DOC_935. MELEPAS CELANA DALAM BAGI WANITA SAAT SHALAT




Pertanyaan:
Assalamualaikum sy seorang ibu rmh tngga minta pendapat & saran, atau pengalamn dari sesama wanita, sy kemarin dengar dr ustadzah saat bahas fikih bahwa ada baiknya kalau wanita solat melepas (maaf) pakaian dlm (cd) atau ganti dgn sarung,,, atau kain lainnya yg dipakai solat.. sy mau tanya gimana dgn ibu2/mbak2 apa melakukan hal yg sama saat solat ?
[Renny Yukiantini]

Jawaban:
Memakai celana dalam saat shalat dianjurkan dalam pandangan Syafi'iyah oleh karenanya bagus memakai celana dalam saat shalat tanpa kecuali wanita kecuali jelas celana dalamnya ada najis maka wajib dilepaskan, jadi selama bisa diketahui celana dalamnya suci tanpa perlu dilepaskan dan sebaiknya sebelum shalat periksa dulu apakah terdapat najis atau tidak kalau tidak ya silahkan dibawa shalat.

Bahkan diriwayatkan salah satu hadits bahwa orang yang ketika shalat memakai celana dalam bumi memohonkan ampunan baginya.

Wallahu A'lamu Bis Showaab

إعانة الطالبين ج ١ ص ١٣٥
قوله: أن يلبس أحسن ثيابه) أي ويحافظ على ما يتجمل به عادة ولو أكثر من اثنين، لظاهر قوله تعالى: * (يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد) * ولقوله - صلى الله عليه وسلم -: إذا صلى أحدكم فليلبس ثوبيه، فإن الله أحق أن يزين له.

(قوله: ويرتدي) أي ويتزر أو يتسرول.

قال الدميري في تاريخ أصبهان، عن مالك بن عتاهية: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: إن الأرض تستغفر للمصلي بالسراويل.

اه ع ش.

Nambah sedikit ya...

Masih berkaitan masalah wanita memakai celana dalam:


(رحم الله المتسرولات من النساء) أي اللذين يلبسون السراويل بقصد السترة فهو لهن سنة مؤكدة محافظة على ستر عوراتهن ما أمكن
“(Allah merahmati wanita memakai celana dalam) artinya para wanita yang memakai celana dalam dengan tujuan menutupi (auratnya) yaitu sunah yang ditekankan (bagi wanita) yang demikian itu dapat memelihara menutup auratnya apa yang dimungkinkan (terlihat)”
[Faidh al Qodir IV/22]

Dengan keterangan tersebut tentu mengenakan celana dalam bagi wanita ketika shalat juga bagus, sekali lagi dengan syarat celana dalamnya suci, itu saja.

Walllahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama