Pertanyaan:
Assalamu'alaikum wr wb
Para masyayih
Numpang tanya,bolehkah laki2 memakai sutra?
Terimakasih
[Amir Musthofa]
Jawaban:
Walaikumsalam
Pada dasarnya laki-laki haram memakai pakaian yang terbuat dari sutera, baik sutera halus maupun sutera kasar, ini kalau murni sutera, adapun kalau bahan pakaian yang terbuat dari sutera dan bahan lain ada hukum tersendiri. Alasan keharaman laki-laki memakai sutera berlandaskan dengan hadits-hadits yang shahih, juga dikarenakan sutera itu merupakan pakaian wanita yang karenanya tidak boleh bagi laki-laki menyerupai wanita dalam berpakaian dan juga sutera itu mencerminkan kesombongan, jadi tidak boleh laki-laki memakainya.
(قوله: ويحرم التزين الخ) أي على الذكر البالغ والخنثى، لقوله - صلى الله عليه وسلم -: لا تلبسوا الحرير ولا الديباج.
وقول حذيفة - رضي الله عنه - نهانا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - عن لبس الحرير والديباج، وأن نجلس عليه ويروي أنه - صلى الله عليه وسلم - أخذ في يمينه قطعة حرير، وفي شماله قطعة ذهب، وقال: هذان حرام على ذكور أمتي، حل لإناثهم.
وحكمة التحريم أنه مع ما فيه من معنى الخيلاء، يورث رفاهية، وزينة، وإبداء زي يليق بالنساء دون شهامة الرجال والتشبه بالنساء حرام كعكسه.
قال ع ش: وهو من الكبائر.
(Keterangan Pengarang "Haram berhias") artinya bagi laki-laki yang baligh dan khuntsa berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam "Janganlah kalian mengenakan sutera halus dan sutera kasar", juga berdasarkan perkataan Hudzaifah Radhiallahu Anhu "Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam melarang kami memakai sutera halus dan sutera kasar dan beliau melarang kami duduk Padanya, diriwayatkan pula bahwasanya Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam mengambil pada tangan kanannya pecahan sutera dan mengambil pada tangan kirinya emas pecahan emas dan beliau bersabda "Dua benda ini haram bagi laki-laki dari Umatku dan halal bagi wanita.
Hikmah dari keharaman laki-laki memakai sutera bermakna kesombongan, kemewahan, yang pantas bagi wanita untuk ditampakkan dan tidak sesuai dengan kegagahan laki-laki dan menyerupai wanita dan sebaliknya diharamkan. Syeikh Syibromalisy berkata "Memakainya dosa besar
[I'aanah at Tholibin II/90]
Walllahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: