1061. PERBEDAAN ANTARA MAKRUH TAHRIM DAN MAKRUH TANZIH SERTA MAKRUH TAHRIM DAN HARAM





Pertanyaan:
Assalamualaikum. Mau tanyaaa
   Apa arti dari makruh tanjih dan makruh tahrim ?
[Jalmi Jendel]

Jawaban:
Walaikumussalam

Dalam ranah fiqih Syafi'iyah ada perbedaan mendasar antara makruh tahrim dan makruh tanzih serta perbedaan antara makruh tahrim dan haram, berikut ini diterangkan perbedaannya:

• Perbedaan antara makruh tahrim dan makruh tanzih:
👉 Makruh tahrim : Apabila dikerjakan mendapat dosa sebab mendekati keharaman
👉 Makruh tanzih : Apabila dikerjakan tidak mendapat dosa.

°° Perhatian ™
Selagi tidak ada kejelasan hukum makruh itu adalah makruh tanzih maka berhukum makruh tahrim yang berdosa bila dilakukan.

• Perbedaan antara makruh tahrim dan Haram:
👉 Makruh tahrim : Dalil atau landasan hukumnya berdasarkan dalil yang belum jelas tetapi berdasarkan dalil yang berupa pentakwilan, Ijma' maupun qiyas
👉 Haram : Dalilnya jelas menunjukkan haram tidak dari pentakwilan dari dalil yang digunakan

Dasar pengambilan:

>> Muhammad Wgn
والفرق بين كراهة التحريم وكراهة التنزيه أن الأولى تقتضي الإثم والثانية لا تقتضيه

Artinya, “Perbedaan antara karahatut (makruh) tahrim dan karahatut (makruh) tanzih, adalah yang pertama perbuatan (makruh tahrim) meniscayakan dosa dan yang kedua (makruh tanzih) tidak meniscayakan dosa,” (Ibrahim Al Bajuri - Hasyiyah al Bajuri)

>> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
والفرق بين كراهة التحريم وكراهة التنزيه، أن الأولى تقتضي الإثم، والثانية لا تقتضيه.
وإنما أثم هنا حتى على القول بأنها للتنزيه لما مر.
“Perbedaan antara makruh tahrim dan makruh tanzih:
• Makruh tahrim berdosa bila dilakukan
• Makruh Tahrim tidak berdosa bila dilakukan. 

Sesungguhnya (dua pembagian makruh tersebut) berdosa dilakukan selagi tidak ada kejelasan itu makruh tanzih”
[I'aanah at Tholibin I/143]

وذلك الفرق هو أن كراهة التحريم: ما ثبتت بدليل يحتمل التأويل، والحرمة: ما ثبتت بدليل قطعي.
فتنبه.
[I'aanah at Tholibin II/101]

وَالْفَرْقُ بَيْنَ التَّحْرِيمِ وَكَرَاهَتِهِ أَنَّ كَرَاهَةَ التَّحْرِيمِ مَا ثَبَتَ بِدَلِيلٍ مُحْتَمِلٍ لِلتَّأْوِيلِ وَالتَّحْرِيمَ مَا ثَبَتَ بِدَلِيلٍ لَا يَحْتَمِلُهُ أَوْ بِإِجْمَاعٍ أَوْ قِيَاسٍ أَوْلَوِيٍّ أَوْ مُسَاوٍ اهـ شَيْخُنَا.
[Hasyiyah al Jamal ala Syarh al Manhaj I/283]

Wallahu A'lam

(Editor : Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama