Foto: Tempo.com
Pertanyaan:
Ada seseorang wakaf taanah untuk mushola kemudian,mushola itu ruksak,lalu oleh si waqif mau di bngun kuburan bekas bangunan mushola itu bagaimna hukumnya kiaayi?
[جلال الدين الرومي]
Jawaban:
Ketika seseorang mewakafkan untuk dibangun mushalla lalu sewaktu-waktu mushalla itu dirubah dijadikan kuburan namanya merubah fungsi, artinya: Yang dulu fungsi mushalla untuk tempat shalat dan semisalnya dan ketika dirubah jadi kuburan tentu fungsinya berubah menjadi tempat pemakaman.
Dalam Madzhab Syafi'i berkenaan masalah merubah barang wakaf amatlah ketat karena di Madzhab Syafi'i tidak boleh merubah fungsi barang wakaf seperti wakaf rumah dijadikan kebun, begitu pula sebaliknya atau yang ditanyakan wakaf mushalla dijadikan tempat pemakaman. Ketidak bolehan ini bila si waqif (orang berwakaf) tidak mensyaratkan kemaslahatan, bila tidak seperti ada ungkapannya boleh dirubah demi menimbang maslahat wakaf maka boleh seperti ia berungkap sewaktu mushalla sudah rusak atau tempatnya sudah tidak layak boleh dirubah dijadikan selainnya maka boleh. Menurut Imam Subki boleh merubah benda wakaf menjadi hal lain boleh dengan tiga syarat yaitu: Perubahan itu sedikit yang tidak merubah musamma (esensi dari nama suatu benda), dan tidak menghilangkan sekecil apapun dari bendanya, bahkan boleh memindahkan ke arah yang lain, dan (syaratnya) itu kemaslahatan wakaf.
Berdasarkan penjelasan di atas merubah mushalla jadi tempat pemakaman tidak boleh kecuali untuk kemaslahatan wakaf atau ada syarat dari waqif yang membolehkan dirubah. Hal ini saya samakan kalau dapat izin dari yang mewakafkan maka diperbolehkan juga.
وَلَا تَغْيِير هَيئته كجعل الْبُسْتَان دَارا عَكسه مَا لم يشرط الْوَاقِف الْعَمَل بِالْمَصْلَحَةِ وَإِلَّا فَيجوز تَغْيِير الْوَقْف بحسبها. قَالَ السُّبْكِيّ يجوز تَغْيِيره فِي غير صُورَة الشَّرْط بِثَلَاثَة شُرُوط أَن يكون يَسِيرا لَا يُغير مُسَمَّاهُ وَأَن لَا يزِيل شَيْئا من عينه بل يَنْقُلهُ من جَانب إِلَى آخر وَأَن يكون فِيهِ مصلحَة للْوَقْف
“Tidak boleh merubah bentuknya (fungsi) (barang wakaf) seperti menjadi kebun jadi Rumah (juga) sebaliknya selagi waqif tidak mensyaratkan kemaslahatan jika tidak (seperti waqif mensyaratkan kemaslahatan) boleh merubah benda wakaf dengan perhitungannya (kemaslahatan). Subki berkata: Boleh merubah benda wakaf menjadi hal lain dengan tiga syarat, yaitu: Perubahan itu sedikit yang tidak merubah musamma (esensi dari nama suatu benda), dan tidak menghilangkan sekecil apapun dari bendanya, bahkan boleh memindahkan ke arah yang lain, dan (syaratnya) itu kemaslahatan wakaf”.
[Nihaayah Az Zain Halaman 279-280]
(قوله: ولا يباع موقوف) أي ولا يوهب للخبر المار أول الباب، وكما يمتنع بيعه وهبته، يمتنع تغيير هيئته جعل البستان دارا. وقال السبكي يجوز بثلاثة شروط: أن يكون يسيرا لا يغيره مسماه، وعدم إزالة شئ من عينه بل ينقله من جانب إلى آخر، وأن يكون فيه مصلحة للوقف أفاده م ر
“(Keterangan Pengarang "Dan tidak diperkenankan menjual benda wakaf") artinya dan tidak diperkenankan pula menghibahkan berdasarkan yang telah lewat pada awal bab, dan sebagaimana dilarang menjualnya dan menghibahkannya dilarang pula merubah bentuknya (fungsi) seperti menjadikan kebun sebagai rumah. Subki berkata: Boleh (merubah benda wakaf) dengan tiga syarat yaitu: Perubahan itu sedikit yang tidak merubah musamma (esensi dari nama suatu benda), dan tidak menghilangkan sekecil apapun dari bendanya, bahkan boleh memindahkan ke arah yang lain, dan (syaratnya) itu kemaslahatan wakaf, ini pula Di Faedah kan oleh Syekh Muhammad Ar Ramli (Pengarang Kitab Nihaayah Al Muhtaaj-Penyunting)”
[Hasyiyah I'aanah At Thaalibiin III/179]
Wallahu A'lamu Bis Shawaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)
Link Diskusi:
Artikel terkait: