ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·11 MARET 2017
PERTANYAAN
Assalamu'alaikum buat usatd & ustadzah minta bantuan jawabanx
Islamisasi secara bahasa adalah pengislaman atau menjadikan islam. Jdi islamisasi sains ialah menjadikan islam ilmu pengetahuan dari barat agar dapat aman dikomsumsi oleh kaum muslimin.
Islamisasi sains atau dalam istilahnya yaitu islamisasi ilmu pngetahuan merupakan salah satu dari epistemologi dari filsafat pendidikan islam. Dengan proses islamisasi sains ini maka seluruh ilmu pengetahuan dari barat akan diislamkan atau diberi warna islam ketika masuk dan diadopsi oleh masyarakat muslim.pemfilteran tersebut dengan menggunakan kajian al qur'an dan hadist.
Dengan proses islamisasi ini diharapkan juga ilmu pengetahuan dalam islam akan menjadi berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dan juga diharapkan akan menambah khasanah bagi ilmu pendidikan islam. Karena suatu ilmu tersebut akan berkembang bila diberi konstribusi oleh ilmu yang lain. Dengan adanya proses islamisasi ini diharapkan juga tidak akan terjadi proses ketidak percayaan terhadap agama atau pengkafiran karena ilmu yang dipelajari yang berasal dari daerah barat mempunyai epistemologi dan pemikiran yang berbeda dengan ilmu dari pendidikan islam.
Banyak pemahaman ilmu pengetahuan yang terlanjur tersekulerkan dapat digeser dan diganti dengan pemahaman yang mengacu pada pesan-pesan islam. Manakala proyek islamisasi pengetahuan bener-bener digarap secara serius dan maksimal. Sebagai tidak lanjutkan dari gagasan normatif itu para pemikiran muslim terus berupaya keras untuk merumuskan islamisasi pengetahuan secara teoritis dan konseptual yang didasarkan pada gabungan antara argumentasi rasional dengan petunjuk-petunjuk wahyu
Upaya islamisasi pengetahuan ini memiliki tujuan yang jelas sekali. Yakni secara substansial adalah untuk meluruskan pemikiran-pemikiran orang islam dari penyelewengan-penyelewengan sains modern yang sengaja ditanamkan. Disamping itu islamisasi juga bertujuan untuk mengajak umat islam berfikir mengkaji al Qur'an, karena sebenarnya sumber ilmu atau dasar ilmu tersebut sudah ada dalam al Qur'an. Tetapi ada pandangan mengatakan islamisasi bertujuan menjadikan sains barat menjadi islam.
Islamisasi sains memberikan keuntungan berupa epistemologi islam dan juga akan menjadikan peradaban yang harmonis dan jaya.
Maka islamisasi pengetahuan pesti diupayakan secara maksimal agar dapat mewujudkan fungsi ganda, yakni sebagai penyelamat terhadap islam, khususnya dari penyelewengan-penyelewengan penerapan sains barat, dan sebagai pemberi alternatif tentang cara-cara memperoleh pengetahuan secara dinamis, mencerminkan nilai-nilai ketaqwaan, kreatif dan produktif yang disebut epistemologi islam.
Disamping itu islamisasi pengetahuan juga berfungsi menghindarkan sikap latah dengan meniru sistem barat. Sikap meniru sistem barat itu sungguh berbahaya. Jika jika kita meniru sistem tersebut secara membabi buta tanpa membangun infta struktur konseptual kita sendiri yang kukuh. Maka secara tidak langsung kita telah menjadi sahabat pemberontak intelektual barat yang telah mencemarkan apa yang dinamakan pengetahuan religius.
Jadi pada intinya islamisasi sains merupakan proses transformasi sains dari barat ke dalam islam karena barat dianggap lebih maju dari islam, dengan memakai penyaringan filosofis.
Pertanyaan
1. Bagaimana hukumnya islamisasi ilmu pengetahuan tersebut menurut literatur kitab salaf???
2.apakah semua pengetahuan sains dan pengetahuan yang lain harus kita islamisasikan ???
(Dari: Siti Jennar 3 Maret pukul 10:08)
JAWABAN
HASIL KEPUTUSAN
Bahtsul Masa`il Kubro VIse -Jawa Madura
Majelis Musyawaroh Pondok Pesantren Mahir Arriyadl
Ringinagung– Keling – Kepung – Kediri – Jawa Timur
28-29 Jumadal Ula 1438 H./25-26 Pebruari 2017 M
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN (pp Al-Khozini Sidoarjo)
Deskripsi Masalah
Islamisasi secara bahasa adalah pengislaman atau menjadikan islam. Jadi islamisasi sains ialah menjadikan islam ilmu pengetahuan dari Barat agar dapat dan aman dikonsumsi oleh kaum muslimin
Islamisasi sains atau dalam istilahnya yaitu islamisasi ilmu pengetahuan merupakan salah satu dari epistemologi dari filsafat pendidikan islam. Dengan proses islamisasi sains ini maka seluruh ilmu pengetahuan dari barat akan diislamkan atau diberi warna islam ketika masuk dan diadopsi oleh masyarakat muslim. Pemfilteran tersebut dengan menggunakan kajian al qur’an dan hadist.
Dengan proses islamisasi ini diharapkan juga ilmu pengetahuan dalam islam akan menjadi berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dan juga diharapkan akan menambah khasanah bagi ilmu pendidika=n islam. Karena suatu ilmu tersebut akan berkembang bila diberi kontribusi oleh ilmu yang lain. Dengan adanya proses islamisasi ini diharapkan juga tidak akan terjadi proses ketidakpercayaan terhadap agama atau pengkafiran karena ilmu yang dipelajari yang berasal dari daerah barat mempunyai epistemologi dan pemikiran yang berbeda dengan ilmu dari pendidikan islam
Banyak pemahaman ilmu pengetahuan yang terlanjur tersekulerkan dapat digeser dan diganti dengan pemahaman yang mengacu pada pesan-pesan islam, manakala proyek islamisasi pengetahuan benar-benar digarap secara serius dan maksimal. Sebagai tindak lanjut dari gagasan normatif itu para pemikir muslim terus berupaya keras untuk merumuskan islamisasi pengetahuan secara teoritis dan konseptual yang didasarkan pada gabungan antara argumentasi rasional dengan petunjuk-petunjuk wahyu.
Upaya islamisasi pengetahuan ini memiliki tujuan yang jelas sekali, yakni secara substansial adalah untuk meluruskan pemikiran-pemikiran orang islam dari penyelewengan-penyelewengan sains modern yang sengaja ditanamkan. Disamping itu islamisasi juga bertujuan untuk mengajak umat islam untuk berfikir mengkaji al Qur’an, karena sebanarnya sumber ilmu atau dasar ilmu tersebut sudah ada dalam al Qur’an. Tetapi ada pandangan yang mengatakan islamisasi bertujuan untuk menjadikan sains barat menjadi islam
Islamisasi sains memberikan keuntungan berupa epistemologi islam dan juga akan menjadikan peradaban yang harmonis dan jaya.
Maka islamisasi pengetahuan mesti diupayakan secara maksimal agar dapat mewujudkan fungsi ganda, yakni sebagai penyelamat terhadap umat islam, khususnya dari penyelewengan- penyelewengan penerapan sains barat, dan sebagai pemberi alternatif tentang cara-cara memperoleh pengetahuan secara dinamis, mencerminkan nilai-nilai ketaqwaan, kreatif dan produktif yang disebut epistemologi islam.
Disamping itu islamisasi pengetahuan juga berfungsi menghindarkan sikap latah dengan meniru sistem barat. Sikap meniru sistem barat itu sungguh berbahaya. Jika kita meniru sistem tersebut secara membabi buta tanpa membangun infra struktur konseptual kita sendiri yang kukuh, maka secara tidak langsung kita telah menjadi sahabat pemberontak intelektual barat yang telah mencemarkan apa yang dinamakan pengetahuan religius.
Jadi pada intinya islamisasi sains Merupakan proses transformasi sains dari Barat ke dalam islam karena barat dianggap lebih maju dari islam, dengan memakai penyaringan filosofis.
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya mengfilter ilmu pengetahuan tersebut menurut literatur kitab salaf ?
Menimbang:
islamisasi adalah pengfilteran ilmu sains.
tujuan islamisasi adalah menghilangkan atau mengurangipengingkaran terhadap ajaran
tujuan islamisasi merupakan pembersihan akidah.
Jawaban : hukum islamisasi ilmu sains sebatas kebutuhan adalahfardu kifayah
تحفة المحتاج في شرح المنهاج – (ج 39 / ص 375(
)وَمِنْ فُرُوضِ الْكِفَايَةِ الْقِيَامُ بِإِقَامَةِ الْحُجَجِ ) الْعِلْمِيَّةِ وَالْبَرَاهِينِ الْقَاطِعَةِ فِي الدِّينِ عَلَى إثْبَاتِ الصَّانِعِ سُبْحَانَهُ ، وَمَا يَجِبُ لَهُ مِنْ الصِّفَاتِ وَيَسْتَحِيلُ عَلَيْهِ مِنْهَا وَالنُّبُوَّاتِ وَصِدْقِ الرُّسُلِ وَمَا أُرْسِلُوا بِهِ مِنْ الْأُمُورِ الضَّرُورِيَّةِ وَالنَّظَرِيَّةِ) وَحَلُّ الْمُشْكِلَاتِ فِي الدِّينِ ) لِتَنْدَفِعَ الشُّبُهَاتُ وَتَصْفُوَ الِاعْتِقَادَاتُ عَنْ تَمْوِيهَاتِ الْمُبْتَدِعِينَ وَمُعْضِلَاتِ الْمُلْحِدِينَ وَلَا يَحْصُلُ كَمَالُ ذَلِكَ إلَّا بِإِتْقَانِ قَوَاعِدِ عِلْمِ الْكَلَامِ الْمَبْنِيَّةِ عَلَى الْحُكْمِيَّاتِ وَالْإِلَهِيَّاتِ؛ وَمِنْ ثَمَّ قَالَ الْإِمَامُ لَوْ بَقِيَ النَّاسُ عَلَى مَا كَانُوا عَلَيْهِ فِي صَفْوَةِ الْإِسْلَامِ لَمَا أَوْجَبْنَا التَّشَاغُلَ بِهِ ، وَرُبَّمَا نَهَيْنَا عَنْهُ أَيْ : كَمَا جَاءَ عَنْ الْأَئِمَّةِ كَالشَّافِعِيِّ ، بَلْ جَعَلَهُ أَقْبَحَ مِمَّا عَدَا الشِّرْكَ ، فَأَمَّا الْآنَ وَقَدْ ثَارَتْ الْبِدَعُ وَلَا سَبِيلَ إلَى تَرْكِهَا تَلْتَطِمُ فَلَا بُدَّ مِنْ إعْدَادِ مَا يُدْعَى بِهِ إلَى الْمِلْكِ الْحَقِّ وَتَحِلُّ بِهِ الشُّبْهَةُ ، فَصَارَ الِاشْتِغَالُ بِأَدِلَّةِ الْمَعْقُولِ وَحِلِّ الشُّبْهَةِ مِنْ فُرُوضِ الْكِفَايَاتِ ، وَأَمَّا مَنْ اسْتَرَابَ فِي أَصْلٍ مِنْ أُصُولِ الِاعْتِقَادِ فَيَلْزَمُهُ السَّعْيُ فِي إزَالَتِهِ حَتَّى تَسْتَقِيمَ عَقِيدَتُهُ ا هـ .
وَأَقَرَّهُ فِي الرَّوْضَةِ وَتَبِعَهُ الْغَزَالِيُّ فَقَالَ : الْحَقُّ أَنَّهُ لَا يُطْلَقُ ذَمُّهُ وَلَا مَدْحُهُ فَفِيهِ مَنْفَعَةٌ وَمَضَرَّةٌ ، فَبِاعْتِبَارِ مَنْفَعَتِهِ وَقْتَ الِانْتِفَاعِ حَلَالٌ أَوْ مَنْدُوبٌ أَوْ وَاجِبٌ ، وَبِاعْتِبَارِ مَضَرَّتِهِ وَقْتَ الْإِضْرَارِ حَرَامٌ
إعانة الطالبين – (ج 4 / ص 132)
واعلم أنه يجري على ألسنة العامة جملة من أنواع الكفر من غير أن يعلموا أنها كذلك فيجب على أهل العلم أن يبينوا لهم ذلك لعلهم يجتنبونه إذا علموه لئلا تحبط أعمالهم ويخلدون في أعظم العذاب وأشد العقاب ومعرفة ذلك أمر مهم جدا ذلك لأن من لم يعرف الشر يقع فيهوهو لا يدري وكل شر سببه الجهل وكلخيرسببه العلم فهو النور المبين والجهل بئس القرين داستوفى الكلام على جميع أنواع الردة وبيان المختلف فيه منها والمتفق عليه ابن حجر في كتابه المسمى بالأعلام بقواطع الإسلام فمن أراد الإحاطة بجميع ذلك فعليه بالكتاب المذكور
المنقذ من الضلال ـ موافق للمطبوع – (ج 1 / ص 34(
القول في مذهب التعليم وغائلته
ثم إني لما فرغت من علم الفلسفة وتحصيله وتفهمه وتزييف ما يزيف منه ، علمت أن ذلك أيضاً غير واف بكمال الغرض ، وأن العقل ليس مستقلاً بالإحاطة بجميع المطالب ، ولا كاشفاً للغطاء عن جميع المعضلات ، وكان قد نبغت نابغة التعليمية ، وشاع بني الخلق تحدثهم بمعرفة معنى الأمور من جهة الإمام المعصوم القائم بالحق ، فعنّ لي أن أبحث في مقالاتهم ، لأطّلع على ما في كنانتهم . ثم اتفق أن ورد علي أمر جازم من حضرة الخلافة ، بتصنيف كتاب يكشف عن حقيقة مذهبهم . فلم يسعني مدافعته ، وصار ذلك مستحثاً من خارج ، ضميمة للباعث من الباطن ، فابتدأت بطلب كتبهم وجمع مقالاتهم . وكذلك قد بلغني بعض كلماتهم المستحدثة التي ولدتها خواطر أهل العصر ، لا على المنهاج المعهود من سلفهم . فجمعت تلك الكلمات ، ورتبتها ترتيباً محكماً مقارناً للتحقيق ، واستوفيت الجواب عنها ، حتى أنكر بعض أهل الحق مبالغتي في تقرير حجتهم ، فقال : هذا سعي لهم ، فإنهم كانوا يعجزون عن نصرة مذهبهم بمثل هذه الشبهات لولا تحقيقك لها ، وترتيبك إياها . وهذا الإنكار من وجه حق ، فقد أنكر أحمد بن حنبل على الحارث المحاسبي رحمهما الله تصنيفه في الرد على المعتزلة ، فقال الحارث : الرد على البدعة فرض فقال أحمد : نعم ، ولكن حكيت شبهتهم أولاً ثم أجبت عنها ، فيم تأمن أن يطالع الشبهة من يعلق ذلك بفهمه ، ولا يلتفت إلى الجواب أو ينظر في الجواب ولا يفهم كنه ؟ وما ذكره أحمد بن حنبل حق ، ولكن في شبهة لم تنتشر ولم تشتهر فأما إذا انتشرت ، فالجواب عنها واجب ولا يمكن الجواب عنها إلا بعد الحكاية. نعم ، ينبغي أن لا يتكلف لهم شبهة لم يتكلفوها ، ولم أتكلف أنا ذلك ، بل كنت قد سمعت تلك الشبهة من واحد من أصحابي المختلفين إلي ، بعد أن كان قد التحق بهم ، وانتحل مذهبهم ، وحكى أنهم يضحكون على تصانيف المصنفين في الرد عليهم ، بأنهم لم يفهموا بعد حجتهم ، ثم ذكر تلك الحجة وحكاها عنهم ، فلم أرض لنفسي أن يظن في الغفلة عن اصل حجتهم ، فلذلك أوردتها ، ولا أن يظن بي أني – وإن سمعتها – لم أفهمها ، فلذلك قررتها . والمقصود ، أني قررت شبهتهم إلى أقصى الإمكان ثم أظهرت فسادها بغاية البرهان .
المنقذ من الضلال ـ موافق للمطبوع – (ج 1 / ص 32
والآفة الثانية آفة القبول : فإن من نظر في كتبهم كإخوان الصفا وغيره ، فرأى ما مزجوه بكلامهم من الحكم النبوية ، والكلمات الصوفية ، ربما استحسنها وقبلها ، وحسن اعتقاده فيها ، فيسارع إلى قبول باطلهم الممزوج به لحسن ظنه مما رآه استحسنه ، وذلك نوع استدراج إلى الباطل . ولأجل هذه الآفة يجب الزجر عن مطالعة كتبهم لما فيها من الغدر والخطر . وكما يجب صون من لا يحسن السباحة على مزالق الشطوط ، يجب صون الخلق عن مطالعة تلك الكتب . وكما يجب صون الصبيان عن مس الحيَّات ، يجب صون الأسماع عن مختلط الكلمات ، وكما يجب على المعزّم أن لا يمس الحية بين يدي ولده الطفل ، إذا علم أن سيقتدي به ويظن أنه مثله ، بل يجب عليه أن يحذّره منه ، بأن يحذر هو في نفسه ولا يمسها بين يديه ،فكذلك يجب على العالم الراسخ مثله ، وكما أن المعزّم الحاذق إذا أخذ الحية وميز بني الترياق والسم ، واستخرج منها الترياق وأبطل السم ، فليس له أن يشح بالترياق على المحتاج إليه . وكذا الصراف الناقد البصير إذا أدخل يده في كيس القلاب ، وأخرج منه الإبريز الخالص ، وطرح الزيف والبهرج ، فليس له أن يشح بالجيد المرضي على من يحتاج إليه ، فكذلك العالم . وكما أن المحتاج إلى الترياق ، إذا اشمأزت نفسه منه ، حيث علم أنه مستخرج من الحية التي هي مركز السم وجب تعريفه ، والفقير المضطر إلى المال ، إذا نفر عن قبول الذهب المستخرج من كيس القلاب ، وجب تنبيهه على أن نفرته جهل محض ، هو سبب حرمانه الفائدة التي هي مطلبه ، وتحتم تعريفه أن قرب الجوار بين الزيف والجيد لا يجعل الجيد زيفاً ، كما لا يجعل الزيف جيداً ، فكذلك قرب الجوار بين الحق الباطل ، لا يجعل الحق باطلاً ، كما لا يجعل الباطل حقاً ، فهذا مقدار ما أردنا ذكره من آفة الفلسفة وغائلتها.
السراج الوهاج – (ج 1 / ص 540)
ومن فروض الكفاية القيام بإقامة الحجج هي البراهين القاطعة بوجود الصانع سبحانه وصفاته وإثبات النبوات وما وردت بهوحل المشكلات في الدينوهي الأمور الخفية المدرك وكل من دخلت عليه شبهة وجب عليه السعي في إزالتها
Apakah semua pengetahuan sains dan pengetahuan yang lainnya harus kita islamisasikan?
Jawab: Tidak, akan tetapi sebatas sains yang bersinggungan dengan akidah islam.
Ibarot:
Idem pada sub A.
Sumber:
http://www.kwagean.net/2017/02/hasil-keputusan-bahtsul-masail-kubro-vise-jawa-madura-majelis-musyawaroh-pondok-pesantren-mahir-arriyadl/
PERTANYAAN
Assalamu'alaikum buat usatd & ustadzah minta bantuan jawabanx
Islamisasi secara bahasa adalah pengislaman atau menjadikan islam. Jdi islamisasi sains ialah menjadikan islam ilmu pengetahuan dari barat agar dapat aman dikomsumsi oleh kaum muslimin.
Islamisasi sains atau dalam istilahnya yaitu islamisasi ilmu pngetahuan merupakan salah satu dari epistemologi dari filsafat pendidikan islam. Dengan proses islamisasi sains ini maka seluruh ilmu pengetahuan dari barat akan diislamkan atau diberi warna islam ketika masuk dan diadopsi oleh masyarakat muslim.pemfilteran tersebut dengan menggunakan kajian al qur'an dan hadist.
Dengan proses islamisasi ini diharapkan juga ilmu pengetahuan dalam islam akan menjadi berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dan juga diharapkan akan menambah khasanah bagi ilmu pendidikan islam. Karena suatu ilmu tersebut akan berkembang bila diberi konstribusi oleh ilmu yang lain. Dengan adanya proses islamisasi ini diharapkan juga tidak akan terjadi proses ketidak percayaan terhadap agama atau pengkafiran karena ilmu yang dipelajari yang berasal dari daerah barat mempunyai epistemologi dan pemikiran yang berbeda dengan ilmu dari pendidikan islam.
Banyak pemahaman ilmu pengetahuan yang terlanjur tersekulerkan dapat digeser dan diganti dengan pemahaman yang mengacu pada pesan-pesan islam. Manakala proyek islamisasi pengetahuan bener-bener digarap secara serius dan maksimal. Sebagai tidak lanjutkan dari gagasan normatif itu para pemikiran muslim terus berupaya keras untuk merumuskan islamisasi pengetahuan secara teoritis dan konseptual yang didasarkan pada gabungan antara argumentasi rasional dengan petunjuk-petunjuk wahyu
Upaya islamisasi pengetahuan ini memiliki tujuan yang jelas sekali. Yakni secara substansial adalah untuk meluruskan pemikiran-pemikiran orang islam dari penyelewengan-penyelewengan sains modern yang sengaja ditanamkan. Disamping itu islamisasi juga bertujuan untuk mengajak umat islam berfikir mengkaji al Qur'an, karena sebenarnya sumber ilmu atau dasar ilmu tersebut sudah ada dalam al Qur'an. Tetapi ada pandangan mengatakan islamisasi bertujuan menjadikan sains barat menjadi islam.
Islamisasi sains memberikan keuntungan berupa epistemologi islam dan juga akan menjadikan peradaban yang harmonis dan jaya.
Maka islamisasi pengetahuan pesti diupayakan secara maksimal agar dapat mewujudkan fungsi ganda, yakni sebagai penyelamat terhadap islam, khususnya dari penyelewengan-penyelewengan penerapan sains barat, dan sebagai pemberi alternatif tentang cara-cara memperoleh pengetahuan secara dinamis, mencerminkan nilai-nilai ketaqwaan, kreatif dan produktif yang disebut epistemologi islam.
Disamping itu islamisasi pengetahuan juga berfungsi menghindarkan sikap latah dengan meniru sistem barat. Sikap meniru sistem barat itu sungguh berbahaya. Jika jika kita meniru sistem tersebut secara membabi buta tanpa membangun infta struktur konseptual kita sendiri yang kukuh. Maka secara tidak langsung kita telah menjadi sahabat pemberontak intelektual barat yang telah mencemarkan apa yang dinamakan pengetahuan religius.
Jadi pada intinya islamisasi sains merupakan proses transformasi sains dari barat ke dalam islam karena barat dianggap lebih maju dari islam, dengan memakai penyaringan filosofis.
Pertanyaan
1. Bagaimana hukumnya islamisasi ilmu pengetahuan tersebut menurut literatur kitab salaf???
2.apakah semua pengetahuan sains dan pengetahuan yang lain harus kita islamisasikan ???
(Dari: Siti Jennar 3 Maret pukul 10:08)
JAWABAN
HASIL KEPUTUSAN
Bahtsul Masa`il Kubro VIse -Jawa Madura
Majelis Musyawaroh Pondok Pesantren Mahir Arriyadl
Ringinagung– Keling – Kepung – Kediri – Jawa Timur
28-29 Jumadal Ula 1438 H./25-26 Pebruari 2017 M
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN (pp Al-Khozini Sidoarjo)
Deskripsi Masalah
Islamisasi secara bahasa adalah pengislaman atau menjadikan islam. Jadi islamisasi sains ialah menjadikan islam ilmu pengetahuan dari Barat agar dapat dan aman dikonsumsi oleh kaum muslimin
Islamisasi sains atau dalam istilahnya yaitu islamisasi ilmu pengetahuan merupakan salah satu dari epistemologi dari filsafat pendidikan islam. Dengan proses islamisasi sains ini maka seluruh ilmu pengetahuan dari barat akan diislamkan atau diberi warna islam ketika masuk dan diadopsi oleh masyarakat muslim. Pemfilteran tersebut dengan menggunakan kajian al qur’an dan hadist.
Dengan proses islamisasi ini diharapkan juga ilmu pengetahuan dalam islam akan menjadi berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dan juga diharapkan akan menambah khasanah bagi ilmu pendidika=n islam. Karena suatu ilmu tersebut akan berkembang bila diberi kontribusi oleh ilmu yang lain. Dengan adanya proses islamisasi ini diharapkan juga tidak akan terjadi proses ketidakpercayaan terhadap agama atau pengkafiran karena ilmu yang dipelajari yang berasal dari daerah barat mempunyai epistemologi dan pemikiran yang berbeda dengan ilmu dari pendidikan islam
Banyak pemahaman ilmu pengetahuan yang terlanjur tersekulerkan dapat digeser dan diganti dengan pemahaman yang mengacu pada pesan-pesan islam, manakala proyek islamisasi pengetahuan benar-benar digarap secara serius dan maksimal. Sebagai tindak lanjut dari gagasan normatif itu para pemikir muslim terus berupaya keras untuk merumuskan islamisasi pengetahuan secara teoritis dan konseptual yang didasarkan pada gabungan antara argumentasi rasional dengan petunjuk-petunjuk wahyu.
Upaya islamisasi pengetahuan ini memiliki tujuan yang jelas sekali, yakni secara substansial adalah untuk meluruskan pemikiran-pemikiran orang islam dari penyelewengan-penyelewengan sains modern yang sengaja ditanamkan. Disamping itu islamisasi juga bertujuan untuk mengajak umat islam untuk berfikir mengkaji al Qur’an, karena sebanarnya sumber ilmu atau dasar ilmu tersebut sudah ada dalam al Qur’an. Tetapi ada pandangan yang mengatakan islamisasi bertujuan untuk menjadikan sains barat menjadi islam
Islamisasi sains memberikan keuntungan berupa epistemologi islam dan juga akan menjadikan peradaban yang harmonis dan jaya.
Maka islamisasi pengetahuan mesti diupayakan secara maksimal agar dapat mewujudkan fungsi ganda, yakni sebagai penyelamat terhadap umat islam, khususnya dari penyelewengan- penyelewengan penerapan sains barat, dan sebagai pemberi alternatif tentang cara-cara memperoleh pengetahuan secara dinamis, mencerminkan nilai-nilai ketaqwaan, kreatif dan produktif yang disebut epistemologi islam.
Disamping itu islamisasi pengetahuan juga berfungsi menghindarkan sikap latah dengan meniru sistem barat. Sikap meniru sistem barat itu sungguh berbahaya. Jika kita meniru sistem tersebut secara membabi buta tanpa membangun infra struktur konseptual kita sendiri yang kukuh, maka secara tidak langsung kita telah menjadi sahabat pemberontak intelektual barat yang telah mencemarkan apa yang dinamakan pengetahuan religius.
Jadi pada intinya islamisasi sains Merupakan proses transformasi sains dari Barat ke dalam islam karena barat dianggap lebih maju dari islam, dengan memakai penyaringan filosofis.
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya mengfilter ilmu pengetahuan tersebut menurut literatur kitab salaf ?
Menimbang:
islamisasi adalah pengfilteran ilmu sains.
tujuan islamisasi adalah menghilangkan atau mengurangipengingkaran terhadap ajaran
tujuan islamisasi merupakan pembersihan akidah.
Jawaban : hukum islamisasi ilmu sains sebatas kebutuhan adalahfardu kifayah
تحفة المحتاج في شرح المنهاج – (ج 39 / ص 375(
)وَمِنْ فُرُوضِ الْكِفَايَةِ الْقِيَامُ بِإِقَامَةِ الْحُجَجِ ) الْعِلْمِيَّةِ وَالْبَرَاهِينِ الْقَاطِعَةِ فِي الدِّينِ عَلَى إثْبَاتِ الصَّانِعِ سُبْحَانَهُ ، وَمَا يَجِبُ لَهُ مِنْ الصِّفَاتِ وَيَسْتَحِيلُ عَلَيْهِ مِنْهَا وَالنُّبُوَّاتِ وَصِدْقِ الرُّسُلِ وَمَا أُرْسِلُوا بِهِ مِنْ الْأُمُورِ الضَّرُورِيَّةِ وَالنَّظَرِيَّةِ) وَحَلُّ الْمُشْكِلَاتِ فِي الدِّينِ ) لِتَنْدَفِعَ الشُّبُهَاتُ وَتَصْفُوَ الِاعْتِقَادَاتُ عَنْ تَمْوِيهَاتِ الْمُبْتَدِعِينَ وَمُعْضِلَاتِ الْمُلْحِدِينَ وَلَا يَحْصُلُ كَمَالُ ذَلِكَ إلَّا بِإِتْقَانِ قَوَاعِدِ عِلْمِ الْكَلَامِ الْمَبْنِيَّةِ عَلَى الْحُكْمِيَّاتِ وَالْإِلَهِيَّاتِ؛ وَمِنْ ثَمَّ قَالَ الْإِمَامُ لَوْ بَقِيَ النَّاسُ عَلَى مَا كَانُوا عَلَيْهِ فِي صَفْوَةِ الْإِسْلَامِ لَمَا أَوْجَبْنَا التَّشَاغُلَ بِهِ ، وَرُبَّمَا نَهَيْنَا عَنْهُ أَيْ : كَمَا جَاءَ عَنْ الْأَئِمَّةِ كَالشَّافِعِيِّ ، بَلْ جَعَلَهُ أَقْبَحَ مِمَّا عَدَا الشِّرْكَ ، فَأَمَّا الْآنَ وَقَدْ ثَارَتْ الْبِدَعُ وَلَا سَبِيلَ إلَى تَرْكِهَا تَلْتَطِمُ فَلَا بُدَّ مِنْ إعْدَادِ مَا يُدْعَى بِهِ إلَى الْمِلْكِ الْحَقِّ وَتَحِلُّ بِهِ الشُّبْهَةُ ، فَصَارَ الِاشْتِغَالُ بِأَدِلَّةِ الْمَعْقُولِ وَحِلِّ الشُّبْهَةِ مِنْ فُرُوضِ الْكِفَايَاتِ ، وَأَمَّا مَنْ اسْتَرَابَ فِي أَصْلٍ مِنْ أُصُولِ الِاعْتِقَادِ فَيَلْزَمُهُ السَّعْيُ فِي إزَالَتِهِ حَتَّى تَسْتَقِيمَ عَقِيدَتُهُ ا هـ .
وَأَقَرَّهُ فِي الرَّوْضَةِ وَتَبِعَهُ الْغَزَالِيُّ فَقَالَ : الْحَقُّ أَنَّهُ لَا يُطْلَقُ ذَمُّهُ وَلَا مَدْحُهُ فَفِيهِ مَنْفَعَةٌ وَمَضَرَّةٌ ، فَبِاعْتِبَارِ مَنْفَعَتِهِ وَقْتَ الِانْتِفَاعِ حَلَالٌ أَوْ مَنْدُوبٌ أَوْ وَاجِبٌ ، وَبِاعْتِبَارِ مَضَرَّتِهِ وَقْتَ الْإِضْرَارِ حَرَامٌ
إعانة الطالبين – (ج 4 / ص 132)
واعلم أنه يجري على ألسنة العامة جملة من أنواع الكفر من غير أن يعلموا أنها كذلك فيجب على أهل العلم أن يبينوا لهم ذلك لعلهم يجتنبونه إذا علموه لئلا تحبط أعمالهم ويخلدون في أعظم العذاب وأشد العقاب ومعرفة ذلك أمر مهم جدا ذلك لأن من لم يعرف الشر يقع فيهوهو لا يدري وكل شر سببه الجهل وكلخيرسببه العلم فهو النور المبين والجهل بئس القرين داستوفى الكلام على جميع أنواع الردة وبيان المختلف فيه منها والمتفق عليه ابن حجر في كتابه المسمى بالأعلام بقواطع الإسلام فمن أراد الإحاطة بجميع ذلك فعليه بالكتاب المذكور
المنقذ من الضلال ـ موافق للمطبوع – (ج 1 / ص 34(
القول في مذهب التعليم وغائلته
ثم إني لما فرغت من علم الفلسفة وتحصيله وتفهمه وتزييف ما يزيف منه ، علمت أن ذلك أيضاً غير واف بكمال الغرض ، وأن العقل ليس مستقلاً بالإحاطة بجميع المطالب ، ولا كاشفاً للغطاء عن جميع المعضلات ، وكان قد نبغت نابغة التعليمية ، وشاع بني الخلق تحدثهم بمعرفة معنى الأمور من جهة الإمام المعصوم القائم بالحق ، فعنّ لي أن أبحث في مقالاتهم ، لأطّلع على ما في كنانتهم . ثم اتفق أن ورد علي أمر جازم من حضرة الخلافة ، بتصنيف كتاب يكشف عن حقيقة مذهبهم . فلم يسعني مدافعته ، وصار ذلك مستحثاً من خارج ، ضميمة للباعث من الباطن ، فابتدأت بطلب كتبهم وجمع مقالاتهم . وكذلك قد بلغني بعض كلماتهم المستحدثة التي ولدتها خواطر أهل العصر ، لا على المنهاج المعهود من سلفهم . فجمعت تلك الكلمات ، ورتبتها ترتيباً محكماً مقارناً للتحقيق ، واستوفيت الجواب عنها ، حتى أنكر بعض أهل الحق مبالغتي في تقرير حجتهم ، فقال : هذا سعي لهم ، فإنهم كانوا يعجزون عن نصرة مذهبهم بمثل هذه الشبهات لولا تحقيقك لها ، وترتيبك إياها . وهذا الإنكار من وجه حق ، فقد أنكر أحمد بن حنبل على الحارث المحاسبي رحمهما الله تصنيفه في الرد على المعتزلة ، فقال الحارث : الرد على البدعة فرض فقال أحمد : نعم ، ولكن حكيت شبهتهم أولاً ثم أجبت عنها ، فيم تأمن أن يطالع الشبهة من يعلق ذلك بفهمه ، ولا يلتفت إلى الجواب أو ينظر في الجواب ولا يفهم كنه ؟ وما ذكره أحمد بن حنبل حق ، ولكن في شبهة لم تنتشر ولم تشتهر فأما إذا انتشرت ، فالجواب عنها واجب ولا يمكن الجواب عنها إلا بعد الحكاية. نعم ، ينبغي أن لا يتكلف لهم شبهة لم يتكلفوها ، ولم أتكلف أنا ذلك ، بل كنت قد سمعت تلك الشبهة من واحد من أصحابي المختلفين إلي ، بعد أن كان قد التحق بهم ، وانتحل مذهبهم ، وحكى أنهم يضحكون على تصانيف المصنفين في الرد عليهم ، بأنهم لم يفهموا بعد حجتهم ، ثم ذكر تلك الحجة وحكاها عنهم ، فلم أرض لنفسي أن يظن في الغفلة عن اصل حجتهم ، فلذلك أوردتها ، ولا أن يظن بي أني – وإن سمعتها – لم أفهمها ، فلذلك قررتها . والمقصود ، أني قررت شبهتهم إلى أقصى الإمكان ثم أظهرت فسادها بغاية البرهان .
المنقذ من الضلال ـ موافق للمطبوع – (ج 1 / ص 32
والآفة الثانية آفة القبول : فإن من نظر في كتبهم كإخوان الصفا وغيره ، فرأى ما مزجوه بكلامهم من الحكم النبوية ، والكلمات الصوفية ، ربما استحسنها وقبلها ، وحسن اعتقاده فيها ، فيسارع إلى قبول باطلهم الممزوج به لحسن ظنه مما رآه استحسنه ، وذلك نوع استدراج إلى الباطل . ولأجل هذه الآفة يجب الزجر عن مطالعة كتبهم لما فيها من الغدر والخطر . وكما يجب صون من لا يحسن السباحة على مزالق الشطوط ، يجب صون الخلق عن مطالعة تلك الكتب . وكما يجب صون الصبيان عن مس الحيَّات ، يجب صون الأسماع عن مختلط الكلمات ، وكما يجب على المعزّم أن لا يمس الحية بين يدي ولده الطفل ، إذا علم أن سيقتدي به ويظن أنه مثله ، بل يجب عليه أن يحذّره منه ، بأن يحذر هو في نفسه ولا يمسها بين يديه ،فكذلك يجب على العالم الراسخ مثله ، وكما أن المعزّم الحاذق إذا أخذ الحية وميز بني الترياق والسم ، واستخرج منها الترياق وأبطل السم ، فليس له أن يشح بالترياق على المحتاج إليه . وكذا الصراف الناقد البصير إذا أدخل يده في كيس القلاب ، وأخرج منه الإبريز الخالص ، وطرح الزيف والبهرج ، فليس له أن يشح بالجيد المرضي على من يحتاج إليه ، فكذلك العالم . وكما أن المحتاج إلى الترياق ، إذا اشمأزت نفسه منه ، حيث علم أنه مستخرج من الحية التي هي مركز السم وجب تعريفه ، والفقير المضطر إلى المال ، إذا نفر عن قبول الذهب المستخرج من كيس القلاب ، وجب تنبيهه على أن نفرته جهل محض ، هو سبب حرمانه الفائدة التي هي مطلبه ، وتحتم تعريفه أن قرب الجوار بين الزيف والجيد لا يجعل الجيد زيفاً ، كما لا يجعل الزيف جيداً ، فكذلك قرب الجوار بين الحق الباطل ، لا يجعل الحق باطلاً ، كما لا يجعل الباطل حقاً ، فهذا مقدار ما أردنا ذكره من آفة الفلسفة وغائلتها.
السراج الوهاج – (ج 1 / ص 540)
ومن فروض الكفاية القيام بإقامة الحجج هي البراهين القاطعة بوجود الصانع سبحانه وصفاته وإثبات النبوات وما وردت بهوحل المشكلات في الدينوهي الأمور الخفية المدرك وكل من دخلت عليه شبهة وجب عليه السعي في إزالتها
Apakah semua pengetahuan sains dan pengetahuan yang lainnya harus kita islamisasikan?
Jawab: Tidak, akan tetapi sebatas sains yang bersinggungan dengan akidah islam.
Ibarot:
Idem pada sub A.
Sumber:
http://www.kwagean.net/2017/02/hasil-keputusan-bahtsul-masail-kubro-vise-jawa-madura-majelis-musyawaroh-pondok-pesantren-mahir-arriyadl/
(Dijawab oleh: Qie Bodro Nuyo)
Link Mudzakaroh:
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1253485838032732/
Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0254-islamisasi-ilmu-pengetahuan-menurut-kitab-klasik/1261615173886465/