0158. FIQIH THOHAROH : MENGGABUNGKAN DUA NIAT BERSUCI

ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·12 NOVEMBER 2016

PERTANYAAN  
> Abdullah Al-Jamal
Assalamu'alaikum
Mau tanya kyai, apa benar orang yang mandi wajib hadats kecilnya juga  ikut terangkat dalam arti tidak perlu wudhu lagi. Ada juga yang bilang  jika selesai mandi tersebut langsung shalat tanpa melakukan wudhu lagi  dihukumi sah.
Mohon Pencerahannya.
Wassalamu'alaikum

JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Wa'alaikumussalam

Menurut  pendapat yang paling shahih dalam Madzhab Syafi'i bila seseorang  melakukan mandi janabah (mandi wajib) maka hadats kecil juga ikut  terangkat dan bahkan bila ia langsung shalat setelah mandi tanpa  melakukan wudhu lagi hukumnya sah dengan ketentuan tidak melakukan perkara yang membatalkan wudhu. Yang demikian dengan syarat mandinya sah.

فرع
من  اجتمع عليه حدثان : أصغر . وأكبر . فيه أوجه . الصحيح : يكفيه غسل جميع  البدن بنية الغسل وحده ، ولا ترتيب عليه . والثاني : يجب نية الحدثين إن  اقتصر على الغسل . والثالث : يجب وضوء مرتب ، وغسل جميع البدن . فإن شاء  قدم الوضوء ، وإن شاء أخره . والرابع : يجب وضوء مرتب ، وغسل باقي البدن .  هذا كله إذا وقع الحدثان معا ، أو سبق الأصغر ، وأما إذا سبق الأكبر ،  فطريقان . أصحهما : طرد الخلاف . والثاني : القطع بالاكتفاء بالغسل .

Cabang :
Barang siapa yang terkumpul padanya dua hadats, kecil dan besar, maka terdapat beberapa pendapat :
1.  Pendpat yang shohih adalah cukup baginya membasuk seluruh badannya  dengan niat mandi saja dan tidak memerlukan tartib (urutan dalam wudhu)
2. Jika melakukan mandi saja maka wajib niat dua hadats
3. Wajib wudhu secara urut dan membasuh seluruh badan, boleh wudhu di awal atau di akhir mandi
4. Wajib wudhu secara urut dan membasuh sisa badan yang belum terkena air.
Itu semua jika hadasnya terjadi secara bersamaan atau hadas kecil mendahulinya.
 Adapun jika hadast besarnya yang mendahului hadas kecil maka ada dua pendapat :
1. Pendapat yang paling sohih adalah sebgaimana hilaf diatas.
2. Sudah pasti cukup dengan sekali mandi.
Roudhooh at-Thoolibiin I/94

Link Kitab Online:
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php... [http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php...] 

ﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺍﻟﺘﺎﺳﻌﺔ ﺇﺫﺍ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﺃﻣﺮﺍﻥ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﻭﺍﺣﺪ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﻣﻘﺼﻮﺩﻫﻤﺎ ، ﺩﺧﻞ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮ ﻏﺎﻟﺒﺎ
فَمِنْ  فُرُوعِ ذَلِكَ إذَا اجْتَمَعَ حَدَثٌ وَجَنَابَةٌ, كَفَى الْغُسْلُ عَلَى  الْمَذْهَبِ, كَمَا لَوْ اجْتَمَعَ جَنَابَةٌ وَحَيْضٌ

“Qaidah  ke sembilan : Apabila ada dua perkara yang sejenis dan maksud  (tujuannya) tidak berbeda berkumpul jadi satu maka secara umum salah  satunya masuk kepada yang lain”
Diantara yang masuk dalam qaidah ini adalah :
Apabila  hadats dan junub berkumpul menjadi satu, maka cukup mandi saja menurut  madhab Syafi’i, seperti halnya berkumpulnya junub dan hadats dan hadats  sebab haidl, maka cukup mandi satu saja.
al-Ashbah wa an-Nazhooir Hal. 86

Wallahu A'lamu Bis Showaab 

Link Asal>>
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1152406728140644/

Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0158-fiqih-thoharoh-menggabungkan-dua-niat-bersuci/1152523484795635/

Komentari

Lebih baru Lebih lama