1748. MEMINTA SYAFAAT KEPADA NABI SECARA LANGSUNG SYIRIK?

Foto: Nasihat Sahabat


Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Afwan kiyai dan para asatid, ana izin bertanya mohon penjelasan dan pencerahannya terkait ini. Syukron Barakallahu fikum.
[Hamba Allah]


Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Arti syafaat ialah bantuan atau pertolongan. Sementara, secara sosiologis, syafaat diartikan dengan sebuah pertolongan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang mengharapkan pertolongannya; usaha dalam memberikan suatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan suatu mudarat (bahaya) kepada orang lain. Akan tetapi jika syafaat itu dinisbatkan kepada Allah maka kata itu bermakna sebuah pengampunan yang diberikan oleh-Nya.

Berangkat dari definisi Syafaat tersebut maka syafaat Nabi Muhammad berarti meminta pertolongan dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Menanggapi pertanyaan yang diajukan tersebut maka mengatakan syirik seseorang meminta syafaat (pertolongan) dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam secara mutlak, sebab adanya hadits yang menyebutkan seperti:

إنَّ الشَّمْسَ تَدْنُوْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ, فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوْا بِآدَمَ ثُمَّ بِمُوْسَى ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ

Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, sehingga keringat sebagian orang keluar hingga mencapai separuh telinganya, ketika mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristighotsah (meminta pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa kemudian kepada Nabi Muhammad. (HR. Bukhari)

Hadits tersebut merupakan dalil dibolehkannya meminta pertolongan kepada selain Allah dengan keyakinan bahwa seorang nabi atau wali adalah sebab. Terbukti ketika manusia di padang mahsyar terkena terik panasnya sinar Matahari mereka meminta tolong kepada para Nabi. Kenapa mereka tidak berdoa kepada Allah saja dan tidak perlu mendatangi para nabi tersebut? Seandainya perbuatan ini adalah syirik niscaya mereka tidak melakukan hal itu dan jelas tidak ada dalam ajaran Islam suatu perbuatan yang dianggap syirik.

Karena itulah boleh saja meminta pertolongan kepada Hamba Allah termasuk kepada Nabi walaupun meminta dengan ungkapan khusus kepada mereka dengan keyakinan bahwa makhluk yang dimintai pertolongan adalah sebagai sebab dan perantara, maka sesungguh pertolongan itu dari Allah secara haqiqi dan tidak bisa dinafikan bahwa pertolongan Allah itu memiliki sebab sebab dan perantara. Perantara yang Allah sediakan untuk manusia dan dalil itu ialah sabda rasulullah: "Allah akan menolong hambanya selagi hambanya menolong saudaranya". (HR Muslim)

Dan sabda rosulullah mengenai hak hak jalan : "Hendaklah kamu menolong orang yang Mengeluh dan memberi petunjuk kepada orang yang tersesat dijalan".(HR Abu dawud ).

Maka dinisbahkan pertolongan itu kepada hamba dan disandarkan kepadanya dan disunnahkan bagi seorang hambah menolong hambah yang lainnya. Maka yang dimintai pertolongan kepada selain Allah tidak harus dituntut dapat menciptakan sesuatu dan sesungguhnya ia itu bermaksud berdoa memohon kepada Allah untuk melepaskan kesulitan itu sebagai misal. Kalau dikatakan syirik Seseorang langsung meminta syafaat kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam secara langsung dengan keyakinan Nabi lah yang melakukan itu semua tanpa ikut campur Allah didalamnya, tetapi kalau yang meminta syafaat itu berkeyakinan Nabi sebagai wasilah maka diperbolehkan dan tidak dianggap syirik, meskipun yang paling bagus ketika meminta syafaat kepada Nabi meminta kepada Nabi Agar Allah memberikan syafaat kepadanya sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang Shahih ketika manusia meminta syafaat kepada para Nabi dan mereka meminta Agar Nabi itu meminta syafaat kepada Allah. Ini yang paling bagus dan tidak menafikan selain ini diperbolehkan dengan memandang syarat tersebut diatas karena kalau Allah berkehendak Nabi bisa langsung memberikan syafaat tidak ada yang tidak mungkin sebab Allah berkehendak segala sesuatu, tidak ada sesuatu yang bakal terjadi melainkan atas kehendak Allah semata, inilah yang mesti dijadikan sebagai keyakinan pada aqidah kita.

Wallahu A'lam

Ibarot :

تحفة المريد على شرح جوهر التوحيد ص ٢٠٥-٢٠٦
قوله: (وواجب شفعة المشفع) أي: وواجب سمعا عند أهل الحق شفاعة المشفع بفتح الفاء وهو الذي تقبل شفاعته، وأما بكسرها فهو الذي يقبل شفاعة غيره. والشفاعة لغة: الوسيلة والطلب، وعرفا: سؤال الخير من الغير للغير. وشفاعة المولى: عبارة عن عفوه، فإنه تعالى يشفع فيمن قال: لا إله إلا الله وأثبت الرسالة للرسول الذي أرسل إليه ولم يعمل خيرا قط ليتفضل الله تعالى عليه بعدم دخول النار بلا شفاعة أحد. وقوله: (محمد) بدل من المشفع، دفع به إيهامه. وقوله: (مقدما) أي: حال كونه مقدما على غيره من الأنبياء والمرسين والملائكة المقربين، فهو الذي يفتح باب الشفاعة لغيره كما قاله ابن العربي. وفي الصحيحين (( أنا أول شافع وأول مشفع )) وفي كلام المصنف إشارة إلى واجبات ثلاثة، فالأول: كونه صلى الله عليه وسلم شافعا. والثاني: كونه مشفعا أي: مقبول الشفاعة. والثالث: كونه مقدما على غيره، فانه حين يشتد الهول ويتمنى الناس الانصراف ولو للنار يلهمون أن الأنبياء هم الواسطة بين الله وخلقه، فيذهبون إلى آدم فيقولون له: أنت أبو البشر اشفع لنا فيقول: لست لها لست لها، نفسي نفسي، لا أسال اليوم غيرها، ويعتذر بالأكل من الشجرة، فيذهبون إلى نوح ويسألونه الشفاعة، فيعتذر لهم، وهكذا، وبين كل نبي ونبي ألف سنة، فلما يذهبون إلى سيدنا محمد، ويسألونه الشفاعة فيقول: أنا لها أنا لها، أمتي أمتي، فيسجد تحت العرش فينادى من قبل الله: يا محمد ارفع رأسك، واشفع تشفع، فيرفع رأسه ويشفع في فصل القضاء، وحينئذ يفتح باب الشفاعة لغيره، وهذه هي الشفاعة العظمى، وهي مختصة به، قطعا، وهي أول المقام المحمود المذكور في قوله تعالى: {عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا} [الإسراء: ٧٩] أي: يحمدك فيه الأولون والآخرون، وآخر استقرار أهل الجنة في الجنة وأهل النار في النار. 

الأجوبة الغالية ص ٦٥

س: هل يجوز طلب الاستغاثة من غير الله؟
ج: نعم, يجوز طلبها من غيره تعالى باعتبار أن المخلوق –المستغاث به- سبب و واسطة, فإن الإغاثة وإن كانت هى من الله عز وجل على الحقيقة فلا ينافى أن الله تعالى جعل لذلك أسبابا ووسائط أعدها له, والدليل على ذلك قوله صلى الله عليه وسلم “والله فى عون العبد مادام العبد فى عون أخيه” رواه مسلم.

منار القاري شرح مختصر صحيح البخاري ج ٣ ص ٤٨
" فبينما هم كذلك استغاثوا بآدم ثم بموسى ثم بمحمد " أي ذهبوا إلى الأنبياء السابقين من آدم إلى نوح إلى عيسى يلتمسون منهم الشفاعة لفصل القضاء، فلم يشفعوا لهم، فذهبوا إلى سيدنا محمد - صلى الله عليه وسلم -، فشفّعه الله في خلقه.

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama