ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·8 OKTOBER 2016
PERTANYAAN
> Ãbdûl Ãzïs Ñåbåwï
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
.
Mau brtnya lgi nih
Kan klo air suci mensucikan di cmpur dngan air yg suci tdk mensucikan, mka air'nya jdi suci tdk mensucikan... Tpi klo air suci tdk mensucikan'nya sedikit gmna ustadz ? Ap air yg di campur tdi tetap mnjdi air yg suci tdk mensucikan ?
itu ajha dlu ustadz... Syukran
JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam
Jika oleh sebab pencampuran tersebut mengakibatkan hilangnya kemutlakan air maka dihukumi tidak lagi mensucikan bila perubahannya banyak karena pada dasarnya air tersebut tidak akan disebut dengan sesuatu yang mengikat. Seperti air suci dicampur sesuatu yang suci seperti dicampur dengan teh sehingga menjadi air teh, maka air ini tidak lagi suci mensucikan. Sehingga tidak boleh digunakan bersuci. Berbeda jika perubahan yang terjadi hanya sedikit seperti hanya berbau, seperti berbau susu, teh, kaporit.
KESIMPULAN :
Bila pencampuran air mutlak dengan air yang ghairu muthohir tersebut banyak hingga tidak bisa disebut dengan sesuatu yang mencampurinya seperti air teh, pada asalnya sebelum jadi air teh ia thohir tetapi dengan dicampurnya teh didalamnya hingga air ini tidak bisa disebut selain sesuatu yang mencampurinya seperti air teh tadi maka hukumnya menjadi thohir tetapi ghoiru mutahhir. Air ini memang statusnya suci tetapi pada hakikatnya tidak munsucikan lagi sehingga tidak bisa digunakan bersuci.
~~ Bila pencampuran air ghoiru muthohhir kepada air thohhir itu sedikit sehingga air itu hanya disebut semisal air berbau teh misalnya, berbau susu, kaporit maka hukumnya MUTHL
( قَالَ ) وَإِذَا وَقَعَ فِي الْمَاءِ شَيْءٌ حَلاَلٌ فَغَيَّرَ لَهُ رِيحًا أَوْ طَعْمًا وَلَمْ يَكُنِ الْمَاءُ مُسْتَهْلَكًا فِيهِ فَلاَ بَأْسَ أَنْ يَتَوَضَّأَ بِهِ وَذَلِكَ أَنْ يَقَعَ فِيهِ الْبَانُ أَوْ الْقَطِرَانُ فَيَظْهَرُ رِيحُهُ أَوْ مَا أَشْبَهَهُ وَإِنْ أُخِذَ مَاءٌ فَشِيبَ بِهِ لَبَنٌ أَوْ سَوِيْقٌ أَوْ عَسَلٌ فَصَارَ الْمَاءُ مُسْتَهْلَكًا فِيهِ لَمْ يُتَوَضَّأْ بِهِ ِلانَّ الْمَاءَ مُسْتَهْلَكٌ فِيهِ إنَّمَا يُقَالُ لِهَذَا مَاءُ سَوِيْقٍ وَلَبَنٍ وَعَسَلٍ مَشُوْبٌ اهـ
Al-Umm I/21
فَالْجَوَابُ وَاللهُ الْمُوَفِّقُ لِلصَّوَابِ أَنَّ تَغَيُّرَ اْلمَاءِ بِالْكَدُوْرَاتِ وَنَحْوِهَا مِنَ اْلأَشْيَاءِ الطََّاهِرَةِ لاَ يَسْلُبُ طَهُوْرِيَّتَهُ وَإِنْ تَغَيَّرَ رِيْحُهُ فَيَبْقَى طَاهِرًا مُطَهِّرًا عَلَى اْلأَصْلِ وَإِذَا عُوْلِجَ بِمَا ذُكِرَ فِي السُؤَالِ مِنَ اْلأَدْوِيَّةِ لِتَصْفِيَّتِهِ كَانَ ذَلِكَ نَوْعَ تَرَفُّهٍ ِلأجْلِ التَنْظِيْفِ لاَ ِلأَجْلِ التَّطْهِيْرِ بِشَرْطِ أَنْ تَكُوْنَ تِلْكَ اْلأَدْوِيَةُ غَيْرَ نَجِسَةٍ وَحِيْنَئِذٍ فَيَصِحُّ الْوُضُوْءُ وَسَائِرُ أَنْوَاعِ الطَّهَارَةِ بِالْمَاءِ الْمَذْكُوْرِ قَبْلَ الْمُعَالَجَةِ أَوْ بَعَدَهَا اهـ
Qurratul 'Ain Bi Fatawi Isma'il az-Zain hal. 47
Wallahu A'lamu Bis Showaab.
> Abdullah Al-Jamal
Nyumang ta'bir :
والقسم الثالث طاهر في نفسه غير مطهر لغيره وهو الماء المستعمل في رفع أو إزالة نجس ان لم يتغير ولم يزد وزنه بعد انفصاله عما كان بعد اعتبار ما يتشربه المغسول من الماء والمتغير أي ومن هذا القسم الماء المتغير أحد أوصافه بما أي بشيء خالطه من الطاهرات تغيرا يمنع اطلاق اسم الماء عليه فإنه طاهر غير طهور حسيا كان التغير أو تقديريا كان اختلط بالماء ما يوافقه في صفاته كماء الورد المنقطع الرائحة والماء المستعمل فان لم يمنع اطلاق اسم الماء عليه بأن كان تغيره بالطاهر يسيرا أو بما يوافق الماء في صفاته وقدر مخالفا ولم يغيره فلا يسلب طهوريته فهو مطهر لغيره واحترز بقوله خالطه عن الطاهر المجاور له فإنه باق على طهوريته ولو كان التغير كثيرا وكذا المتغير بمخالط لايستغنى الماء عنه كطين وطحلب وما في مقره وممره والمتغير بطول المكث فإنه طهور
Pembagian yang ketiga adalah suci tapi tidak mensucikan yaitu air musta’mal (air yang telah digunakan) untuk menghilangkan hadast atau najis apabila tidak berubah dan timbangannya tidak bertambah setelah pisahnya air dari air yang menyerap pada sesuatu yang akan dibasuh dan air yang berubah atau dari pembagian ini air yang berubah salah satu sifatnya sebab bercampur dengan sesuatu yang suci sekiranya perubahannya dapat mencegah kemutlakan air sehingga air menjadi suci tapi tidak mensucikan baik perubahan yang nyata atau perkiraan seperti bercampur dengan sesuatu yang sama dengan sifat-sifar air seperti air kembang yang terpisah baunya dan air musta’mal, maka jika kemutlakan air tidak tercegah sekiranya perubahan sebab benda suci itu sedikit atau sebab sesuatu yang sama sifatnya dengan air kemudian air tersebut tidak berubah maka tidak sampai menghilangkan kesucian air tersebut sehingga dapat mensucikan lainnya. Dikecualikan dengan ucapan pengarang (air yang bercampur)adalah air yang berdampingan dengan benda lain sekiranya dapat dibedakan/dipisahkan, maka air tersebut tetap suci dan mensucikan meskipun perubahannya terhitung banyak seperti halnya perubahan sebab sesuatu yang bercampur yang airnya tidak mencukupi seperti tanah liat, ganggang, sesuatu yang ada ditempatnya air dan tempat mengalirnya air serta perubahan sebab lamanya berdiam diri, maka air tersebut suci dan mensucikan.
(Fath al-Qariib al-Mujiib bab Miyaah)
LINK ASAL:
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1117344771646840/
Dokumen fb:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/097-thoharoh-status-air-campuran-thohhir-dengan-ghoiru-muthohhir/1118230864891564/
PERTANYAAN
> Ãbdûl Ãzïs Ñåbåwï
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
.
Mau brtnya lgi nih
Kan klo air suci mensucikan di cmpur dngan air yg suci tdk mensucikan, mka air'nya jdi suci tdk mensucikan... Tpi klo air suci tdk mensucikan'nya sedikit gmna ustadz ? Ap air yg di campur tdi tetap mnjdi air yg suci tdk mensucikan ?
itu ajha dlu ustadz... Syukran
JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam
Jika oleh sebab pencampuran tersebut mengakibatkan hilangnya kemutlakan air maka dihukumi tidak lagi mensucikan bila perubahannya banyak karena pada dasarnya air tersebut tidak akan disebut dengan sesuatu yang mengikat. Seperti air suci dicampur sesuatu yang suci seperti dicampur dengan teh sehingga menjadi air teh, maka air ini tidak lagi suci mensucikan. Sehingga tidak boleh digunakan bersuci. Berbeda jika perubahan yang terjadi hanya sedikit seperti hanya berbau, seperti berbau susu, teh, kaporit.
KESIMPULAN :
Bila pencampuran air mutlak dengan air yang ghairu muthohir tersebut banyak hingga tidak bisa disebut dengan sesuatu yang mencampurinya seperti air teh, pada asalnya sebelum jadi air teh ia thohir tetapi dengan dicampurnya teh didalamnya hingga air ini tidak bisa disebut selain sesuatu yang mencampurinya seperti air teh tadi maka hukumnya menjadi thohir tetapi ghoiru mutahhir. Air ini memang statusnya suci tetapi pada hakikatnya tidak munsucikan lagi sehingga tidak bisa digunakan bersuci.
~~ Bila pencampuran air ghoiru muthohhir kepada air thohhir itu sedikit sehingga air itu hanya disebut semisal air berbau teh misalnya, berbau susu, kaporit maka hukumnya MUTHL
( قَالَ ) وَإِذَا وَقَعَ فِي الْمَاءِ شَيْءٌ حَلاَلٌ فَغَيَّرَ لَهُ رِيحًا أَوْ طَعْمًا وَلَمْ يَكُنِ الْمَاءُ مُسْتَهْلَكًا فِيهِ فَلاَ بَأْسَ أَنْ يَتَوَضَّأَ بِهِ وَذَلِكَ أَنْ يَقَعَ فِيهِ الْبَانُ أَوْ الْقَطِرَانُ فَيَظْهَرُ رِيحُهُ أَوْ مَا أَشْبَهَهُ وَإِنْ أُخِذَ مَاءٌ فَشِيبَ بِهِ لَبَنٌ أَوْ سَوِيْقٌ أَوْ عَسَلٌ فَصَارَ الْمَاءُ مُسْتَهْلَكًا فِيهِ لَمْ يُتَوَضَّأْ بِهِ ِلانَّ الْمَاءَ مُسْتَهْلَكٌ فِيهِ إنَّمَا يُقَالُ لِهَذَا مَاءُ سَوِيْقٍ وَلَبَنٍ وَعَسَلٍ مَشُوْبٌ اهـ
Al-Umm I/21
فَالْجَوَابُ وَاللهُ الْمُوَفِّقُ لِلصَّوَابِ أَنَّ تَغَيُّرَ اْلمَاءِ بِالْكَدُوْرَاتِ وَنَحْوِهَا مِنَ اْلأَشْيَاءِ الطََّاهِرَةِ لاَ يَسْلُبُ طَهُوْرِيَّتَهُ وَإِنْ تَغَيَّرَ رِيْحُهُ فَيَبْقَى طَاهِرًا مُطَهِّرًا عَلَى اْلأَصْلِ وَإِذَا عُوْلِجَ بِمَا ذُكِرَ فِي السُؤَالِ مِنَ اْلأَدْوِيَّةِ لِتَصْفِيَّتِهِ كَانَ ذَلِكَ نَوْعَ تَرَفُّهٍ ِلأجْلِ التَنْظِيْفِ لاَ ِلأَجْلِ التَّطْهِيْرِ بِشَرْطِ أَنْ تَكُوْنَ تِلْكَ اْلأَدْوِيَةُ غَيْرَ نَجِسَةٍ وَحِيْنَئِذٍ فَيَصِحُّ الْوُضُوْءُ وَسَائِرُ أَنْوَاعِ الطَّهَارَةِ بِالْمَاءِ الْمَذْكُوْرِ قَبْلَ الْمُعَالَجَةِ أَوْ بَعَدَهَا اهـ
Qurratul 'Ain Bi Fatawi Isma'il az-Zain hal. 47
Wallahu A'lamu Bis Showaab.
> Abdullah Al-Jamal
Nyumang ta'bir :
والقسم الثالث طاهر في نفسه غير مطهر لغيره وهو الماء المستعمل في رفع أو إزالة نجس ان لم يتغير ولم يزد وزنه بعد انفصاله عما كان بعد اعتبار ما يتشربه المغسول من الماء والمتغير أي ومن هذا القسم الماء المتغير أحد أوصافه بما أي بشيء خالطه من الطاهرات تغيرا يمنع اطلاق اسم الماء عليه فإنه طاهر غير طهور حسيا كان التغير أو تقديريا كان اختلط بالماء ما يوافقه في صفاته كماء الورد المنقطع الرائحة والماء المستعمل فان لم يمنع اطلاق اسم الماء عليه بأن كان تغيره بالطاهر يسيرا أو بما يوافق الماء في صفاته وقدر مخالفا ولم يغيره فلا يسلب طهوريته فهو مطهر لغيره واحترز بقوله خالطه عن الطاهر المجاور له فإنه باق على طهوريته ولو كان التغير كثيرا وكذا المتغير بمخالط لايستغنى الماء عنه كطين وطحلب وما في مقره وممره والمتغير بطول المكث فإنه طهور
Pembagian yang ketiga adalah suci tapi tidak mensucikan yaitu air musta’mal (air yang telah digunakan) untuk menghilangkan hadast atau najis apabila tidak berubah dan timbangannya tidak bertambah setelah pisahnya air dari air yang menyerap pada sesuatu yang akan dibasuh dan air yang berubah atau dari pembagian ini air yang berubah salah satu sifatnya sebab bercampur dengan sesuatu yang suci sekiranya perubahannya dapat mencegah kemutlakan air sehingga air menjadi suci tapi tidak mensucikan baik perubahan yang nyata atau perkiraan seperti bercampur dengan sesuatu yang sama dengan sifat-sifar air seperti air kembang yang terpisah baunya dan air musta’mal, maka jika kemutlakan air tidak tercegah sekiranya perubahan sebab benda suci itu sedikit atau sebab sesuatu yang sama sifatnya dengan air kemudian air tersebut tidak berubah maka tidak sampai menghilangkan kesucian air tersebut sehingga dapat mensucikan lainnya. Dikecualikan dengan ucapan pengarang (air yang bercampur)adalah air yang berdampingan dengan benda lain sekiranya dapat dibedakan/dipisahkan, maka air tersebut tetap suci dan mensucikan meskipun perubahannya terhitung banyak seperti halnya perubahan sebab sesuatu yang bercampur yang airnya tidak mencukupi seperti tanah liat, ganggang, sesuatu yang ada ditempatnya air dan tempat mengalirnya air serta perubahan sebab lamanya berdiam diri, maka air tersebut suci dan mensucikan.
(Fath al-Qariib al-Mujiib bab Miyaah)
LINK ASAL:
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1117344771646840/
Dokumen fb:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/097-thoharoh-status-air-campuran-thohhir-dengan-ghoiru-muthohhir/1118230864891564/