Sumber gambar: madaninews.id
Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, guru kapan di kenakan hukum aurat ke anak kecil? Usia berapa?
[إعانة الطالبين Via Group WA]
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Menurut Madzhab Syafi'i aurat anak kecil tidak dihitung dengan usia, artinya auratnya seperti aurat orang dewasa (kalau laki-laki maka aurat laki-laki dewasa, demikian pula kalau dia perempuan), meskipun dirinya belum mumayyiz (belum pandai makan sendiri atau belum bisa membedakan baik dan buruk), kendatipun demikian aurat anak kecil (dengan dinisbatkan kepada aurat orang dewasa) boleh dilihat selain bagian farjinya (kemaluannya. Aurat anak kecil disamakan dengan aurat orang dewasa disebabkan ketika orang tuanya (wali) thowaf atas nama dirinya maka wajib menutup aurat tersebut, dari sini Ulama Syafi'iyah menyamakan aurat anak kecil sama dengan orang dewasa. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam beberapa redaksi kitab berikut:
ثالثها): (أي شروط الصلاة) (ستر رجل) ولو صبيا، (وأمة) ولو مكاتبة وأم ولد.
(ما بين سرة وركبة) لهما، ولو خاليا في ظلمة.
للخبر الصحيح: لا يقبل الله صلاة حائض - أي بالغ - إلا بخمار.......
(و) ستر (حرة) ولو صغيرة (غير وجه وكفين)
(قوله: ولو صبيا) أشار بهذه الغاية إلى أن المراد بالرجل ما قابل المرأة، فيدخل فيه الصبي. -إلى أن قال-
(قوله: ولو صغيرة) أي مميزة أو غيرها.
Syarat shalat yang ketiga adalah laki-laki walaupun anak kecil dan hamba walaupun Mukatab dan Ummu Walad menutup apa yang berada antara pusar dan lutut berdasarkan hadits Shahih "Allah tidak menerima Shalat wanita haid - maksudnya baligh - kecuali dengan Khimar". Dan perempuan yang merdeka walaupun anak kecil menutup selain wajah dan pergelangan tangan.
(Pernyataan "Walaupun anak kecil") sebab yang dimaksud dengan laki-laki apa yang berhadapan dengan wanita maka masuk padanya anak kecil.
(Pernyataan "Walaupun anak kecil") artinya mumayyiz atau selainnya.
[I'aanah at Thoolibiin I/133]
(قَوْلُهُ وَعَوْرَةُ رَجُلٍ) الْمُرَادُ بِهِ مَا قَابَلَ الْمَرْأَةَ فَيَدْخُلُ الصَّبِيُّ وَلَوْ غَيْرَ مُمَيِّزٍ وَتَظْهَرُ فَائِدَتُهُ فِي طَوَافِهِ إذَا أَحْرَمَ عَنْهُ وَلِيُّهُ اهـ بِرْمَاوِيٌّ.
(Pernyataan "Dan aurat laki-laki") yang dimaksud dengannya apa yang berhadapan dengan wanita maka masuk anak kecil walaupun belum mumayyiz, dan yang tampak pada thowafnya bila walinya ihram darinya.
[Hasyiyah al Jamal Ala Syarh al Manhaj I/410, Hasyiyah Bujairomi ala Syarh al Manhaj I/234]
وَعَوْرَةُ الرَّجُلِ) وَلَوْ قِنًّا وَصَبِيًّا غَيْرَ مُمَيِّزٍ (مَا بَيْنَ سُرَّتِهِ وَرُكْبَتَيْهِ) (وَكَذَا الْأَمَةُ) .... عَوْرَتُهَا مَا ذَكَرَ (فِي الْأَصَحِّ) كَالرَّجُلِ بِجَامِعِ أَنَّ رَأْسَ كُلٍّ غَيْرُ عَوْرَةٍ إجْمَاعًا (وَ) عَوْرَةُ (الْحُرَّةِ) وَلَوْ غَيْرَ مُمَيِّزَةٍ .... مَا سِوَى الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ)
Aurat laki-laki walaupun budak dan anak kecil belum mumayyiz apa yang berada antara pusar dan lutut demikian pula hamba.. Dan aurat perempuan yang merdeka walaupun belum mumayyiz selain wajah dan pergelangan tangan.
[Tuhfah al Muhtaaj II/111, Nihaayah al Muhtaaj II/7, Mughni al Muhtaaj I/397]
قَوْلُ الْمَتْنِ: (وَعَوْرَةُ الرَّجُلِ) الْمُرَادُ بِهِ مُقَابِلُ الْمَرْأَةِ فَيَدْخُلُ الصَّبِيُّ وَلَوْ غَيْرَ مُمَيِّزٍ وَإِنْ كَانَ يَجُوزُ النَّظَرُ إلَى عَوْرَةِ غَيْرِ الْمُمَيِّزِ لَكِنْ فَائِدَةُ ذَلِكَ إذَا أَحْرَمَ الْوَلِيُّ عَنْهُ فَيَجِبُ السَّتْرُ فِي الطَّوَافِ.
Pernyataan Matan: ("Dan aurat laki-laki) yang dimaksud dengannya berhadapan dengan wanita maka masuk anak kecil walaupun belum mumayyiz meksipun boleh melihat auratnya yang belum mumayyiz, akan tetapi paedahnya "Apabila walinya ihram darinya maka wajib menutup pada thowaf.
[Hasyiyah 'Umairoh Ala al Jalaal al Mahalli I/201]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)