0760. HUKUM AYAH BIOLOGIS MENIKAHI ANAK ZINANYA SEMENTARA DIA SUDAH MENIKAHI IBU ANAK ZINA

Pertanyaan:
Assalamualaikum..
Saya mau bertanya,kn klau wanita yg hamil di luar nikah,dan anaknya perempuan maka ayahnya boleh menikahi anaknya,lalu bagaimana klau si wanita/ibunya menikah dengan si pria/nya, apakah si ayah masih bisa menikahi anaknya🙏,..
[Lusi Al-Hasyim]

Jawaban:
Walaikumussalam

Pada dasarnya, dalam Madzhab Syafi'i ayah biologis boleh menikahi anak zinanya sebab menurut Madzhab Syafi'i anak zina tidak ditetapkan hukum nasab dan hak waris makanya diperbolehkan bagi ayah biologisnya menikahinya, meskipun boleh tetapi dihukumi makruh demi keluar dari perbedaan pendapat yang tidak membolehkan seperti pendapat kalangan Hanafiyah dan Hanabilah.

Meskipun demikian, jikalau ayah biologisnya sudah menikahi ibunya maka tidak boleh sebab diantara wanita yang haram dinikahi adalah anak istri. Walhasil kalau ibu anak zina sudah dinikahi maka bapak biologisnya berstaus sebagai bapak tiri anak zina. Jadi, bila sudah menikahi ibu anak zina maka tidak boleh menikahi anaknya, semoga dapat dipahami.

قُلْت: وَالْمَخْلُوقَةُ مِنْ) مَاءِ (زِنَاهُ تَحِلُّ لَهُ) لِأَنَّهَا أَجْنَبِيَّةٌ عَنْهُ، إذْ لَا يَثْبُتُ لَهَا تَوَارُثٌ وَلَا غَيْرُهُ مِنْ أَحْكَامِ النَّسَبِ، وَإِنْ أَخْبَرَهُ صَادِقٌ كَعِيسَى - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَقْتَ نُزُولِهِ بِأَنَّهَا مِنْ مَائِهِ لِأَنَّ الشَّرْعَ قَطَعَ نَسَبَهَا عَنْهُ فَلَا نَظَرَ لِكَوْنِهَا مِنْ مَاءِ سِفَاحٍ، نَعَمْ يُكْرَهُ لَهُ نِكَاحُهَا خُرُوجًا مِنْ الْخِلَافِ
[Nihaayah al Muhtaaj VI/272]

بنت الزوجة، وهي الربيبة، فهي حرام على زوج أُمها، ولكن ليس بمجرد العقد، بل لا تنشأ الحُرمة إلا بالدخول على أُمها.
قال تعالى: {وَرَبَائِبُكُمُ اللاَّتِي فِي حُجُورِكُم مِّن نِّسَآئِكُمُ اللاَّتِي دَخَلْتُم بِهِنَّ فَإِن لَّمْ تَكُونُواْ دَخَلْتُم بِهِنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ} [النساء: 23].
هذا ولا يشترط لحرمة الربيبة أن تكون في حجر زوج أُمها، بل هي حرام عليه، سواء كانت في حجره أو كانت تعيش بعيدة عنه.
[Al Fiqh Al Manhaji Ala al Madzhab as Syafi'i IV/28]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama