Pertanyaan:
>> Kang Khoirul
Assalamu'alaikum.
Bagaimana hukumnya orang berkewajiban bayar kafarat(mukaffir) namunTidak ada budak dan tidak kuat puasaTapi hanya mampu memberi makan 30 orang
Jawaban:
>> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Walaikumussalam
Kewajiban membayar kaffarat ada beberapa macam; Menurut Mayoritas Ulama diantaranya kalangan Hanafiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah bahwa kewajiban membayar kaffarat Zhihar, Puasa dan pembunuhan wajib dilakukan berurutan yakni sebelum points pertanyaan masih mampu tidak pindah kepada urutan kedua dan seterusnya. Kaffarat itu ialah: Memerdekakan budak, berpuasa dua bulan berturut-turut dan memberi makan kepada 60 orang miskin.
Apabila tidak mampu memerdekakan budak; maka berpuasa dua bulan berturut-turut; bila juga tidak mampu seperti kalau berpuasa selama itu akan membuat bertambah sakit dan sebagainya baru memberi makan kepada 60 orang miskin.
Jadi, kaffarat selain kaffarat sumpah menurut Mayoritas Ulama termasuk kalangan Syafi'iyah harus tertib; karenanya kalau dua point pertama sebagaimana dijelaskan tidak mampu baru boleh memberi makan kepada 60 orang miskin; tetapi bila masih mampu maka wajib berurutan.
خِصَال الْكَفَّارَةِ:
84 - خِصَال الْكَفَّارَةِ فِي الْجُمْلَةِ هِيَ: الْعِتْقُ وَالصِّيَامُ وَالإِْطْعَامُ وَالْكِسْوَةُ (2) .
وَذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ إِلَى أَنَّ كُلًّا مِنْ كَفَّارَةِ الصَّوْمِ وَالظِّهَارِ وَالْقَتْل مُرَتَّبَةٌ ابْتِدَاءً وَانْتِهَاءً فَعَلَى الْمُكَفِّرِ أَنْ يَعْتِقَ رَقَبَةً إِذَا اسْتَطَاعَ إِلَى ذَلِكَ سَبِيلاً، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ بِأَنْ لَمْ يَتَيَسَّرْ لَهُ ذَلِكَ حِسًّا كَأَنْ يَكُونَ فِي مَسَافَةِ الْقَصْرِ، أَوْ شَرْعًا كَأَنْ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى ثَمَنِهَا زَائِدًا عَلَى مَا يَفِي بِمُؤَنِهِ فَعَلَيْهِ صِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ، فَإِنْ عَجَزَ الْمُظَاهِرُ أَوِ الْمُجَامِعُ فِي نَهَارِ رَمَضَانَ عَنِ الصَّوْمِ لِهَرَمٍ أَوْ مَرَضٍ أَوْ خَافَ مِنَ الصَّوْمِ زِيَادَةَ مَرَضٍ فَعَلَيْهِ إِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا.
____________
(2) بدائع الصنائع 2 / 99 و5 / 95 وما بعدها، والمدونة 1 / 218، ومغني المحتاج 1 / 442 وما بعدها، والمغني لابن قدامة 3 / 127 وما بعدها، وكشاف القناع 2 / 327
[Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah XXXV/104]
وَقَال الْفُقَهَاءُ: إِنَّ كَفَّارَةَ الْيَمِينِ عَلَى التَّخْيِيرِ ابْتِدَاءً وَمُرَتَّبَةٌ انْتِهَاءً فَيَخْتَارُ فِي أَوَّلِهَا بَيْنَ إِطْعَامِ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ أَوْ كِسْوَتِهِمْ أَوْ تَحْرِيرِ رَقَبَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَعَلَيْهِ صِيَامُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ (1) ، لِقَوْلِهِ تَعَالَى: {فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ} (2) .
______________
(1) أحكام القرآن للجصاص 2 / 453، وأحكام القرآن لابن العربي 2 / 158 وما بعدها، ومغني المحتاج 4 / 327، والمغني لابن قدامة 8 / 734.
(2) سورة المائدة / 89.
[Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah XXXV/105]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
=======
Pertanyaan susulan 👇
>> Kang Khoirul
Utk zaman sekarang tidak di temukan budak dan tidak mampu puasa 60(dua bulan) hari berturut turut karena fisik lemah. Mukaffir hanya bisa memberi makan 30 orang tidak sampai 60 orang.
Dengan kondisi seperti ini bagaimana hukumnya tadz?
>> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Kang Khoirul Tetap tidak boleh kurang dari 60 orang miskin; bila ini dilakukan maka kaffarat tersebut belum bebas.
Ibarot:
وهذا لا يجيز الاقتصار على دون الستين، ولانه مسكين استوفى قوت يوم من كفارة، فإذا دفع إليه غيره منها لم يجزه، كما لو دفع إليه في يوم واحد
[النووي ,المجموع شرح المهذب ,17/378]
>> Rafie El Muchtar
Ismidar Abdurrahman As-Sanusi nyicil jg boleh kan yah kang?
>> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Rafie El Muchtar Nyicil? Kalau berbuat kita maunya sekaligus, tapi pas bertanggungjawab maunya Nyicil, egois hehehe 😁. Membayar kaffarat untuk poin memerdekakan budak dan berpuasa dua bulan berturut-turut tidak boleh dicicil, beda halnya dengan memberi makan kepada 60 orang miskin boleh dicicil, misalnya bagikan dulu kepada 5 orang, nanti sisanya nyusul, kayak bayar hutang 😁, ini kalau tidak mampu sekaligus, kalau mampu tidak boleh.
فَإِنْ عَجَزَ) عَنْ جَمِيعِ خِصَالِ الْكَفَّارَةِ (لَمْ تَسْقُطْ) أَيْ الْكَفَّارَةُ عَنْهُ بَلْ هِيَ بَاقِيَةٌ فِي ذِمَّتِهِ إلَى أَنْ يَقْدِرَ عَلَى شَيْءٍ مِنْهَا لِأَنَّهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَمَرَ الْأَعْرَابِيَّ أَنْ يُكَفِّرَ بِمَا دَفَعَهُ لَهُ مَعَ إخْبَارِهِ بِعَجْزِهِ فَدَلَّ عَلَى أَنَّهَا بَاقِيَةٌ فِي الذِّمَّةِ حِينَئِذٍ.
(فَإِذَا قَدَرَ عَلَى خَصْلَةٍ) مِنْ خِصَالِهَا (فَعَلَهَا) وَلَا يَتَبَعَّضُ الْعِتْقُ وَلَا الصَّوْمُ بِخِلَافِ الْإِطْعَامِ حَتَّى لَوْ وَجَدَ بَعْضَ مُدٍّ أَخْرَجَهُ؛ لِأَنَّهُ لَا بَدَلَ لَهُ وَبَقِيَ الْبَاقِي فِي ذِمَّتِهِ
“Apabila pembayar kafarat tidak mampu melaksanakan keseluruhan jenis kafarat, maka kafarat tidak gugur. Ia tetap dalam tanggungannya sampai dia mampu pada sebagian kafarat ... Apabila ia mampu pada salah satu jenis kafarat, maka hendaknya kafarat dilaksanakan. Kafarat berupa memerdekakan budak dan puasa tidak bisa dibagi (dicicil), beda halnya dengan memberi makan orang miskin (maka bisa dicicil). Bahkan kalau ia menemukan sebagian takaran beras (untuk kafarat), maka berikan (pada fakir miskin) dan sisanya masih dalam tanggungan”
[Hasyiyah Bujairomi ala Syarh al Manhaj IV/63]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
Link Diskusi: