0813. BIAYA TAHLILAN DIAMBIL DARI HARTA BERCAMPUR HARTA ANAK YAT DAN JAMINAN

Pertanyaan:
Assalamualaikum yai...
Minta bantuan nyari ta"bir yai...
Deskripsi masalah ;
1. Ketika ada orang yg meninggal (ayah),dan dia punya anak yg masih kecil (anak yatim) ,pada umumnya setelah kematian mengadakan tahlil 3hari 7 hari dst. Dalam hal tahlilan tersebut pasti ada jamuan makanan yg di sediakan shohibul musibah .....

Pertanyaan;
1.bagaimana hukum harta warisan yg masih bercampur dg haq anak yatim tersebut ?
2.bagaimana pula dg jaminan yg disediakan bagi para jamaah tahlil?
3.apa bila tidak diperbolehkan bagaimana solusinnya.?
[Khoirul Wahidin]

Jawaban:
Walaikumsalam

1. Mengadakan tahlilan + Jamuan makan kenduri arwah dari hari pertama sampai 100/1000, bisa menjadi haram bila mana bila biaya tahlilannya diambilkan dari tirkah mayit yang ahli warisnya ada mahjur Alaih (masih belum baligh) dan ada yang tidak rela.

Sehingga untuk menjawab pertanyaan poin 1 acara tahlilan yang biayanya diambilkan dari tirkah mayit yang dimana harta itu bercampur dengan harta anaknya yang yatim Hukumnya haram.

2. Kalau yang dimaksud jaminan ialah menjamin uang dan sebagainya untuk biaya tahlilannya saya rasa tidak masalah namun hukumnya makruh sebab tahlilan yang dibuat dengan cara biayanya tidak lagi ahli waris atau ada penyokong dari luar makruh. Namun, bila biaya tahlilannya hasil sedekah sanak famili dan tetangga serta lainnya tidak masalah.

3. Untuk solusi point 1, hendaknya biaya tahlilannya tidak diambilkan dari tirkah mayit, tapi biaya ahli warisnya.

Walllahu A'lamu Bis Showaab

الفتاوى الفقهيه الكبرى ج ٢ ص ٧

ولا يجوز ان يفعل شيء من ذلك من التركة حيث كان فيها محجور عليه مطلقا أو كانوا كلهم رشداء لكن لم يرض بعضهم.

قرة عين بفتاوى إسماعيل زين الصحفة ٩١-٩٢
فينبغى ان يقيد كلامهم بنوع خاص من اجتماع يوجب استحياء أهل بيت الميت فيطعمونهم كرها أو يحمل على كون بعض الورثة صغيرا أو غائبا او لم يعرف رضاه أو لم يكن الطعام من عند أحد معين من مال نفسه لامن مال الميت قبل قسمته ونحو ذلك انتهى الكلام القارى رحمه الله تعالى وهذا كله كما هو ظاهر فيما إذا لم يوصى الميت باتخاذ الطعام واطعامه للمعزين الحاضرين وإلا فيجب ذلك عملا بوصيته وتكون الوصية معتبرة من الثلث أى ثلث تركة الميت

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama