1147. HUKUM SUNTIKAN SAAT PUASA





Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wa barokaatuh kepada yth; para ustad/ustdzh yg kami hormati.
Sy mau tanya.boleh kah kita suntik kedokter disaat kita sedang saum atau puasa?
Trs gimana dgn puasa kita batal ap tidak? Terimakasih atas jawaban nya 
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokaatuh
[Dedi]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Melakukan Suntikan saat menjalani puasa para Ulama berselisih pendapat apakah membatalkan puasa atau tidak. Namun demikian menurut pendapat saya paling shahih sebagaimana dikatakan Syekh Hasan bila suntikan itu berisi suplemen makanan atau pengganti vitamin makanan maka membatalkan puasa, bahkan Syeikh Umar As-Syathiriy mengatakan itu adalah Ijma' (kesepakatan Ulama). Sedangkan ketika suntikan itu tidak berisi suplemen makanan atau pengganti vitamin atau hanya berisi obat maka yang diterangkan oleh Syeikh Hasan dirinci dulu:
• Apabila disuntikkan pada bagian atau organ tubuh yang berongga seperti melalui urat maka batal puasanya
• Bila disuntikkan pada selain bagian yang berongga seperti pada otot semisal lengan dan lain sebagainya tidak membatalkan puasa.

Namun demikian, Syeikh Umar As-Syathiriy mengatakan bahwa masalah suntikan yang tidak mengandung suplemen makanan atau pengganti vitamin atau penguat tenaga terjadi khilaf Ulama namun beliau sendiri menyebutkan bila dalam keadaan genting betul yang mengharuskan melakukan Suntikan saat puasa hendaknya dilakukan kemudian sebagai perbuatan berhati-hati hari yang melakukan Suntikan itu puasanya diqodho' setelah Ramadhan, ini perbuatan berhati-hati, sebab memasukkan atau menyampaikan sesuatu kedalam tubuh ketika berpuasa membatalkan puasa bila dimasukkan pada lubang terbuka. Sedangkan Infus maka membatalkan puasa secara mutlak dengan alasan infus untuk pasien diperuntukkan untuk pengganti makanan pasien, penguat tenaga, dan untuk pengganti cairan tubuh karenanya membatalkan puasa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melakukan Suntikan saat puasa ada dua keadaan:
• Bila mengandung suplemen makanan atau pengganti vitamin batal secara mutlak
• Bila tidak mengandung suplemen makanan atau hanya berisi obat terjadi perselisihan pendapat, menurut Syekh Hasan bila disuntikkan pada bagian tubuh yang berongga seperti melalui urat batal dan bila selainnya tidak batal. Namun menurut Syeikh Umar As-Syathiriy demi berhati-hati mengqodgo'nya.

Dasar keterangan:


١ _ حُكمُ الْإِبْرَة : تجوزُ للضرورة٬ ولكنِ اختلفوا في إِبطِالها للصومِ علٰی ثَلَاثَةِ أَقْوَال: 
١) ففي قَوْلٍ انها تُبْطِلُ مُطْلَقًا٬ إنها وَصلَت الٰی الجوف.
٢) وفي قول إنها لا تُبْطِلُ مُطْلَقًا٬ لأنها وصلَت إلیٰ الجوفِ مِنْ غَيْرِ مُنْفَذٍ مَفْتُوحٍ.
٣) وقولٍ فِيهِ تَفصيل ۔ وَهُوَ الأَصَح ۔ إذا كانتْ مُغذِّيةً فتُبْطِلُ الصوم، وإذا كانتْ غيرَ مُغَذّيةٍ فننظرُ: 
إذا كانَ في العُروقِ المُجوّفةِِ ۔ وَهِيَ الأَورِدة ۔ فتبطلُ.
وإذا كانَ في العَضْلِ ۔ وَهِيَ العُرُوقُ غيرُ المُجوّفَةِ : فلا تُبْطِلُ.
HUKUM SUNTIKAN
Boleh karena darurat apakah batal puasanya, ada tiga pendapat:
1. Batal secara mutlak karena sampai pada rongga atau lubang
2. Tidak batal secara mutlak karena sampai pada rongga atau lubang yang tidak terbuka
3. Dirinci - Inilah pendapat yang paling shahih:
• Bila mengandung suplemen makanan atau pengganti vitamin atau pengganti makanan maka batal dan bila tidak mengandung suplemen makanan dirinci: 
• Bila disuntikkan pada bagian yang berongga - urat - maka batal
• Bila disuntikkan pada otot - bagian yang tidak berongga - maka tidak batal.
[At Taqriidaah as Sadiidah Halaman 452]


حكم الإبرة
أما حكم الإبرة قالوا: إن الإبرة التي يحقن بها المريض تمرّ بالعروق وتصل الى الجوف فتفسد الصوم. لكن قال البعض العلماء كلما يدخل الى الجسم من منفذ غير طبيعي، إنه لا يبطل به الصوم. لكن رد الفريق الآخر بأن الطعنة إذا وصلت الى البطن، قالوا يبطل بها الصوم وقاسوا عليها الإبرة. وقال الشيخ عبد الله بكير إنها لا تفطر. لكن الأطباء يقولون: كل إبرة تختلط بالدم سواء كانت في الوريد أو تحت جلد. والإبرة التي تحقن في العروق قد تكون مغذية تروى من العطش وتشبع الجيعان. وبقية الإبر تحملها الدورة الدموية الى شرايين الجوف. ولا تصل الى تجويف الجوف. فالإبرة المغذية تفطر بالاجماع، وغير المغذية اختلفوا فيها ، وعلى الصائم أن يحتط. فإن اضطر الى حقن إبرة نهارا وهو الصائم وعليه يقضي. لان كل ما وصل الى الجوف من منفذ مفتوح خلقيا، أو بفعل فاعل، يفطر الصائم. وهناك بعض المتأخرين لهم رسائل في الموضوع. والاطباء لهم كلام. ولكن في هذا المقام ما معنا الا كلام الفقهاء نعتمد عليه مع احترامنا للأطباء.
[Syarh al Yaquut an Nafiis Halaman 466]

Informasi Ibarot:
1. At Taqriidaah as Sadiidah (التقريدة السديدة في مسائل المفيدة), yang ditulis oleh Syeikh Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al Kaaf, diterbitkan oleh Daar Al Miraats an Nabawi - Madinah -

2. Syarh al Yaquut an Nafiis (شرح الياقوت النفيس), ditulis oleh Syeikh Umar As-Syathiriy, diterbitkan oleh Daar Al Hawi

Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Mujawib sekaligus Editor: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama