1883. MASALAH MENGELAP AIR WUDHU DAN SIKAP MAKMUM DATANG TERLAMBAT SHALAT BERJAMAAH

Foto: Muslim.or.id


Pertanyaan:
Terus maaf lg saya mau nanya kalau abis wudhu di lap gimana hukum nya? 
Trus kalau kita masuk ke mesjid imam sedang tahiyat akhir, apakah sebaiknya kita membentuk sholat berjamaah di belakang dengan orang lain di pojok mesjid ataukah kita masbuk aja dengan imam yang sedang tahiyat akhir?
[Abdul Aziz_Via japri]

Jawaban:
1. Merujuk Madzhab Syafi'i dan kebanyakan yang ditulis Ulama Syafi'iyah dalam kitab mereka yang intinya diantara salah satu sunah wudhu' adalah meninggalkan Tansyif. Yang dimaksud Tansyif adalah mengelap atau mengeringkan air wudhu yang masih ada di anggota wudhu, entah dengan cara menggunakan handuk, kain, tissue, dll. Bila dilakukan adalah menyalahi Sunah dan bahkan ada pendapat yang menghukumi Makruh; alasannya menghilangkan bekas ibadah. Hal ini kalau tanpa hajat, tapi kalau ada hajat seperti karena kedinginan dan semisalnya tidak dianggap menyalahi sunah apalagi Makruh bahkan menurut Imam Ramli bila di anggota wudhu' terdapat najis malah wajib mengelapnya. Meskipun begitu ada juga mendapat yang mensunahkan mengelap air wudhu di anggota wudhu, ada juga pendapat bebas memilih antara meninggalkannya dan melakukannya, inilah yang dipilih Imam Nawawi dalam kitab Al Majmuu'.

Berpijak pada pendapat yang mensunahkan mengelap air wudhu di anggota wudhu atau ada hajat untuk melakukan itu hendaknya jangan menggunakan ujung kain atau bagian bawahnya karena menurut Sebagian pendapat yang melakukan itu mewarisi sifat Faqir dan lupa kecuali karena kepanasan, atau kedinginan ataupun ada najis.

Dasar Keterangan :

ومنها ترك التّنشيف بلاعذرٍ؛ لأنّه يزيل أثر العبادة، أمّابعذر كبرد، وخوف التصاق نجاسة، وإرادة تيمّم عقب الوضوء فلاكراهة، وإن نشف فالأولى أنلايكون بطرف ثوبه ولابذيله؛ لماقيل: إنّه يورث الفقر والنّسيان.
[Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibnu Qasim I/59]

(و) ترك (تنشيف) بلا عذر للاتباع
(قوله: وترك تنشيف) أي ويسن ترك تنشيف - وهو أخذ الماء بنحو خرقة - وذلك لأنه يزيل أثر العبادة فهو خلاف السنة لأنه - صلى الله عليه وسلم - رد منديلا جئ به إليه لأجل ذلك عقب الغسل من الجنابة.
(وقوله: بلا عذر) أما بالعذر، كبرد أو خشية التصاق نجس به أو لتيمم عقبه، فلا يسن تركه بل يتأكد فعله.
اه تحفة.
وقال الرملي: بل يجب إذا خشي وقوع النجس عليه ولا يجد ما يغسله به.
اه.
[Hasyiyah I'aanah at Thaalibiin I/54]

(والتنشيف) وهو: أخذ الماء بنحو منديل، فهو خلاف الأولى بلا عذر، فإن كان عذر .. فيسن، كحر وبرد وخوف التصاق نجس به، وإرادة تيمم، وغسل ميت، ويقدم اليسار فيه، ولو غلب على ظنه التصاق نجس به إن لم ينشف .. وجب، وإذا أراد التنشيف ولو لعذر .. فالأولى أن لا يكون (بثوب) إلا لحر أو برد أو خوف نجاسة كذيله وطرف ثوبه؛ فقد قيل: إنه يورث الفقر.
[Busyraal Kariim I/28]

وَمِنْهَا هَل يسْتَحبّ ترك التنشيف فِيهِ أوجه الصَّحِيح أَن تَركه
[Kifaayah Al Akhyar I/22-23]

2. Apabila kita Ketinggalan dari shalat berjamaah atau sebagai masbuq melihat Imam sesudah melakukan ruku' pada raka'at terakhir atau sedang tasyahud akhir apakah kita langsung masuk ke jama'ah itu atau menunggu imam selesai shalat? (Karena makruh mendirikan dua jama'ah pada satu tempat pada waktu bersamaan). Dalam hal ini terjadi Khilaf:
• Menurut Imam Al Qadhi Husain bagi mereka yang mendapati imam sebagaimana disebutkan diatas langsung bergabung dengan jama'ah tersebut.

• Menurut Imam Al Mutawalli Menunggu imam selesai shalat (salam) lalu membentuk jama'ah yang baru. Pendapat inilah yang Mu'tamad.

Yang Afdhal bagi seseorang yang menemui sebagian shalat berjamaah tengah berlangsung dan mengharapkan ada jama'ah yang lain agar membuat jama'ah yang baru untuk memperoleh jama'ah yang sempurna dari awal dan akhir selagi waktu shalat masih lama sekiranya semua pelaksanaan shalat habis masih dalam waktunya. Ini semua bila mereka mau hanya melakukan sekali shalat, jika tidak yang baik bergabung dengan jama'ah itu kemudian mengulangi lagi jama'ah bersama orang lain. Demikianlah ini dikemukakan oleh Syekh Khathib As Syarbini dalam kitab Mughni Al Muhtaaj.

Karena itulah menanggapi pertanyaan yang diajukan tersebut lebih utama membuat jama'ah yang baru menurut pendapat yang Mu'tamad selagi waktu shalat masih lama, jika tidak langsung bergabung dengan jama'ah tersebut, bila memilih membuat jama'ah yang baru hendaknya dilakukan setelah imam salam bukan jama'ah tersebut sedang berlangsung karena tidak disukai membuat dua jama'ah pada satu tempat dengan waktu yang bersamaan, setelah imam salam baru memulai shalat jama'ah bagi mereka yang belum bergabung tersebut. Ketika menunggu imam salam sampai mengerjakan shalat jama'ah bagi mereka keluar sebagian waktu shalat maka tidak lagi Disunahkan bahkan haram hukumnya.

ويسن لجمع حضروا والامام قد فرغ من الركوع
الاخير أن يصبروا إلى أن يسلم ثم يحرموا - ما لم يضق الوقت -.
ويسن لجمع حضروا والامام قد فرغ من الركوع
الاخير أن يصبروا إلى أن يسلم ثم يحرموا - ما لم يضق الوقت -.
(قوله: ويسن لجمع حضروا الخ) عبارة المغني: (فرع) دخل جماعة المسجد والإمام في التشهد الأخير؟ فعند القاضي حسين
يستحب لهم الاقتداء به، ولا يؤخرون الصلاة.
وجزم المتولي بخلافه، وهو المعتمد.
بل الأفضل للشخص - إذا سبق ببعض الصلاة في الجماعة، ورجا جماعة أخرى يدرك معها الصلاة جميعها في الوقت - التأخير ليدركها بتمامها معها.
وهذا إذا اقتصر على صلاة واحدة، وإلا فالأفضل أن يصليها مع هؤلاء، ثم يعيدها مع الآخرين.
اه.
(قوله: إن يصبروا) قال في فتح الجواد: وإن خرج وقت الاختيار، على الأوجه.
(قوله: إلى أن يسلم) أي الإمام.
(قوله: ثم يحرموا) أي ثم بعد السلام يحرم الذين حضروا.
(قوله: ما لم يضق الوقت) قيد لسنية الصبر، أي محل سنية ذلك إذا لم يضق الوقت، فإن ضاق الوقت بصبرهم، بأن يخرج جميع الصلاة أو بعضها به عن الوقت، فلا يسن لهم الصبر، بل يحرم حينئذ.
[Hasyiyah I'aanah at Thaalibiin II/11]

Wallahu A'lamu Bis Shawaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)


Komentari

Lebih baru Lebih lama