0348. NAHWU : ISIM TASGHIR

ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·30 OKTOBER 2016

PERTANYAAN  
> Siti Herdianti
Assalamu'alaikum?  Pengen tanya kan dalam elat ada yg d sebut isim tasgir barang kali ada  yg tau  penjlsnnya? Mkasih wassalamu'alaikum 

JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Wa'alaikumussalam

Belajar tashgir
Tashghir  sama halnya dengan Nasab, yang merupakan bagian dari pembahasan Ilmu  Sharaf. Secara bahasa Tashghir berarti mengecilkan, sedangkan menurut  istilah yaitu perubahan bentuk-bentuk kata dengan maksud tertentu.  Hukumnya adalah memberikan baris dhamma di awal huruf, memfathakan huruf  kedua dan menambahkan Ya sakinah setelahnya, huruf Ya tersebut  dinamakan Ya Tashghir (ياء التصغير). Contohnya, (نهر) =sungai, menjadi  (نُهَير)=sungai kecil/danau, dan (قلم)=pulpen, menjadi (قُلَيم). Suatu  kata yang belum dirubah bentuknya ke dalam bentuk tashghir dinamakan  Mushagghar (المصغر).

Tujuan Tashghir
Tashghir  mempunyai tujuan-tujuan khusus, diantaranya adalah. Pertama:  Mengecilkan bentuk dan ukuran dari kata yang akan dikecilkan, contohnya  kata gunung=( جبل) apabila ingin mengecilkan bentuknya maka kata  tersebut hendaklah di beri harakat dhamma pada awal hurufnya dan  memfatha huruf kedua kemudian menambahkan Ya Tashghir setelahnya,  menjadi (جبيل =gunung kecil), contoh lain, kata rumah=( منزل) dirubah  menjadi (منيزل). Kedua: Memandang rendah atau mengabaikan apa yang akan  dikecilkan, contohnya kata penulis=( كاتب) jika ingin merendahkan  seorang penulis maka kata tersebut dirubahn bentuknya menjadi bentuk  tashghir yaitu (كويتب), contoh lain kata penyair=( شاعر) menjadi  (شويعر), laki-laki=( رجل) menjadi (رجيل). Ketiga: Mengurangi jumlah dari  sesuatu yang akan dikecilkan, contohnya, langkah=( خطوة) untuk  mengurangi langkah yang menunjukkan kelambatan dalam berjalan seseorang  maka dirubah bentuknya menjadi (خطيات), contoh lain kata sesuap  makanan=( لقمة) menjadi (لقيمات). Keempat: Menunjukkan dekatnya waktu,  contohnya kata sebelum=( قبل) apabila ingin kedatangan seseorang lebih  awal dan lebih cepat lagi dari waktu yang ditentukan maka dirubah  bentuknya menjadi (قبيل الغروب), contoh lain kata setelah=( بعد) menjadi  (بعيد العصر). Kelima: Menunjukkan lebih dekatnya tempat, contoh kata  dekat=( قرب) jika ingin menunjukkan atau menerangkan Sesutu itu sangat  dekat dan lebih dekat dari suatu tempat, misalnya lebih dekat dari  mesjid maka diubah bentuknya menjadi (قريب المسجد), contoh lain kata di  bawah=( تحت) menjadi (تحيت الشجرة). Keenam: Mengagung-agungkan sesuatu  agar terkesan hebat dan ditakuti, contoh kata bencana=( داهية) jika  ingin membesar-besarkan bencana yang akan menimpa agar orang lebih  berhati-hati atau takut akan bencana tersebut maka dirubah bentuknya  menjadi (دويهية), contoh lain kata pahlawan=( بطل) menjadi (بطيل).  Ketujuh: Sindiran terhadap sesuatu yang akan di tashghirkan atau  menunjukkan dekatnya sesuatu itu dalam diri, contohnya kata anak=( ابن)  jika ingin menunjukkan kedudukan anak dalam diri maka dalam memanggil  atau menyebutnya diubah menjadi (بني), contoh lain kata sahabat=( صاحب)  menjadi (صويحب).

Syarat-syarat Tashghir
Disyarartkan kepada kata yang akan diubah bentuknya menjadi bentuk tashghir adalah sebagai berikut:
Kata  (sesuatu) yang akan ditashghirkan hendaklah mu’rab bukan isim mabni  (lihat dasar-dasar ilmu Nahwu) seperti kata Tanya, kata penunjuk, kata  penyambung, dhamir dan juga Fiíl (baik madhi dan mudhari’). Jika ada  isim mabni yang ditashghirkan itu hanyalah darurat, misalnya kata  penunjuk itu=( ذا) ditashgirkan menjadi (ذيّا) dan fiíl yang menunjukkan  takjub contohnya (ما أحيسنه)=alangkah bagusnya dia, dan (ما أحيلاه  )=alangkah cantiknya ia, kesemuanya adalah darurat dalam  pentashghirannya.
Timbangan kata yang akan di  tashghirkan janganlah sama dengan timbangan tashghir (yg di dhamma huruf  awal dan fatha huruf kedua serta ya tashghir), apabila sama  timbangannya berarti kata tersebut tidak bisa di tashghirkan, contohnya  kata, pirang=( كميت) dan jenis tumbuhan=(دريد), karena timbangannya sama  dengan timbangan tashghir.
Kata tersebut hendaklah  dapat dikecilkan, maka kata-kata seperti Nama-nama Tuhan, Nabi dan  Rasul, malaikat, kullu (semua), Ba’dhu (sebagian), nama-nama bulan,  minggu, (البارحة semalam), (besok الغد), (selain سوى), atau kata yang  menunjukkan banyak, maka kata-kata semacam ini tidak pantas untuk  dikecilkan.
Timbangan-timbangan Tashghir
Tashghir  mempunyai tiga timbangan, yaitu Fuáil (فُعَيل), Fuáiíl (فُعَيعِل) dan  Fuáiíil (فُعَيعيل). Ketiga timbangan ini, ada yang dikhususkan kepada  kata yang terdiri dari tiga huruf yaitu Fuáil, ada yang dikhususkan pada  kata yang terdiri dari empat huruf yaitu Fuaííl dan yang lebih dari  empat huruf yaitu Fuáiíil, yang dapat dirincikan sebagai berikut:
Fu’áil (فُعَيل)
Timbangan  ini dikhususkan pada kata-kata yang terdiri dari tiga huruf, contoh  (سقف =atap/langit-langit, menjadi سُقيف), (ولد =anak laki-laki, menjadi  وُليد), (رجل =seorang pria, menjadi رُجيل). Jika isim Tsulatsi (tiga  huruf) menunjukkan Muannats (feminal) meskipun tidak ada Ta Ta’nis maka  dalam mentashghirkannya haruslah ditambahkan Ta Ta’nis di akhir kata  tersebut, contohnya kata mata=( عين menjadi عيينة), Hindun=( هند menjadi  هنيدة) dan telinga=( أذن menjadi أذينة).Jika kata tersebut diakhiri  dengan Ta Ta’nis maka tidak mempengaruhinya (tidak dihilangkan atau  ditambahkan), contohnya, pohon=( شجرة menjadi شجيرة) dan kerbau=( بقرة  menjadi بقيرة). Apabila huruf keduanya adalah huruf Illat yang merupakan  pengganti dari huruf lain maka dalam mentashghirkannya haruslah  dikembalikan ke asal katanya, contohnya pintu=( باب menjadi بويب), dan  harta=( مال menjadi مويل). Huruf alif pada kedua kata tersebut adalah  pengganti dari Wau karena jamak dari kedua kata tersebut adalah (أبواب)  dan (amwal) yang menunjukkan Wau adalah huruf aslinya. Apabila huruf  kedua dari kata tsulatsi adalah huruf illat asli maka dalam  mentashghirkannya tetaplah menggunakannya, contohnya kata rumah=( بيت  menjadi بييت) dan pedang=( سيف menjadi سييف) karena jamak dari kedua  kata tersebut adalah (أبيات) dan (أسياف).Apabila huruf kedua dari kata  yang akan ditashghirkan tidak diketahui asalnya maka huruf tersebut  diubah menjadi Wau, contohnya (عاج =taring, menjadi عويج) dan (زان  =pezinah, menjadi زوين). Apabila Isim yang aslinya terdiri dari tiga  huruf namun ditambahkan Ta Ta’nis atau Alif Maqshura dan Mamduda ataupun  ditambahkan Alif dan Nun, atau jamak taksir, maka pada saat  mentashghirkannya menggunakan timbangan Fu’ail, contohnya (وردة =mawar,  menjadi وريدة), (سلمى =nama perempuan, menjadi سليمى), (حمراء =merah,  menjadi حميراء), (مرجان =mutiara, menjadi مريجان) dan (أصحاب sahabat,  menjadi أصيحاب).
Fu’ai’il (فُعَيعِل)
Timbanagan  Fu’ai’il ini dikhususkan pada kata-kata yang terdiri dari empat huruf,  contohnya (ملعب =lapangan, menajdi مليعب), (مسجد =mesjid, menjadi مسيجد)  dan (منبر =mimbar, menjadi منيبر). Jika huruf ketiganya adalah huruf  madd (alif, wau dan ya) maka wajib merubahnya menjadi Ya dan  didengungkan dengan Ya Tashghir, contohnya (كتاب =buku, menjadi  كُتَيّب), (رغيف =roti, menjadi رُغَيّف) dan (عمود =tiang, menjadi  عُمَيّد). Jika huruf keduanya adalah Alif tambahan maka diubahnya  menjadi Wau, contohnya (كاتب =penulis, menjadi كويتب) dan (تاجر  =pedagang, menjadi تويجر). Jika huruf keduanya adalah huruf asli baik  Wau maupun Ya, maka dalam pentashghirannya tetaplah seperti semula,  contohnya, (جورب =kaos kaki, menjadi جويرب) dan (ميسر =kemudahan,  menjadi مييسر). Jika huruf keduanya bukan Wau atau Ya yang asli maka  dikembalikan ke asalnya, contohnya (قيمة =puncak, menjadi قويمة) karena  asalanya adalah (قوّم). Jika hurufnya melebihi empat dan huruf  terakhirnya bukanlah huruf Madd, dihilangkan huruf yang terakhir,  contohnya (سفرجل =jenis tumbuhan seperti apel, menjadi سفيرج) dan  (عندليب =jenis burung, menjadi عنيدل). Dan boleh menggantikan huruf yang  dihilangkan dengan huruf Ya sebelum akhirnya, dari kedua contoh tadi  menjadi (سفيريج) dan (عنيديل). Jika huruf kata pada dasarnya adalah  empat huruf namun ditambahkan Ta Ta’nis, Alif dan Nun tambahan,  Tanda-tanda Mutsanna (bentuk dua), jamak muzakkar dan Muannats Salim  atau Ya Nasab, maka dalam mentashghirkannya menggunakan timbangan  Fu’ai’il tanpa menghilangkan huruf tambahannya, contohnya, (مدرسة  =sekolah, menjadi مديرسة), (أربعاء =hari rabu, menjadi أريبعاء), (تاجران  =dua orang pedagang, menjadi تويجران), (كاتبون =banyak penulis lk,  menjadi كويتبون), (تاجرات =banyak pedagang pr, menjadi تويجرات) dan  (عبقري =orang jenius, menjadi عبيقري).
Fu’ai’iiyl (فُعَيعيل)
Timbanagan  ini digunakan untuk isim yang hurufnya melebihi empat huruf dan sebelum  huruf terakhirnya adalah huruf Madd (alif, wau dan ya), Jika huruf  sebelum huruf terakhirnya adalah huruf Ya maka tetap ditashghirkannya,  namun jika huruf sebelum huruf terakhirnya adalah Wau dan Alif maka  diaubahnya menjadi huruf Ya, contohnya, (مصباح =lampu, menjadi مصيبيح),  (عصفور =burung, menajdi عصيفير) dan (قنديل =pelita/lampu, menjadi  قنيديل).

Catatan dan Tambahan
Jika  Isim Tsulatsi (tiga huruf) telah dihapus salah satu dari huruf aslinya  sehingga yang nampak hanyalah dua huruf , maka wajib mengembalikan huruf  yang terhilangkan pada saat mentashghirkannya, contohnya (يد =tangan,  asal katanya يَدْيٌ dan saat ditashghir menjadi يُدَيّة), contoh lain  (أخ =saudara, asal katanya أخَوٌ saat ditashghir أُخيّ).
Pada  saat mentashghir isim yang huruf ketiganya adalah huruf Illat, maka  huruf illat tersebut haruslah diubah menjadi huruf Ya kemudian  didengungkan denga Ya Tashghir, contoh (عصا =tongkat, menjadi عُصيّة)  dan (دلو =ember/timba, menjadi دُليّة).
Jika huruf  sebelum terakhir kata adalah huruf Ya Musyaddadah didahului oleh dua  huruf sebelumnya maka huruf Ya pertama diringankan kemudian didengungkan  dengan Ya Tashghir, contohnya (عَليٌّ =ali, menjadi عُليٌّ) dan (ذَكيّ  =pintar, menjadi ذُكيٌّ). Jika Ya Musyaddadah didahului lebih dari dua  huruf maka dalam pentashghirannya tetap pada lafadznya, contohnya (كرسيّ  =kursi, menjadi كُرَيْسيّ) dan (نحوي =secara nahwu/missal, menjadi  نحيويّ).
Apabila ingin mentashghirkan kata yang terdiri  dari dua kata, maka bagian pertama atau kata yang pertama saja yang  ditashghirkan tanpa kata yang kedua, contohnya (عبد الله =hamba Allah,  menjadi عبيد الله) dan (علم الدين =ilmu agama, menjadi عليم الدين).
Demikian  secara ringkas tentang Tasghir, semoga bermanfaat dan dapat membantu  anda-anda sekalian dalam mempelajari serta mempraktekkannya.
http://belajarshorof2011.blogspot.co.id/.../belajar... 

Komentari

Lebih baru Lebih lama