Foto: Merdeka.com
Pertanyaan:
assalamu'alaikum ijin bertanya, kalau makan ikan kolam atau ikan darat yang sudah mati sendiri dimakan apakah ini haram termasuk bangkai, jazakallahu
[Purnawarman]
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Selama ini mungkin sebagian orang memahami bahwa hanya ikan yang hidupnya di air laut (air asin) saja bangkainya halal dimakan, sedangkan bangkai ikan yang hidupnya di air darat, di akuarium dan sebagainya tidak halal. Karena mereka memahami nas yang menyebutkan hewan laut dengan istilah البحر seperti hadits yang menyebutkan tentang laut:
هو الطهور ماؤه الحل ميتة.
"Laut itu suci dan halal bangkainya".
Dan tidak mengesampingkan hadits:
أحلت لنا ميتتان ودمان: السمك والجراد، والكبد والطحال.
Hadits terakhir tanpa menyebutkan apakah ikan tersebut dari laut atau di air darat.
Tentunya pemahaman seperti itu kurang tepat karena penyebutan ikan sebagai hewan laut menjelaskan bahwa ikan tidak bisa hidup kecuali di air, bukan mengesampingkan air darat umpamanya, sebab tidak akan ada ikan yang bisa lama bertahan hidup di daratan yakni tanpa di air, makanya disebut hewan laut. Karenanya walaupun ikan itu berada bukan di air laut alias air asin seperti air tawar, seperti halnya ikan hias juga berlaku hukum tersebut yakni bangkainya halal dimakan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang namanya ikan berhukum suci walaupun menjadi bangkai dan ketika Masih hidup halal dimakan termasuk ketika sudah mati walaupun matinya disebabkan apalah itu, walaupun hidupnya tidak di air laut alias air asin tetap berhukum seperti itu, sedangkan penyebutan ikan sebagai hewan laut maknanya ia tidak bisa hidup lama kecuali hanya di air, tanpa air ia tidak akan bisa bertahan lama.
Wallahu A'lam
Ibarat :
Kitab Hasyiyah I'aanah at Thoolibiin Juz 1 Halaman 90:
(قوله: لحل تناول الأخيرين) أي السمك والجراد، لقوله - صلى الله عليه وسلم -: أحلت لنا ميتتان ودمان: السمك والجراد، والكبد والطحال.
وقوله - صلى الله عليه وسلم - في البحر: هو الطهور ماؤه الحل ميتة.
ولا يحل إلا الطاهر.
والمراد بالسمك كل ما لا يعيش في البر من حيوان البحر.
قال العمريطي في نظم التحرير: وكل ما في البحر من حي يحل وإن طفا أو مات أو فيه قتل فإن يعش في البر أيضا فامنع كالسرطان مطلقا والضفدع وقوله: وإن طفا: أي علا.
اه بجيرمي
• Kitab Hasyiyah Al Jamal Ala Syarh Al Manhaj Juz 5 Halaman 269:
(فَرْعٌ) اسْتِطْرَادِيٌّ وَقَعَ السُّؤَالُ عَنْ بِئْرٍ تَغَيَّرَ مَاؤُهَا وَلَمْ يُعْلَمْ لِتَغَيُّرِهِ سَبَبٌ ثُمَّ فُتِّشَ فِيهَا فَوُجِدَ فِيهَا سَمَكَةٌ مَيِّتَةٌ وَأُحِيلَ التَّغَيُّرُ عَلَيْهَا فَهَلْ الْمَاءُ طَاهِرٌ أَوْ مُتَنَجِّسٌ؟ وَالْجَوَابُ أَنَّ الظَّاهِرَ بَلْ الْمُتَعَيِّنُ الطَّهَارَةُ؛ لِأَنَّ مَيْتَةَ السَّمَكِ طَاهِرَةٌ وَالْمُتَغَيِّرُ بِالطَّاهِرِ لَا يَتَنَجَّسُ ثُمَّ إنْ لَمْ يَنْفَصِلْ مِنْهَا أَجْزَاءٌ تُخَالِطُ الْمَاءَ وَتُغَيِّرُهُ فَهُوَ طَهُورٌ؛ لِأَنَّ تَغَيُّرَهُ بِمُجَاوِرٍ وَإِلَّا فَغَيْرُ طَهُورٍ إنْ كَثُرَ التَّغَيُّرُ بِحَيْثُ يَمْنَعُ إطْلَاقَ اسْمِ الْمَاءِ عَلَيْهِ اهـ ع ش عَلَى م ر
• Kitab Al Majmuu' Syarh Al Muhadzdzab Juz 9 Halaman 31:
* (أَمَّا) الْأَحْكَامُ فَقَالَ أَصْحَابُنَا الْحَيَوَانُ الَّذِي لَا يُهْلِكُهُ الْمَاءُ ضَرْبَانِ
(أَحَدُهُمَا)
مَا يَعِيشُ فِي الْمَاءِ وَإِذَا خَرَجَ مِنْهُ كَانَ عَيْشُهُ عَيْشَ الْمَذْبُوحِ كَالسَّمَكِ بِأَنْوَاعِهِ فَهُوَ حَلَالٌ وَلَا حَاجَةَ إلَى ذَبْحِهِ بِلَا خِلَافٍ بَلْ يَحِلُّ مُطْلَقًا سَوَاءٌ مَاتَ بِسَبَبٍ ظَاهِرٍ كَضَغْطَةٍ أَوْ صَدْمَةِ حَجَرٍ أَوْ انْحِسَارِ مَاءٍ أَوْ ضَرْبٍ مِنْ الصَّيَّادِ أَوْ غَيْرِهِ أَوْ مَاتَ حَتْفَ أَنْفِهِ سَوَاءٌ طَفَا عَلَى وَجْهِ الْمَاءِ أَمْ لَا وَكُلُّهُ حَلَالٌ بِلَا خِلَافٍ عِنْدَنَا
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)
Link Diskusi: