0522. TENTANG HUKUM KARMA, DOA ORANG YANG TERZHOLIMI, AIR MATA ORANG YANG BERZHOLIMI, DAN ANCAMAN SIKSA BAGI ORANG ZHOLIM

ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·13 APRIL 2017

PERTANYAAN
Assalamu'alaikum..
Mbak/Ms kulo Bade tanglet..
1. Apakah benar ada karma di dunia ini?
2. Apakah benar do'a org yg sakit hati/terdzolimi pasti terkabul kan?
3. Apakah benar air mata org yg d dzolimi akn membebani di dunia dan akn minta pertggung jwbn pada yg org mendzolimi kelak d akhrat?
4. Apa bisa manusia meng HARAM kan manusia?
5. Apakah ada surat yg brisi hukuman bg org" dzolim?
Mohon jwban dan pencerahan nya..
[Ilalang Berkabut]

JAWABAN
Wa'alaikumussalam 

No. 1. ADAKAH HUKUM KARMA DALAM PANDANGAN ISLAM? (Kalau menurut dunia tentu ada berdasarkan keyakinan masing-masing hehe

Masyarakat Hindu beranggapan bahwa hukum karma ini berlaku bagi semua makhluk. Itulah hukum mutlak yang tidak menerima kompromi. Hukum karma akan senantiasa menyertai dan mengintai setiap saat. Karena itu, semua tindakan kita, yang baik maupun yang buruk, ada balasannya. Semua perbuatan buruk yang kita lakukan, harus ada hasil yang akan menimpa kita, dan seluruh perbuatan baik yang kita lakukan, akan dibalas dengan yang semisal

Dalam al-Mausu’ah al-Muyasarah fi al-Adyan wa al-Madzahib wa al-Ahzab al-Mu’ashirah dinyatakanm:
Karma menurut masyarakat India: hukum balasan. Artinya merupakan aturan Tuhan di alam ini, yang dibangun di atas prinsip keadilan semata. Keadilan ini pasti akan terjadi, dan tidak bisa dihindari, baik dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan masa mendatang. Balasan satu fase kehidupan ada pada fase kehidupan yang lain. Dunia menjadi negeri ujian, sebagaimana dunia merupakan negeri balasan
Setiap manusia akan kembali dilahirkan dan mati, selama karma ini melekat pada ruhnya. Jiwannya tidak akan bisa lepas, sampai terbebas dari karma, ketika semua yang diinginkan mencapai puncaknya. Di situlah dia bisa hidup kekal dalam kenikmatan, yang disebut tingkatan nirwana.

Seperti yang kita pahami, agama dan prinsip hidup yang dianut masyarakat Hindu adalah agama berhala. Prinsip mereka dibangun berdasarkan keyakinan yang salah dan khayalan-khayalan kosong. Sementara hukum karma adalah turunan dari aqidah sesat yang mereka yakini dan mereka jadikan sebagai prinsip hidupnya.

Dari keterangan di atas, kita bisa menyimpulkan beberapa hal yang menunjukkan kesesatan keyakinan hukum karma:

Pertama, keyakinan ini adalah aqidah palsu, buatan manusia, sama sekali tidak dibangun berdasarkan dalil wahyu ilahi yang makshum dari kesalahan. Keyakinan ini murni turunan dari aqidah sesat agama berhala.

Kedua, hukum karma dianggap aturan yang berlaku bagi semua makhluk, semua harus tunduk pada aturan ini. Bisa mengatur takdir dan memberikan balasan terhadap semua amal. Padahal ini adalah keyakinan kekafiran. Karena hanya Allah-lah al-Muhaimin (Yang Mutlak mengatur), Dia yang mengatur segala urusan dan Dia-lah yang menghisab perbuatan manusia.

Ketiga, keyakinan ini merupakan bagian dari aqidah yang batil, bisa mengantarkan manusia pada tingkatan ‘bebas’ selamanya. Itulah tujuan hidup tertinggi menurut mereka. Di sisi lain, karma merupakan balasan bagi setiap perbuatan yang dilakukan manusia. Karena itu, orang tidak bisa lepas dari hukum ini, selama karma masih ada.

Alhamdulillah, kaum muslimin, dengan kemurahan Allah, mereka dibimbing dengan ajaran agama yang benar, sehingga tidak butuh keyakinan menyimpang semacam ini. Cukuplah bagi kita, firman Allah di surat Az-Zalzalah:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Siapa yang beramal kebaikan seberat telur semut, Dia mengetahuinya, dan siapa yang mwngamalkan keburukan seberat telur semut, Dia mengetahuinya
(QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Berdasarkan pemaparan diatas maka kesimpulannya adalah HUKUM KARMA bukan berasal dari Islam dan Islam tidak mengenal HUKUM KARMA tersebut karena dalam kehidupan ini Allahlah yang Maha Pengatur kehidpuan hamba-hambanya. Namun dalam Islam bagi orang yang berbuat baik maka ia memperoleh apa yang ia perbuat begitu juga sebaliknya.

Oleh karena itu, jika yang dimaksudkan KARMA adalah balasan yang telah ia lakukan maka dalam Islam dinamakan dengan sunnatullah. Bisa kita beri gambaran masalah KARMA ini seperti seorang Suami yang selingkuh, maka kelak ia akan diselingkuhi dan inilah keyakinan agama Hindu yaitu agama oang yang menyembah berhala dan keyakinan seperti ini sesat karena dia mendahului ketentuan Allah, karena apabila seseorang yang berbuat jahat maka ia akan memperoleh balasannya (akibat dosa yang dilakukannya begitu juga sebaliknya) inilah ajaran Islam, adapun mengenai balasan akibat perbuatan jahat yang disebut dengan hukum KARMA maka menurut hemat saya itu dikembalikan kepada kehendak Allah, jika Allah menghendaki apa yang ia lakukan ia juga mendapat hal yang sama maka itu urusan Allah. Wallahu A'lam

Referensi

جاء في "الموسوعة الميسرة في الأديان والمذاهب والأحزاب المعاصرة
الكارما ( عند الهندوس ) قانون الجزاء ، أي أن نظام الكون إلهي قائم على العدل المحض، هذا العدل الذي سيقع لا محالة إما في الحياة الحاضرة أو في الحياة القادمة ، وجزاء حياةٍ يكون في حياة أخرى ، والأرض هي دار الابتلاء كما أنها دار الجزاء والثواب " انتهى 
وجاء فيها أيضا 
ويظل الإنسان يولد ويموت ما دامت الكارما متعلقة بروحه ولا تطهر نفسه حتى تتخلص من الكارما حيث تنتهي رغباته وعندها يبقى حيًّا خالداً في نعيم النجاة ، وهي مرحلة "النيرفانا" أو الخلاص التي قد تحصل في الدنيا بالتدريب والرياضة أو بالموت " انتهى 
ثانيا 
لا شك أن هذه الديانات الهندية ديانات وثنية ، تشكلت وتكونت وفق اعتقادات باطلة وتصورات محالة متوهمة 
واعتقاد " الكارما " من ضمن تلك الاعتقادات الباطلة التي يعتقدها هؤلاء ويدينون بها 
ونستطيع أن نلخص أسباب القول ببطلان هذا الاعتقاد الفاسد فيما يلي
أولا : أنه اعتقاد مختلق ، ليس قائما على وحي إلهي معصوم ، وإنما مبعثه ديانة وثنية مخترعة
ثانيا : هو نظام يعمل وفق قانون أخلاقي طبيعي قائم بذاته ، مستغن عن الشرع الإلهي ، والعقائد الدينية السماوية 
ثالثا : يزعمون أنه قانون مهيمن مسيطر على كل مخلوق ، يراقب التصرفات ، ويدبر المقادير ، ويجازي على الأعمال ، وهذا كفر صريح ؛ فإن الله هو المهيمن وهو الذي يدبر الأمر وهو الذي يحاسب الناس على أعمالهم 
رابعا : هذا الاعتقاد داخل في منظومة اعتقاداتهم الباطلة التي يريدون أن يصلوا بها إلى مرحلة الخلاص الأبدي بزعمهم ، والذي هو الهدف الأسمى عندهم ، فبما أن الكارما هي عواقب الأفعال التي يقوم بها الأشخاص، فلا خلاص ما دامت الكارما موجودة 
ونحن ولله الحمد مستغنون بدين الله ونعمة الله عن هذه الاعتقادات الباطلة وتلك الملل المخترعة
ويكفينا قول الله تعالى ( فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ )
الزلزلة ٧-٨

No. 2. Doa orang terzholimi

Diantara doa yang mustajab (dikabulkan) adalah doa orang yang terzholimi dan doa orang terzholimi ini tidak ada hijab (maksudnya tidak ada penghalang ia langsung sampai kehadirat Allah dan terkabulkan).
Rasulullah SAW bersabda:

اتق دعوة المظلوم فإنها تصعد إلى السماء كأنها شرارة

“Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang dizalimi. Sesungguhnya doa itu akan naik ke langit amat pantas seumpama api marak ke udara.”(HR.Al-Hakim)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ

Dari Ibnu 'Abbas ra bahwa Nabi saw mengutus Mu'adz ke negeri Yaman lalu bersabda: "Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan Allah tidak ada penghalang-nya".(HR.Bukhari)
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu imam (pemimpin) yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang dizholimi. Doa mereka dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya, lalu Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Demi izzah-Ku, Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu."[HR. AHMAD].

DOA-DOA YANG KUAT DISANGKA IJABAH:

أ - الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَْذَانِ وَالإِْقَامَةِ وَبَعْدَهَا 
ب - الدُّعَاءُ حَال السُّجُودِ 
ج - الدُّعَاءُ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَفْرُوضَةِ
د - حَال الصَّوْمِ وَحَال الإِْفْطَارِ مِنَ الصَّوْمِ : 
هـ - الدُّعَاءُ بَعْدَ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَبَعْدَ خَتْمِهِ 
و - دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ 
ز - الدُّعَاءُ عِنْدَ الْقِتَال فِي سَبِيل اللَّهِ 
ج - حَال اجْتِمَاعِ الْمُسْلِمِينَ فِي مَجَالِسِ الذِّكْرِ : 
ط - دُعَاءُ الْمُؤْمِنِ لأَِخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ 
ي - دَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ وَعَلَيْهِ 
ك - دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُضْطَرِّ وَالْمَكْرُوبِ 
ل - الدُّعَاءُ عِنْدَ نُزُول الْغَيْثِ 
م - دَعْوَةُ الْمَرِيضِ 
ن - حَال أَوْلِيَاءِ اللَّهِ 
س - حَال الْمُجْتَهَدِ فِي الدُّعَاءِ إِذَا وَافَقَ اسْمَ اللَّهِ الأَْعْظَمَ 

1. Doa diantara adzan dan Iqaamah dan setelahnya 
2. Doa dikala sujud
3. Doa setelah shalat lima waktu
4. Doa disaat menjalani puasa dan ketika berbuka
5. Doa setelah membaca alQuran dan menghatamkannya
6. Doanya orang bepergian
7. Doa saat perang sabilillah
8. Doa saat kaum muslimin berkumpul dalam sebuah majlis adz-dzikri
9. Do'a seorang muslim terhadap saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya
10. doa orang tua kepada anaknya
11. Orang yang teraniaya, tertindas dan orang kesusahan
12. Doa saat turun hujan
13. Doa orang sakit
14. Doa saat menjadi kekasih allah
15. Doa saat ia bersungguh-sungguh dengan sebelumnya di dahului penyebutan asma-asma Allah yang Agung.
Almausuu’ah al-Fiqhiyyah 39/225-233  

No. 3. APAKAH AIR MATA ORANG YANG TERANIAYA/TERZHOLIMI DIMINTA PERTANG JAWABAN DIAKHIRAT KELAK?

Air mata dan rasa teraniaya orang yang teraniaya atau orang terdzholimi diperhitungkan oleh Allah dan bagi orang yang mengzholimi tersebut akan menerima balasan yang dirasakan orang yang ia zholimi.

Allah berfirman:

وَلاَ تَحْسَبَنَّ اللّهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ 

“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim.” (QS.Ibrahim:42) 

No. 4. Masih belum jelas maksudnya, namun bila yang dimaksud "MANUSIA MENGHARAMKAN MANUSIA" adalah orang yang menyebut temannya "KAMU ANAK HARAM" dan ucapan semisalnya yang berarti ia menuduh temannya itu haram, tidak dibenarkan bahkan termasuk perbuatan dosa. Karena setiap manusia yang dilahirkan dari Rahim ibunya SUCI, berarti tidak ada manusia itu Haram yang haram perbuatan dosa yang dilakukan orang tuanya misalnya, bukan manusianya.

حَدَّثَنَا حَاجِبُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ
ثُمَّ يَقُولُا أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ
{ فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ }
الْآيَةَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ كِلَاهُمَا عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً وَلَمْ يَذْكُرْ جَمْعَاءَ

"Telah menceritakan kepada kami Habib bin Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az-Zubaidi dari Az-Zuhri, telah mengkhabarkan kepadaku Sa'id bin Al-Musayyab dari Abu Hurairah Ra. Bahwasanya ia berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? ‘ Lalu Abu Hurairah berkata; ‘Apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah yang berbunyi: ‘…tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.’ (QS. Ar Ruum (30): 30).(HR.Muslim no. 2658)

شرح النووي على مسلم - (ج 4 / ص 158-159
باب معنى كل مولود يولد على الفطرة وحكم موت أطفال الكفار وأطفال المسلمين 
2658 حدثنا حاجب بن الوليد حدثنا محمد بن حرب عن الزبيدي عن الزهري أخبرني سعيد بن المسيب عن أبي هريرة أنه كان يقول قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هل تحسون فيها من جدعاء ثم يقول أبو هريرة واقرءوا إن شئتم فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله الآية حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا عبد الأعلى ح وحدثنا عبد بن حميد أخبرنا عبد الرزاق كلاهما عن معمر عن الزهري بهذا الإسناد وقال كما تنتج البهيمة بهيمة ولم يذكر جمعاء
شرح
قوله صلى الله عليه وسلم : ( ما من مولود إلا يولد على الفطرة ، فأبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء ، هل تحسون فيها من جدعاء ؟ ثم يقول أبو هريرة : اقرءوا إن شئتم : فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله الآية وفي رواية : ما من مولود يولد إلا وهو على الملة وفي رواية ليس من مولود يولد إلا على هذه الفطرة حتى يعبر عنه لسانه قالوا : يا رسول الله ، أفرأيت من يموت صغيرا ؟ قال : الله أعلم بما كانوا عاملين وفي رواية : إن الغلام الذي قتله الخضر طبع كافرا ، ولو عاش لأرهق أبويه طغيانا وكفرا وفي حديث عائشة : توفي صبي من الأنصار ، فقالت : طوبى له ، عصفور من عصافير الجنة ، لم يعمل السوء ، ولم يدركه . قال : أو غير ذلك يا عائشة إن الله خلق للجنة أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم ، وخلق للنار أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم . أجمع من يعتد به من علماء المسلمين على أن من مات من أطفال المسلمين فهو من أهل الجنة ; لأنه ليس مكلفا . وتوقف فيه بعض من لا يعتد به لحديث عائشة هذا ، وأجاب العلماء بأنه لعله نهاها عن المسارعة إلى القطع من غير أن يكون عندها دليل قاطع ، كما أنكر على سعد بن أبي وقاص في قوله : أعطه إني لأراه مؤمنا ، قال : " أو مسلما " الحديث . ويحتمل أنه صلى الله عليه وسلم قال هذا قبل أن يعلم أن أطفال المسلمين في الجنة ، فلما علم قال ذلك في قوله صلى الله عليه وسلم : ما من مسلم يموت له ثلاثة من الولد لم يبلغوا الحنث إلا أدخله الله الجنة بفضل رحمته إياهم وغير ذلك من الأحاديث . والله أعلم .
وأما أطفال المشركين ففيهم ثلاثة مذاهب . قال الأكثرون : هم في النار تبعا لآبائهم . وتوقفت طائفة فيهم . والثالث ، وهو الصحيح الذي ذهب إليه المحققون أنهم من أهل الجنة ، ويستدل له بأشياء منها حديث إبراهيم الخليل صلى الله عليه وسلم حين رآه النبي صلى الله عليه وسلم في الجنة ، وحوله أولاد الناس قالوا : يا رسول الله ، وأولاد المشركين ؟ قال : " وأولاد المشركين " رواه البخاري في صحيحه . ومنها قوله تعالى : وما كنا معذبين حتى نبعث رسولا ولا يتوجه على المولود التكليف ويلزمه قول الرسول حتى يبلغ ، وهذا متفق عليه . والله أعلم . 
وأما الفطرة المذكورة في هذه الأحاديث فقال المازري : قيل : هي ما أخذ عليه . في أصلاب آبائهم ، وأن الولادة تقع عليها حتى يحصل التغير بالأبوين . وقيل : هي ما قضي عليه من سعادة أو شقاوة يصير إليها . وقيل : هي ما هيئ له هذا كلام المازري . وقال أبو عبيد : سألت محمد بن الحسن عن هذا الحديث ، فقال : كان هذا في أول الإسلام قبل أن تنزل الفرائض ، وقبل الأمر بالجهاد . وقال أبو عبيد كأنه يعني أنه لو كان يولد على الفطرة ، ثم مات قبل أن يهوده أبواه أو ينصرانه لم يرثهما ، ولم يرثاه ، لأنه مسلم ، وهما كافران ، ولما جاز أن يسيء فلما فرضت الفرائض ، وتقررت السنن على خلاف ذلك علم أنه يولد على دينهما . وقال ابن المبارك : يولد على ما يصير إليه من سعادة أو شقاوة فمن علم الله تعالى أنه يصير مسلما ولد على فطرة الإسلام ، ومن علم أنه يصير كافرا ولد على الكفر . وقيل : معناه كل مولود يولد على معرفة الله تعالى والإقرار به ، فليس أحد يولد إلا وهو يقر بأن له صانعا ، وإن سماه بغير اسمه ، أو عبد معه غيره والأصح أن معناه أن كل مولود يولد متهيئا للإسلام ، فمن كان أبواه أو أحدهما مسلما استمر على الإسلام في أحكام الآخرة والدنيا ، وإن كان أبواه كافرين جرى عليه حكمهما في أحكام الدنيا ، وهذا معنى ( يهودانه وينصرانه ويمجسانه ) ، أي يحكم له بحكمهما ما في الدنيا . فإن بلغ استمر عليه حكم الكفر ودينهما ، فإن كانت سبقت له سعادة أسلم ، وإلا مات على كفره . وإن مات قبل بلوغه فهل هو من أهل الجنة أم النار أم يتوقف فيه ؟ ففيه المذاهب الثلاثة السابقة قريبا . الأصح أنه من أهل الجنة . والجواب عن حديث الله أعلم بما كانوا عاملين أنه ليس فيه تصريح بأنهم في النار ، وحقيقة لفظه : الله أعلم بما كانوا يعملون لو بلغوا ولم يبلغوا إذ التكليف لا يكون إلا بالبلوغ . وأما غلام الخضر فيجب تأويله قطعا لأن أبويه كانا مؤمنين ، فيكون هو مسلما ، فيتأول على أن معناه أن الله أعلم أنه لو بلغ لكان كافرا ، لا أنه كافر في الحال ، ولا يجري عليه في الحال أحكام الكفار . والله أعلم . 
وأما قوله صلى الله عليه وسلم : ( كما تنتج البهيمة بهيمة ) فهو بضم التاء الأولى ، وفتح الثانية ، ورفع البهيمة ، ونصب بهيمة . ومعناه كما تلد البهيمة بهيمة ( جمعاء ) بالمد أي مجتمعة الأعضاء سليمة من نقص ، لا توجد فيها جدعاء بالمد ، وهي مقطوعة الأذن أو غيرها من الأعضاء . ومعناه أن البهيمة تلد البهيمة كاملة الأعضاء لا نقص فيها ، وإنما يحدث فيها الجدع والنقص بعد ولادتها . 

No. 5. Ada banyak ayat dalam alQuran yang menerangkan ancaman bagi orang yang dzolim diantaranya:

- Allah membencinya:

وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ -٥٧-

“Dan Allah tidak menyukai orang zalim.” (Ali Imran 57, 140 dan Asy-Syura 40)

- Allah memusuhinya:

أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ -١٨-

“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim.” (Huud 18)
- Diancam dengan Ancaman neraka:

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ -٢٢-

(Diperintahkan kepada malaikat), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah.” (Ash-Shaffat 22)

وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَباً -١٥-

“Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahannam.” (Al-Jinn 15)

- Allah mengharamkan syafaat baginya pada hari kiamat:

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ -١٨-

“Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang yang zalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya).” (Ghofir 18)

- Ancaman dengan siksa didunia:
فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا -٥٢-

“Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezaliman mereka.” (An-Naml 52)

وَسَكَنتُمْ فِي مَسَـاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُواْ أَنفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ -٤٥-

“Dan kamu telah tinggal di tempat orang yang menzalimi diri sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah Berbuat terhadap mereka.” (Ibrahim 45)

- Sulitnya sakaratul Maut:

وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ -٩٣-

“(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.” (Al-An’am 93)

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً -٢٧-

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.” (Al-Furqon 27)

- Allah Tidak Akan Melupakan Perbuatan Mereka Walau Tidak Langsung Menurunkan Siksaan:

وَلاَ تَحْسَبَنَّ اللّهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأَبْصَارُ -٤٢-

“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah Menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (Ibrahim 42)

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang dzolim. Aamiin Ya Robbal 'Aalamiin.....!

Wallahu A'lamu Bis Showaab

MUSYAWIRIN: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi

Link Mudzakaroh:

Komentari

Lebih baru Lebih lama