerakan yang melampaui batas, begitulah kemungkinan arah pernyataan Al Bulqini, habis pernyataan beliau dengan diringkas artinya. Habis.
(Dan Keterangan beliau "Itulah") Yakni pembahasan yang disebutkan itu adalah pendapat yang Diandalkan”.
[Hasyiyah I'aanah At Thaalibiin I/216]
Wallahu A'lamu Bis Shawaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)
Link Diskusi:
