1254. HUKUM KHOTHIB JUM'AT MINUM AIR DENGAN ALASAN HAUS SAAT KHUTBAH JUM'AT

Sumber gambar: Makasar.tribunnews.com



Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya minum bagi khotib ketika duduk di antara dua khutbah dengan alasan haus??🙏🏻🙏🏻

يَجُوزُ شُرْبُ الْمَاءِ فِى حَالِ الْخُطْبَةِ لِلْعَطَشِ أَوْ لِلتَّبَرُّدِ. وَقَالَ مَالِكٌ وَأَحْمَدُ وَالْأَوْزَاعِيُّ لَا يَجُوزُ قَالَ اَلْأَوْزَاعِيُّ فَإِنْ فَعَلَ ذَلِكَ بَطَلَتْ جُمُعَتُهُ. دَلِيلُنَا أَنَّ الْكَلَامَ إِذْا لَمْ يُبْطِلْهَا فَشُرْبُ الْمَاءِ أَوْلَى

Klo ini gimana guruku
[إعانة الطالبين Via Group WA]

Jawaban:
Betul, Menurut Madzhab Syafi'i boleh bagi jama'ah minum air dan semisalnya bila dalam keadaan kehausan tapi cukup sekedar menghilangkan kehausan, kalau untuk berlezatan maka dimakruhkan.

قَالَ أَصْحَابُنَا يُكْرَهُ لَهُمْ شُرْبُ الْمَاءِ لِلتَّلَذُّذِ ولا بأس يشربه لِلْعَطَشِ لِلْقَوْمِ وَالْخَطِيبِ
* هَذَا مَذْهَبُنَا قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ رَخَّصَ فِي الشُّرْبِ طَاوُسٌ وَمُجَاهِدٌ وَالشَّافِعِيُّ وَنَهَى عَنْهُ مَالِكٌ وَالْأَوْزَاعِيُّ وَأَحْمَدُ وَقَالَ الْأَوْزَاعِيُّ تَبْطُلُ الْجُمُعَةُ إذَا شَرِبَ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ وَاخْتَارَ ابْنُ الْمُنْذِرِ الْجَوَازَ قَالَ وَلَا أَعْلَمُ حُجَّةً لِمَنْ مَنَعَهُ قَالَ الْعَبْدَرِيُّ قَوْلُ الْأَوْزَاعِيِّ مُخَالِفٌ لِلْإِجْمَاعِ
“Para pengikut Syafi'i berkata: Dimakruhkan bagi mereka (jama'ah Jum'at dan Khothiib) minum air untuk berlezatan dan tidak mengapa minumnya karena kehausan. Inilah Madzhab kami. Ibn Mundzir berkata: Thowus, Mujahid dan Syafi'i memberi keringanan minum (saat khutbah), sedangkan Malik, Ahmad dan Al Auza'i melarangnya, hingga Al Auza'i berkata: Batal jum'atnya bila minum air sedangkan imam sedang khutbah, dan Ibn Mundzir memilih membolehkan, bahkan Ibn Mundzir berkata: Tidak ada hujjah orang yang melarangnya. Al 'Abdariy berkata: Pendapat Al Auza'i menyalahi Ijma'”
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab IV/529]

(فائدة): يكره للإمام وغيره الشرب حال الخطبة إلا لعطش
“(Faidah): Makruh bagi Imam dan selainnya minum tatkala khutbah melainkan karena kehausan”
[Bughyah al Mustarsyidiin Halaman 136, Daar al Fikr]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Komentari

Lebih baru Lebih lama