1903. MENYALURKAN ZAKAT UNTUK MASJID

Foto: BMH


Pertanyaan:
Assalamu'alaikum..izin mau bertanya🙏🙏
Jika boleh zakat fitrah ke masjid atau lembaga yayasan..maka siapa yang boleh menerima zakat tersebut?? Apakah pengurus masjid atau harus ad SK dari hakim/prmerintah??🙏🙏
[Emi Ansori]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh 

Masjid tidak berhak disalurkan harta zakat secara mutlak sebab yang menerima zakat itu adalah orang muslim lagi merdeka, karenanya tidak boleh memberikan zakat kepada masjid, hal ini berbeda masalah wasiat.

بغية المسترشدين صحـ ١٠٦
(مسألة) لا يستحق المسجد شيئاً من الزكاة مطلقاً ، إذ لا يجوز صرفها إلا لحرّ مسلم ، وليست الزكاة كالوصية ، فيما لو أوصى لجيرانه من أنه يعطي المسجد كما نص عليه ابن حجر في فتاويه خلافاً لـ : (بج) ، لأن الوصية تصح لنحو البهيمة كالوقف بخلاف الزكاة.

“(Masalah) Masjid tidak berhak menerima sesuatu pun dari zakat secara mutlak, karena zakat hanya boleh disalurkan kepada orang merdeka yang beragama Islam. Dan zakat tidak sama dengan wasiat. Jika seseorang berwasiat untuk memberikan sesuatu kepada tetangganya atau kepada masjid, seperti yang dinaskan oleh Ibn Hajar dalam fatwanya, yang berbeda dengan pendapat (Bujairi), karena wasiat dapat sah untuk hewan atau waqaf, tidak seperti zakat”.
[Bughyah Al Mustarsyidiin Halaman 106]

Meskipun demikian bila mengikuti pendapat sebagian Ulama yang memasukkan SABILILLAH pada bab zakat untuk semua jalur kebaikan dan sosial dan termasuk memakmurkan masjid seperti yang diungkapkan oleh Syeikh Ar Raziy dalam tafsirnya mengutip dari Imam Al Qaffal (sebagian Ulama Syafi'iyah) maka boleh menyalurkan zakat kepada pembangunan atau untuk memakmurkan masjid atas nama SABILILLAH, namun ini bukan pendapat yang kuat, kalau pun memakai pendapat ini maka diperbolehkan menyalurkan zakat kepada masjid untuk memakmurkan masjid dan semisalnya. Berpijak pada pendapat ini maka yang menerima zakat atas nama masjid itu adalah pengurus masjid, lalu pengurus masjid yang menyalurkan untuk memakmurkan masjid dan tidak digunakan hal lain.

Wallahu A'lam 


تفسير الرازي الجزء السادس عشر ص ٨٧
الصِّنْفُ السَّابِعُ: قَوْلُهُ تَعَالَى: وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ الْمُفَسِّرُونَ: يَعْنِي الْغُزَاةَ. قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ:

يَجُوزُ لَهُ أَنْ يَأْخُذَ مِنْ مَالِ الزَّكَاةِ وَإِنْ كَانَ غَنِيًّا وَهُوَ مَذْهَبُ مَالِكٍ وَإِسْحَاقَ وَأَبِي عُبَيْدٍ. وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ وَصَاحِبَاهُ رَحِمَهُمُ اللَّهُ: لَا يُعْطَى الْغَازِي إِلَّا إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا.

وَاعْلَمْ أَنَّ ظَاهِرَ اللَّفْظِ فِي قَوْلِهِ: وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يُوجِبُ الْقَصْرَ عَلَى كُلِّ الْغُزَاةِ، فَلِهَذَا الْمَعْنَى نَقَلَ الْقَفَّالُ فِي «تَفْسِيرِهِ» عَنْ بَعْضِ الْفُقَهَاءِ أَنَّهُمْ أَجَازُوا صَرْفَ الصَّدَقَاتِ إِلَى جَمِيعِ وُجُوهِ الْخَيْرِ مِنْ تَكْفِينِ الْمَوْتَى وَبِنَاءِ الْحُصُونِ وَعِمَارَةِ الْمَسَاجِدِ، لِأَنَّ قَوْلَهُ: وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ عَامٌّ فِي الْكُلِّ.


Artikel terkait:

Komentari

Lebih baru Lebih lama