0929. HUKUM MENGUNCI MASJID



Pertanyaan:

 Assalamualaikum
Izin bertanya, sebagaimana kita saksikan bahwa masjid dibangun untuk digunakan untuk ibadah, tetapi sudah menjadi kebiasaan bahwa diluar waktu sholat pengurus masjid sering mengunci masjid sehingga orang mau beribadah tidak bisa karena masjid terkunci. Jadi, bagaimana fiqih menanggapi persoalan pengurus masjid mengunci masjid apakah diperbolehkan atau tidak, bukankah perbuatan itu termasuk menghalangi orang ibadah?
Tolong tampilkan ibarotnya. Terimakasih
[Abdullah Salam]

Jawaban:
Walaikumussalam

Menurut pendapat Madzhab Syafi'i dan Mayoritas Ulama boleh mengunci masjid diluar waktu shalat terutama sekali sebagai bentuk perlindungan terhadap masjid, menjaganya dari segala perbuatan yang tidak etis seperti pencurian dan lain sebagainya, hal ini berbeda dengan pendapat dari kalangan Hanafiyah yang melarangnya dengan larangan makruh dan juga haram dengan alasan kalau masjid terkunci mencegah orang beribadah.

Dasar keterangan:

إِغْلاَقُ الْمَسْجِدِ فِي غَيْرِ أَوْقَاتِ الصَّلاَةِ
48 - ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ وَهُوَ قَوْلٌ لِلْحَنَفِيَّةِ إِلَى أَنَّهُ لاَ بَأْسَ بِإِغْلاَقِ الْمَسَاجِدِ فِي غَيْرِ أَوْقَاتِ الصَّلاَةِ، صِيَانَةً لَهَا وَحِفْظًا لِمَا فِيهَا مِنْ مَتَاعٍ، وَتَحَرُّزًا عَنْ نَقْبِ بُيُوتِ الْجِيرَانِ مِنْهَا، وَخَوْفًا مِنْ سَرِقَةِ مَا فِيهَا (2) .
وَذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ إِلَى أَنَّهُ يُكْرَهُ تَحْرِيمًا إِغْلاَقُ بَابِ الْمَسْجِدِ لأَِنَّهُ يُشْبِهُ الْمَنْعَ مِنَ الصَّلاَةِ وَالْمَنْعُ مِنَ الصَّلاَةِ حَرَامٌ (3) لِقَوْلِهِ تَعَالَى: {وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا} (4) .
_____________
(2) فتح القدير والعناية بهامشه 1 / 299، وإعلام الساجد بأحكام المساجد 340، 344، والآداب الشرعية لابن مفلح 3 / 406.
(3) فتح القدير والعناية بهامشه 1 / 299.
(4) سورة البقرة / 114
MENGUNCI MASJID SELAIN PADA WAKTU SHALAT

Mayoritas Ulama Ahli Fiqih itu pula satu pendapat dari kalangan Hanafiyah berpandangan bahwa tidak mengapa mengunci masjid selain pada waktu shalat sebagai perlindungan dan memelihara masjid dari gangguan, melindungi dari perbuatan tetangga dan dikhawatirkan terjadi pencurian terhadap masjid. Sedangkan kalangan Hanafiyah berpandangan bahwa makruh tahrim mengunci pintu masjid karena sama halnya dengan mencegah dari shalat sedangkan mencegah dari shalat haram hukumnya berdasarkan firman Allah "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya dan berusaha merobohkannya?" (QS. Al-Baqarah ayat 114)
[Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah XXVII/228]

لا بأس بإغلاق المسجد في غير وقت الصلاة صيانة وحفظا لما فيه خلافا لأبي حنيفة فإنه منع من غلقها بحال، قاله الصيمري في شرح الكفاية ونقله في الروضة عنه، وأقره وجزم به قبل باب السجدات وفي بعض كتب الحنفية: يكره غلق باب المسجد لقوله تعالى ومن أظلم ممن منع مساجد الله أن يذكر فيها اسمه، وخولف في ذلك، فقيل: كان هذا في زمان السلف، فأما زمننا وقد كثرت الجنايات فلا بأس بإغلاقه احتياطا على متاع المسجد وتحرزا عن نقب بيوت الجيران من المسجد.
Tidak mengapa mengunci masjid selain waktu shalat sebagai perlindungan dan memelihara masjid berbeda dengan pendapat Abu Hanifah yang melarangnya pada segenap kondisi, demikian dikemukakan Shoimiriy dalam Syarh al Kifaayah dan dinuqil dalam kitab Roudhoh darinya dan (Imam Nawawi dalam kitab Roudhoh) menyetujuinya sebelum bab Sajdaat. Pada sebagian kitab-kitab kalangan Hanafiyah 'Makruh mengunci pintu masjid berdasarkan firman Allah "Dan siapakah yang lebih dzolim daripada orang yang melarang dari masjid-masjid Allah untuk menyebut namanya dan merobohkannya?", (Sedangkan mengunci masjid) menyalahi itu. Menurut sebagian pendapat ayat itu ditujukan pada masa SALAF, sedangkan zaman kita yaitu zaman kebanyakannya terjadi jinayah maka tidak mengapa mengunci masjid sebagai perlindungan terhadap masjid dan melindungi dari pengeboran rumah-rumah tentangga dari masjid.
[I'laam as Saajid Bi Ahkaam al Masaajid Halaman 340]

[مسألة]: يجوز إغلاق المسجد في غير وقت الصلاة صيانه له ولآلته عن الامتهان والضياع، فلو فرض أن ناسخا دخل لنسخ القرآن وكان في جلوسه امنهان للمسجد بسبب من يدخل عليه، وأراد الناظر غلقه لذلك أجيب، ومنع الناسخ المذكور من الجلوس فيه
[Bughyah al Mustarsyidiin Halaman 160]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama