1075. HUKUM THALAK DALAM KEADAAN HAMIL





Pertanyaan:
assalamualaikum . 
 Bagaimana hukum nya mnceraikan istri yg sdang hamil
[Shofiyullah]

Jawaban:
Walaikumussalam

Menurut Madzhab Syafi'i dan Mayoritas Ulama Menthalak Istri dalam keadaan hamil boleh dan sah sedangkan menurut sebagian pendapat melarangnya; sebagian pendapat kalangan Malikiyyah mengharamkan dan Al Hasan memakruhkan. Dalil yang dibuat pijakan (sandaran) kalangan Syafi'iyah dan Ulama yang sependapat dengan mereka berdasarkan hadits:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهْىَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لْيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا أَوْ حَامِلاً
Dari Ibnu Umar, Sesungguhnya dia (Ibnu Umar) menalak isterinya dalam keadaan haid, maka Umar menuturkan hal itu kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasalllam. Maka beliau bersabda: "Perintahlah dia untuk merujuk isterinya, kemudian hendaklah dia menalaknya dalam keadaan suci atau hamil." (HR. Muslim)

Atas dasar hadits tersebut diatas Menthalak Istri dalam keadaan hamil boleh berdasarkan perkataan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yang melarang Menthalak Istri dalam keadaan haid, tapi beliau memerintahkan menthalakknya dalam kondisi suci atau hamil. Ini menunjukkan Menthalak Istri dalam keadaan hamil boleh.

قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (ثُمَّ لِيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا أَوْ حَامِلًا) فِيهِ دَلَالَةٌ لِجَوَازِ طَلَاقِ الْحَامِلِ الَّتِي تَبَيَّنَ حَمْلُهَا وَهُوَ مَذْهَبُ الشَّافِعِيِّ قال بن الْمُنْذِرِ وَبِهِ قَالَ أَكْثَرُ الْعُلَمَاءِ مِنْهُمْ طَاوُسٌ والحسن وبن سِيرِينَ وَرَبِيعَةُ وَحَمَّادُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ وَمَالِكٌ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ وَأَبُو ثَوْرٍ وَأَبُو عُبَيْدٍ قَالَ بن الْمُنْذِرِ وَبِهِ أَقُولُ وَبِهِ قَالَ بَعْضُ الْمَالِكِيَّةِ وقال بعضهم هو حرام وحكى بن الْمُنْذِرِ رِوَايَةً أُخْرَى عَنِ الْحَسَنِ أَنَّهُ قَالَ طَلَاقُ الْحَامِلِ مَكْرُوهٌ
“Sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam: 'Kemudian hendaklah dia menalaknya dalam keadaan suci atau hamil'. Hadits tersebut merupakan dalil kebolehan thalak dalam keadaan hamil yang jelas hamilnya, inilah Madzhab Syafi'i, Ibn Mundzir mengatakan bahwa itulah pendapat kebanyakan Ulama diantaranya Thowus, Al Hasan, Ibn Sirin, Robi'ah, Hammad bin Sulaiman, Malik, Ahmad, Ishaq, Abu Tsur, Abu 'Ubaid dan aku (kata Ibn Mundzir) berpendapat demikian, berpendapat pula sebagian kalangan Malikiyyah, sebagian mereka (kalangan Malikiyyah) mengharamkan, Ibn Mundzir menceritakan riwayat lain dari Al Hasan bahwa thalak dalam keadaan hamil makruh”
[Syarh an Nawawi ala Muslim X/65]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama