Pertanyaan:
SAYA MAU TANYA KENAPA ABIS AWESALAM DLM SHALAT SUKA MENG USAP MUKA, ADAKAH DALIL NYA,
[Heri Sahari]
Jawaban:
Menyapu muka setelah salam Menurut Madzhab Syafi'i boleh bahkan ada dasarnya, meskipun dalil tersebut tidak kuat sehingga membuat golongan anti tahlilan mengatakan bid'ah, tapi bagi saya pengikut Syafi'i itu tidak penting sebab yang menganjurkan Ulama panutan kami yaitu salah satu Ulama Madzhab Syafi'i, walaupun dasarnya dhoif sekalipun masih boleh diamalkan karena sudah menjadi kesepakatan Ulama hadits dho'if boleh dijadikan dalam Fadho'ilul Amal, terlebih perbuatan menyapu muka itu dilakukan setelah shalat, jadi tidak ada pengaruhnya.
فائدة قال النووي في الأذكار.
وروينا في كتاب ابن السني عن أنس رضي الله عنه: كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إذا قضى صلاته مسح وجهه بيده اليمنى.
ثم قال: أشهد أن لا إله إلا هو الرحمن الرحيم.
اللهم أذهب عني الهم والحزن.
اه.
“Faidah: (Imam Nawawi dalam Al Adzkaar berkata:) Aku melihat dalam kitab Imam Ibnu Sinny dari riwayat Sahabat Anas Bin Malik Ra dia berkata “Adalah Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam saat usai sholatnya mengusap wajah dengan tangan kanan beliau seraya berdoa “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang Pengasih dan Penyayang, Ya Allah hilangkan kesedihan dan kegelisahan dariku”
[I'aanah at Tholibin I/215]
Walllahu A'lamu Bis Showaab
Nambah sedikit ya...
Takhrij Hadits dasar Kesunahan mengusap wajah setelah shalat tersebut:
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ: «أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ إِذَا صَلَّى وَفَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ مَسَحَ بِيَمِينِهِ عَلَى رَأْسِهِ وَقَالَ: " بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ، اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّي الْهَمَّ وَالْحَزَنَ» ".
رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ، وَالْبَزَّارُ بِنَحْوِهِ بِأَسَانِيدَ، وَفِيهِ زَيْدٌ الْعَمِّيُّ، وَقَدْ وَثَّقَهُ غَيْرُ وَاحِدٍ، وَضَعَّفَهُ الْجُمْهُورُ، وَبَقِيَّةُ رِجَالِ أَحَدِ إِسْنَادَيِ الطَّبَرَانِيِّ ثِقَاتٌ، وَفِي بَعْضِهِمْ خِلَافٌ.
Artinya: Dari Anas bin Malik bahwasanya Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam saat usai sholatnya mengusap wajah dengan tangan kanan beliau seraya berdoa “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang Pengasih dan Penyayang, Ya Allah hilangkan kesedihan dan kegelisahan dariku”
Riwayat Thabrani dalam Al Ausath dan Al Bazar, pada sanadnya terdapat Zaid Al 'Ammiyy yang menilai dia tsiqqoh tidak hanya seorang dan Jumhur mendhoifkannya, salah satu sisa Rijal Thabrani tsiqqoh dan sebagian mereka khilaf.
[Majma' Az Zawaid Li Al Haitsami X/110]
Berikut keterangan kebolehan mengamalkan hadits dho'if:
قد اتفق العلماء على جواز العمل بالحديث الضعيففي فضائل الأعمال؛لأنه إن كان صحيحا في نفس الأمر، فقد أعطي حقه من العمل به
Para ulama sepakat atas pengamalan hadits dla’if dalam fadlailul a’mal. Jika ternyata hadits tersebut pada dasarnya sahih, maka seharusnya ia diamalkan. Jikaternyata seandainya tidak sahih, maka pengamalan terhadap hadits itu tidak akan mengakibatkan kerusakan(mafsadah) menghalalkan yang haram, mengharamkan yanghalal, dan menyia-nyiakan hak orang lain.
[Syarh Arba'in an Nawawiyyah Halaman 32]
Walllahu A'lamu Bis Showaab
[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]
Link Diskusi: