1359. KEDUDUKAN ANAK BELUM BALIGH PADA BAB SHALAT JUM'AT




Pertanyaan:
Assalamu'alaikum...

"Izin tanya Buya...

Pas sholat Jum'at...
Diskolahan sbagian seperti Mts/ SMP..

Anak2 dianjurkan sholat Jum'at,
Terus kita pas jualan ikut jum'atan disitu...

Padahal disitu kita GK tau yg udah baligh ada 40 anak atau blm...

Krn dlm madzab imam assyafi'i .,
Minimal 40 orang...?
Pertanyaannya..
40 orang itu apa hrs baligh semua atau tidak..?
Mgkin disitu perkiraan..
Yg orang tua GK ada 40..
Mayoritas anak skolah?

Sahkah kita jum'atan disitu?

Maaf yai...
Yg jd prtanyyaan...
Diatas..
BKN minimal 40 orang...

Tapi jum'atan di masjid sekolahan ..
Yg kita GK tau yg baligh..
Ada berapa anak..?

Kalau msalah orangnya sih ratusan...?
[[][][][][][][][]]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Anak-anak yang belum baligh hanya sah shalat Jum'at mereka selama mereka sudah mumayyiz, dalam arti jika mereka melaksanakan shalat Jum'at maka sudah cukup sebagai shalat Dzuhur meskipun tidak wajib bagi mereka. Namun, mereka tidak bisa mencukupkan bilangan jumlah 40 orang dari jama'ah Jum'at, karenanya ketika jama'ah Jum'at kurang dari 40 orang termasuk imam dan anak belum baligh mencukupkan bilangan itu maka tidak sah Jum'at mereka. Karena Jum'at bagi mereka sah dan tidak bisa mencukupkan bilangan jama'ah Jum'at. Maka oleh sebab itu shalat Jum'at yang diikuti anak belum baligh sah selama jama'ah Jum'at genap 40 orang, tetapi bila kurang dan mereka hanya mencukupkan maka tidak sah Jum'at tersebut. 

Kemudian bila diragukan apakah jama'ah Jum'at tersebut mencukupi syarat atau malah kurang jama'ah tersebut dan bila keraguan itu sebelum takbiratul ihram maka tidak sah Jum'at baginya, tetapi bila keraguan itu terjadi sesudah salam maka tidak masalah, yakni shalat Jum'at mereka tetap sah. Mengenai hitungan jumlah jama'ah Jum'at belum ditemukan nasnya apakah harus secara yakin atau cukup perkiraan saja. Namun, Selagi tidak timbul keraguan mengenai jumlah jama'ah Jum'at atau jamaahnya mencukupkan syarat atau tidak maka dikembalikan kepada hukum asal yaitu sah, kecuali diragukan maka hukumnya sebagaimana sudah dijelaskan, artinya, bila keraguan terjadi sebelum takbiratul ihram maka tidak sah dan bila sesudah salam maka sah.

قَوْلُهُ: مُكَلَّفًا) أَمَّا الصَّبِيُّ، وَالْعَبْدُ، وَالْمَرْأَةُ، وَالْخُنْثَى، وَالْمُسَافِرُ فَتَصِحُّ مِنْهُمْ وَلَا تَلْزَمُهُمْ، وَلَا تَنْعَقِدُ بِهِمْ
“(Keterangan Pengarang "Mukallaf") Adapun anak kecil, hamba sahaya, wanita, Khuntsa dan musafir sah Jum'at mereka, tidak mewajibkan bagi mereka dan tidak sah Jum'at dengan mereka”
[Hasyiyah Bujairomi ala Syarh al Manhaj I/385]

فَرْعٌ
لَوْ شَكَّ عِنْدَ الْإِحْرَامِ فِي وُجُودِ الْعَدَدِ الَّذِي تَنْعَقِدُ بِهِ الْجُمُعَةُ يَنْبَغِي أَنْ لَا يَنْعَقِدَ إحْرَامُهُ، وَلَوْ شَكَّ بَعْدَ السَّلَامِ مِنْهَا فِي ذَلِكَ فَهَلْ يُغْتَفَرُ هَذَا الشَّكُّ كَمَا لَوْ شَكَّ بَعْدَ السَّلَامِ مِنْ سَائِرِ الصَّلَوَاتِ فِي شَيْءٍ مِنْ شُرُوطِهَا فَإِنَّهُ لَا يَضُرُّ كَمَا تَقَدَّمَ فِي سُجُودِ السَّهْوِ أَوَّلًا وَيُفَرَّقُ بَيْنَ هَذَا الشَّرْطِ وَغَيْرِهِ مِنْ الشُّرُوطِ فِيهِ نَظَرٌ وَقَدْ يُؤَيِّدُ الثَّانِي أَنَّهُ لَوْ شَكَّ بَعْدَ السَّلَامِ حَيْثُ امْتَنَعَ التَّعَدُّدُ فِي أَنَّهَا سَبَقَتْ غَيْرَهَا أَوْ قَارَنَتْهُ أَوْ سُبِقَتْ بِهِ بَطَلَتْ مَعَ أَنَّ سَبْقَهَا غَيْرَهَا حِينَئِذٍ مِنْ شُرُوطِ صِحَّتِهَا فَدَلَّ عَلَى أَنَّ هَذِهِ الشُّرُوطَ الزَّائِدَةَ فِيهَا أَضْيَقُ حُكْمًا مِنْ بَقِيَّةِ الشُّرُوطِ فَلْيُرَاجَعْ سم وَفِي فَتَاوَى الشَّيْخِ مُحَمَّدٍ صَالِحٍ الرَّئِيسِ سُئِلَ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - عَمَّنْ صَلَّى الْجُمُعَةَ وَالْحَالُ هُوَ شَكَّ هَلْ فِيهَا أَرْبَعُونَ أَمْ دُونَ ذَلِكَ وَالْحَالُ فِيهَا أَرْبَعُونَ وَشَكَّ هَلْ فِي الْأَرْبَعِينَ أُمِّيٌّ أَوْ مَنْ لَا يَعْرِفُ شُرُوطَ الْجُمُعَةِ أَمْ لَا مَا حُكْمُ هَذَا الشَّكِّ هَلْ يَضُرُّ أَمْ لَا وَإِذَا لَمْ يَضُرَّ فَهَلْ يُسَنُّ أَنْ يُصَلِّيَ الظُّهْرَ أَمْ لَا وَأَجَابَ - رَحِمَهُ اللَّهُ - بِقَوْلِهِ لَوْ كَانَ الشَّكُّ فِي اسْتِيفَاءِ الْعَدَدِ قَبْلَ الصَّلَاةِ لَا تَصِحُّ مَعَهُ الْجُمُعَةُ وَالشَّكُّ بَعْدَهَا لَا يَضُرُّ وَأَمَّا الشَّكُّ فِي الْأُمِّيَّةِ وَنَحْوِهَا فَلَا يَضُرُّ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ اهـ وَيَأْتِي عَنْ الْفَتَاوَى الْمَذْكُورَةِ مَا يَتَعَلَّقُ بِالْمَقَامِ.
[Hawaasyi as Syarwani Ala at Tuhfah II/432]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Mujawwib: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:


Artikel terkait 👇

Komentari

Lebih baru Lebih lama