Pertanyaan:
Mohon untuk di perjelas 🙏🏽🙏🏽🙏🏽
[Intan Aprelita]
Jawaban:
Dari tulisan ini sudah benar semuanya merujuk keterangan dari versi Syafi'iyah sebagaimana tertulis pada blog saya, cuma 1 yaitu Dzihaar dihukumi sebagai thalak. Jelasnya dirinci dulu:
• Apabila ungkapan Dzihaar diikuti dengan thalak maka berhukum thalak. Seperti ungkapan suami "Kau bagiku seperti punggung ibuku, ini thalak bagimu". Dan ungkapan semakna, baik lafadz shorih (jelas) maupun kinayah (sindiran memerlukan niat pengucap).
• Bila lafadz Dzihaar tidak diikuti ungkapan Thalak maka tidak terjadi ketentuan hukum thalak, dalam arti pernikahan antara mereka tetap berjalan dan belum putus , perbuatan itu hanya sebagai pembatal dari suami dan bentuk pelanggaran. Karena itu suami hanya memberikan Kaffarat sebagai tebusan dan Kaffarat dilakukan pada saat itu pula.
NB:
Ketika belum membayar Kaffarat suami haram menyetubuhinya dalam arti kembali kepada istrinya yang sudah ia Dzihaar. Dikecualikan dengan ungkapan "Menyetubuhinya" semacam Menyentuh dengan syahwat, mencium walaupun tanpa syahwat diperbolehkan selain pusar dan lutut, sedangkan padanya haram.
Gimana dengan membayar sebagian Kaffarat dulu sisanya nyusul apa tetap haram?
Iya, tetap haram, hingga menyempurnakan semua Kaffarat, meskipun sebagian Ulama berpendapat sebaliknya.
(Lihat Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibn Qosim Juz 4, Kitab An Nikaah, Ahkaam Adz Dzihaar)
Wallahu A'lam
Ibarot:
الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي ١٤٧/٤
أحكام الظهار:
إذا نطق الزوج بلفظ الظهار الصريح، أو بشيء من ألفاظه الكنائية، وأراد بذلك معنى الظهار، وهو تشبه الزوجة بمحارمه في الحرمة عليه، فإنه ينظر:
ـ فإن أتبع كلامه هذا بالطلاق، فإن حكم الظهار يندرج في الطلاق، ولا يبقى له من أثر، إذ يأتي الطلاق بمثابة تفسير للفظ الظهار، فيلغو حكم الظهار، ويستقر الطلاق.
ـ أما إن لم يتبع ذلك بالطلاق، ولم يحصل ما يقطع النكاح، فإنه يعتبر عائداً في كلامه، مخالفاً لما قاله، فإن عدم انفصاله عن زوجته، وقد شبّهها في الحرمة بمحاربة ـ يعتبر نقضاً منه لهذا التشبيه، ومخالفة لمقتضاه. وعندئذ تلزمه كفّارة، يُكلف بإخراجها على الفور.
Link Diskusi: