1331. HUKUM SISA (BEKAS) MANUSIA





Pertanyaan:
Assalamualaikum semua.
Izin bertanya.apa sih hukumnya minum minuman bekas yg bukan makhrom?? Soalnya gak sengaja🙏🏻.
Jadikan ginih kan aku punya minuman (air mineral dlm botol,trus ada cowok yg lagi kehausan  dan dia minta minumanku.
Kirain aku dia minumnya ditegak gituh gak ditempelin ke botol,jd aku minum lagi tuh minuman.eh ,stelah  aku minum .tmnku bilang katanya botol air mineral itu bekas mulut dia.
Apakah hukumnya aku minum air itu pak??
Trus hukumnya dia minum bekas air minumku apa yg jelas2 itu dah tau bkas mulutku tp ttp dia minum gak ditenggak??🙏🏻
Soalnya aku gak tau ...
Mohon minta tolong penjelasannya pak yai/bu yai .
terimakasih🙏🏻
[Mawar W]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada dasarnya bekas dari manusia dari berbagai bekas makanan, minuman, tempat duduk dan lain sebagainya hukumnya suci dan boleh digunakan kembali kecuali memang seseorang habis mengkonsumsi benda najis atau minum minuman keras tentu bekas mulutnya najis. Jadi selagi tidak diketahui bekas seseorang najis tidak ada larangan digunakan kembali termasuk disini bekas non mahram karena seorang muslim itu tidak najis kecuali memang diketahui najisnya.

الحنفية
سؤر طاهر مطهر بلا كراهة: وهو الذي شرب منه الآدمي، أو حيوان مأكول اللحم كالإبل والبقر والغنم، والفرس في الأصح، ونحوها ...
ولا فرق بين أن يكون الآدمي صغيراً أو كبيراً، مسلماً أو كافراً، جنبا ً أو حائضاً، إلا أن يشرب الكافر خمراً فينجس فمه، إذا شرب عقب الخمر فوراً من إناء، أما لو مكث قدر ما يغسل فمه بلعابه، ثم شرب لا ينجس

المالكية
سؤر ابن آدم: إن كان مسلماً لا يشرب الخمر، فسؤره طاهر مطهر بإجماع. وإن كان كافراً أو شارب خمر: فإن كان في فمه نجاسة فهو كالماء الذي خالطته النجاسة. وإن لم يكن في فمه نجاسة، فهو طاهر مطهر، وهو رأي الجمهور.
لكن يكره عند المالكية سؤر شارب خمر مسلم أو كافر شك في فمه، كما يكره ما أدخل يده فيه، لأنه كماء حلته نجاسة ولم تغيره.

الشافعية والحنابلة
سؤر الآدمي طاهر، سواء أكان مسلماً أم كافراً، وهذا متفق عليه بين العلماء، كما بينا، لقوله صلّى الله عليه وسلم: «المؤمن لا ينجس».
Hanafiyyah:
Bekas suci lagi mensucikan tanpa makruh adalah bekas yang diminum manusia, atau hewan yang dagingnya dimakan seperti unta, sapi, kambing biri-biri, kuda menurut pendapat yang paling shahih dan sebagainya. Dan tidak ada bedanya manusia tersebut kecil, besar, muslim, kafir, junub maupun haid melainkan orang kafir yang meminum khomr maka najis mulutnya bila ia minum sesudah minum khomr segera dari wadah, sedangkan jika ia berdiam seukuran Membasuh mulutnya dengan lidahnya kemudian minum tidak najis

Malikiyyah :
Bekas anak Adam jika Muslim yang tidak minum khomr maka bekasnya suci lagi mensucikan berdasarkan Ijma' (kesepakatan Ulama). Sedangkan jika kafir atau peminum khomr maka mulutnya najis seperti air yang bercampur najis dan selagi mulutnya tidak najis maka suci mensucikan, inilah pendapat Jumhur (Mayoritas Ulama Malikiyyah). Namun Makruh menurut kalangan Malikiyyah bekas peminum khomr yang muslim atau kafir yang diragukan tentang mulutnya sebagaimana makruh memasukkan tangannya didalamnya sebagaimana air yang dilarutkan najis dan tidak berubah.


Syafi'iyah dan Hanabilah :
Bekas manusia suci, baik muslim maupun kafir dan ini disepakati antara para Ulama sebagaimana kami jelaskan berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam : "Seorang mukmin tidak menajiskan".
[Al Fiqh Al Islami Wa Adillatuhu I/281-285]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh : Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama