0722. PUASA SEBELUM TANGGAL SEPULUH DZULHIJJAH

Pertanyaan:
Tasya Tasya
Apa betul hari ini tgl 1 dzulhijjah mulai puasa sunah idul adha smpai tgl 9 nnti?
🙏🙏🙏

Jawaban:
Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Dalam kitab-kitab fiqih Mu'tabar tidak ada disebutkan adanya kesunahan puasa dari hari pertama Dzulhijjah sampai 8 Dzulhijjah, demikian pula dalam kitab-kitab Hadits Mu'tabar, sehingga puasa mulai tanggal satu Dzulhijjah tidak sunah disamping tidak ada dalil yang menyebutkannya, kecuali puasa tanggal 8, 9 dan sepuluh Dzulhijjah itu hukumnya sunah.

Meskipun demikian, sebagian Ulama hadits ada yang menyebutkan terdapatnya puasa dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, karena mengambil dalil dari hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi Seperti berikut:
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((ما من أيام أحب إلى الله أن يتعبد له فيها من عشر ذي الحجة، يعدل صيام كل يوم منها بصيام سنة، وقيام كل ليلة منها بقيام ليلة القدر)) ، رواه الترمذي، وابن ماجه، وقال الترمذي: إسناده ضعيف.
Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata, Telah bersabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, satu hari berpuasa didalamnya setara dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar" (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah, berkata Tirmidzi: Isnadnya dho'if)

Oleh karena itu, puasa dihari-hari sebelum 8 Dzulhijjah tidak sunah karena tidak ada anjuran dari Nabi dan para Ulama, namun mulai dari tanggal 8 - 10 Dzulhijjah itu hukumnya sunah puasa. Kecuali menurut sebagian Ulama hadits seperti Syeikh Ibn Malik yang mentakwil hadits diatas dengan puasa sunah dari mulai tanggal 1 sampai hari Arafah, tapi sayang hadits tersebut dho'if sehingga tidak bisa dijadikan dalil, terlebih menurut sebagian Ulama Syafi'iyah hadits tersebut bukan bermaksud puasa sunah tanggal 1 Dzulhijjah tapi menunjukkan puasa tanggal 8 Dzulhijjah, dan para Ulama menyebutkan puasa tanggal 8, 9 sampai 10 Dzulhijjah sunah.

Sebaiknya amalkan amalan yang ada tuntutan dari Nabi dan para Ulama, jika amalan itu tidak ada anjuran Nabi khususnya Ulama hendaknya tinggalkan.

CATATAN:
Penjelasan saya diatas mengesampingkan puasa pada tanggal 10 Dzulhijjah sebab pada tanggal tersebut haram puasa sebab hari itu adalah hari raya idul Adha.

Walllahu A'lamu Bis Showaab

Abdur Rahman
iyh 
faidah nya
*Berikut keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiah, dan Arafah.*

- Tanggal 1 Dzulhijjah

Allah SWT mengampuni Nabi Adam AS di Arafah, maka yang berpuasa di hari itu akan diampuni dosa-dosanya.

- Tanggal 2 Dzulhijjah

Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun, maka orang yang berpuasa di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat.

- Tanggal 3 Dzulhijjah

Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya AS, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dikabulkan doanya.

- Tanggal 4 Dzulhijjah

Nabi Isa AS dilahirkan, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihilangkan kesusahan dan dikumpulkan bersama orang mulia di hari kiamat.

- Tanggal 5 Dzulhijjah

Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya, maka orang yang berpuasa di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.

- Tanggal 6 Dzulhijjah

Allah membukakan pintu kebaikan semua nabi, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang.

- Tanggal 7 Dzulhijjah

Pintu neraka jahanam dikunci dan tidak akan dibuka sebelum berakhir pada 10 Dzulhijjah.

Maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihindarkan dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran dan dibukakan 30 pintu kemudahan untuknya.

- Tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah)

Keistimewaan puasa Tarwiyah adalah menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.

- Tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah)

Khusus untuk Puasa Arafah, fadhillahnya adalah mendatangkan kemuliaan bagi yang menjalankannya, antara lain:

1. Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.

2. Bertambah harta.

3. Dijamin kehidupan rumah tangganya.

3. Dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.

4. Dilipatgandakan amal dan ibadahnya.

5. Dimudahkan kematiannya.

6. Diterangi kuburnya selama di alam Barzah.

7. Diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.

8. Diselamatkan dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.

Link Diskusi:

إعانة الطالبين ج ٢ ص ٣٠٠
قوله: ويتأكد صوم الثمانية قبله) أي يوم عرفة، فعليه يكون الثامن مطلوبا من جهتين: جهة الاحتياط لعرفة، وجهة دخوله في العشر غير العيد.

كما أن صوم يوم عرفة مطلوب أيضا من جهتين: كونه من عشر ذي الحجة، وكونه يوم عرفة.

(قوله: للخبر الصحيح فيها) أي الثمانية: أي صومها مع صوم يوم عرفة، وذلك لخبر هو أنه - صلى الله عليه وسلم - قال: ما من أيام أحب إلى الله أن يتعبد له فيها من عشر ذي الحجة، يعدل صيام كل يوم منها بصيام سنة، وقيام كل ليلة منها بقيام ليلة القدر.

وورد أيضا أنه - صلى الله عليه وسلم -: كان يصوم تسع ذي الحجة.

شرح النووي على مسلم ج ٨ ص ٧١
بَابُ صَوْمِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ

[1176] فِيهِ قَوْلُ عَائِشَةَ (مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَائِمًا فِي الْعَشْرِ قَطُّ) وَفِي رِوَايَةٍ لَمْ يَصُمِ الْعَشْرَ قَالَ الْعُلَمَاءُ هذا الحديث مما يوهم كراهة صوم العشر وَالْمُرَادُ بِالْعَشْرِ هُنَا الْأَيَّامُ التِّسْعَةُ مِنْ أَوَّلِ ذِي الْحِجَّةِ قَالُوا وَهَذَا مِمَّا يُتَأَوَّلُ فَلَيْسَ فِي صَوْمِ هَذِهِ التِّسْعَةِ كَرَاهَةٌ بَلْ هِيَ مستحبة استحبابا شديدا لاسيما التَّاسِعُ مِنْهَا وَهُوَ يَوْمُ عَرَفَةَ وَقَدْ سَبَقَتِ الْأَحَادِيثُ فِي فَضْلِهِ وَثَبَتَ فِي صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَفْضَلُ مِنْهُ فِي هَذِهِ يَعْنِي الْعَشْرَ الْأَوَائِلَ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ فَيُتَأَوَّلُ قَوْلُهَا لَمْ يَصُمِ الْعَشْرَ أَنَّهُ لَمْ يَصُمْهُ)

مرقاة المفاتيح شرح مشكاه المصابيح ج ٤ ص ١٤١٣
وَعَنْ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - صَائِمًا فِي الْعَشْرِ» ) أَيِ الْعَشْرِ الْأُوَلِ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ (قَطُّ) قِيلَ: دَلَّ الْحَدِيثُ الْمَشْهُورُ وَهُوَ مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ، يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ، وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، عَلَى أَنَّ صَوْمَ تِسْعَةِ أَيَّامٍ مِنْ أَوَّلِ ذِي الْحِجَّةِ سُنَّةٌ فَكَيْفَ لَا يَصُومُ، وَقَوْلُ عَائِشَةَ: مَا رَأَيْتُ. . إِلَخْ لَا يُنَافِي كَوْنَهَا سُنَّةً إِذَا جَازَ أَنَّهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَصُومُ وَلَا تَعْلَمُ هِيَ، وَإِذَا تَعَارَضَ النَّفْيُ وَالْإِثْبَاتُ فَالْإِثْبَاتُ أَوْلَى، ذَكَرَهُ الطِّيبِيُّ

شرح المصابيح لإبن ملك ج ٢ ص ٢٧٠
وعن أبي هريرة أنه قال: قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم: ما من أيام أحب إلى الله أن يتعبد" في محل الرفع بالفاعلية من "أحبَّ" الذي هو أفعل تفضيل.

"له فيها من عشر ذي الحجة يعدل"؛ أي: يسوَّى.

"صيام كل يوم منها"؛ أي: من أول ذي الحجة إلى يوم عرفة.

"بصيام سنة" لم يكن فيها عشر ذي الحجة، وقد صح الحديث في أن صوم يوم عرفة كفارة سنتين.

"ويُعدل قيام كلِّ ليلة منها بقيام ليلة القدر" ضعيف.

Komentari

Lebih baru Lebih lama