Pertanyaan:
Assalamu alaikum Ukhty akhi
Saya mau nanya Perempuan Kalo ikut solat idil fitri itu boleh apa gak ya ??
Mohon penjelasannya ya
[Bin Kholiq]
Jawaban:
>> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Sunah rasulnya dulu:
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا تَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَ فِي الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ
Artinya: "Dari Ummu 'Athiyah ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kami agar mengajak serta keluar para gadis dan wanita-wanita yang dipingit pada dua hari raya, dan beliau memerintahkan para wanita yang sedang haidl menjauh dari mushalla (tempat shalat) kaum muslimin". (HR. Muslim)
Dalam satu riwayat:
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ كُنَّا نُؤْمَرُ بِالْخُرُوجِ فِي الْعِيدَيْنِ وَالْمُخَبَّأَةُ وَالْبِكْرُ قَالَتْ الْحُيَّضُ يَخْرُجْنَ فَيَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ يُكَبِّرْنَ مَعَ النَّاسِ
Artinya: "Dari Ummu Athiyyah ia berkata; Kami diperintahkan untuk turut keluar pada dua hari raya, demikian juga para para gadis. Dan para wanita yang sedang haid juga keluar, namun mereka berada di belakang jamaah dan ikut bertakbir bersama mereka". (HR. Muslim)
Dan hadits-hadits semakna sangat banyak di kitab Hadits yang Mu'tabar tanpa diragukan lagi kesahihannya.
Dari hadits-hadits tersebut dapat dipahami bahwa wanita ikut shalat Ied bersama Laki-laki diperbolehkan bahkan digalakkan.
Kalau kita bicara hadits begitulah adanya.
Lain halnya kalau kita bicara fiqih, dalam fiqih seperti ibarot berikut:
المجموع شرح المهذب الجزء الخامس ص ٩ أَمَّا الْأَحْكَامُ فَقَالَ الشَّافِعِيُّ وَالْأَصْحَابُ رَحِمَهُمُ اللَّهُ يُسْتَحَبُّ لِلنِّسَاءِ غَيْرِ ذَوَاتِ الْهَيْئَاتِ حُضُورُ صَلَاةِ الْعِيدِ وَأَمَّا ذَوَاتُ الْهَيْئَاتِ وَهُنَّ اللَّوَاتِي يُشْتَهَيْنَ لِجَمَالِهِنَّ فَيُكْرَهُ حُضُورُهُنَّ هَذَا هُوَ الْمَذْهَبُ وَالْمَنْصُوصُ وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ وَحَكَى الرَّافِعِيُّ وَجْهًا أَنَّهُ لَا يُسْتَحَبُّ لَهُنَّ الْخُرُوجُ بِحَالٍ وَالصَّوَابُ الْأَوَّلُ وَإِذَا خَرَجْنَ اُسْتُحِبَّ خُرُوجُهُنَّ فِي ثِيَابٍ بِذْلَةٍ وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ وَيُكْرَهُ لَهُنَّ التَّطَيُّبُ لِمَا ذَكَرْنَاهُ فِي بَابِ صَلَاةِ الْجَمَاعَةِ
* هَذَا كُلُّهُ حُكْمُ الْعَجَائِزِ اللَّوَاتِي لَا يُشْتَهَيْنَ وَنَحْوِهِنَّ فَأَمَّا الشَّابَّةُ وَذَاتُ الْجَمَالِ وَمَنْ تُشْتَهَى فَيُكْرَهُ لَهُنَّ الْحُضُورُ لِمَا فِي ذَلِكَ مِنْ خَوْفِ الْفِتْنَةِ عَلَيْهِنَّ وَبِهِنَّ (فَإِنْ قِيلَ) هَذَا مُخَالِفٌ حَدِيثَ أُمِّ عَطِيَّةَ الْمَذْكُورَ (قُلْنَا) ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ " لَوْ أَدْرَكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحْدَثَ النِّسَاءُ لَمَنَعَهُنَّ كَمَا مُنِعَتْ نِسَاءُ بَنِي إسْرَائِيلَ " وَلِأَنَّ الْفِتَنَ وَأَسْبَابَ الشَّرِّ فِي هَذِهِ الْأَعْصَارِ كَثِيرَةٌ بِخِلَافِ الْعَصْرِ الْأَوَّلِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ قَالَ الشَّافِعِيُّ فِي الْأُمِّ أُحِبُّ شُهُودَ النِّسَاءِ الْعَجَائِزِ وَغَيْرِ ذَوَاتِ الْهَيْئَاتِ الصَّلَاةَ وَالْأَعْيَادَ وَأَنَا لِشُهُودِهِنَّ الْأَعْيَادَ أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا مِنِّي لِشُهُودِهِنَّ غيرها من الصلوات المكتوبات
====
Intinya: Wanita yang sudah tidak lagi menimbulkan gairah syahwat seperti sudah tua sunah ikut shalat Ied bersama Laki-laki, sedangkan wanita yang masih memukau bagaikan bulan Purnama 😀 dimakruhkan hadir ikut shalat Ied bersama Laki-laki. Kalau wanita mau ikut shalat Ied bersama Laki-laki hendaknya memakai pakaian biasa saja dan tanpa berhias dan memakai wewangian.
Kalau ada yang sempat komentar: "Kenapa sampai makruh anak gadis ikut shalat Ied bersama Laki-laki padahal shahih dari Hadits diperkenankan anak gadis ikut shalat Ied bersama Laki-laki, berarti menentang hadits dong?"
Jawabnya: Tidak menentang, sebab pada fitnah yang ditimbul dari wanita pada zaman sekarang lebih banyak daripada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dulu, kalau Rasulullah masih ada sekarang tentu akan ada sabda Rasulullah yang baru yang mencegah itu demi menghindari dampak yang terjadi, seperti dikatakan Sayyidah Aisyah:
لَوْ أَدْرَكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحْدَثَ النِّسَاءُ لَمَنَعَهُنَّ كَمَا مُنِعَتْ نِسَاءُ بَنِي إسْرَائِيلَ
Walllahu A'lamu Bis Showaab
>> Abdul Aziz
perempuan yang keberadaanya di tengah majelis shalat ‘id dapat menimbulkan fitnah, hukumnya haram. Status ini sebagaimana penjelasan dalam Hasyiyat al-Jamal ‘Ala al-Minhaj.
ويكره لها أي المرأة حضور جماعة المسجد إن كانت مشتهاة ولو في ثياب مهنة أو غير مشتهاة وبها شيء من الزينة أو الريح الطيب وللإمام أو نائبه منعهن حينئذ كما له منع من تناول ذا ريح كريه من دخول المسجد ويحرم عليهن بغير إذن ولي أو حليل أو سيد أو هما في أمة متزوجة ومع خشية فتنة منها أو عليها انتهت قوله أيضا ويكره حضورهن المسجد أي محل الجماعة ولو مع غير الرجال فذكر المسجد والرجال للغالب ويحرم الحضور لذات الحليل بغير إذنه ويحرم عليه الأذن لها مع خوف الفتنة بها أو لها ويسن الحضور للعجائز على المعتمد كالعيد وحينئذ تكون الجماعة في المسجد لهن أفضل من الانفراد في البيت ا ه برماوي
KESIMPULAN:
Wanita ikut shalat Ied bersama laki-laki semisal dimushola, masjid dan lapangan terbuka boleh bahkan sunah bila wanita itu sudah tua dan tidak lagi menimbulkan pesona syahwat. Adapun wanita yang masih muda makruh baginya hadir ikut shalat Ied bersama laki-laki seperti hadirnya ke shalat jama'ah, ketika mereka mau hadir ikut shalat Ied hendaknya jangan memakai pakaian yang bisa dihasrati dan memakai wewangian dan bila itu dilakukan maka makruh hukumnya tetapi tidak haram.
Adapun persyaratan Al Ustadz Abdul Aziz diatas sesuai dengan ibarot yang dibawakan beliau yang mengharamkan bila terjadi fitnah dibenarkan beserta tanpa izin wali dan suami bagi yang sudah menikah. Atas dasar ini maka seyogyanya mereka bisa menjaga penampilan agar tidak akan menimbulkan fitnah seperti menarik perhatian lawan jenis dan hendaknya mereka minta izin dulu kepada wali atau suami.
Wallahu A'lamu Bis Showaab
[Editor : Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]
Link Diskusi: